IDAI: Cacar Air Gejalanya Ringan, tapi Bisa Sebabkan Komplikasi pada Anak

4 Oktober 2023 10:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cacar air pada usia remaja. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cacar air pada usia remaja. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cacar air merupakan penyakit kulit yang rentan dialami oleh anak-anak. Cacar air, atau yang dikenal juga sebagai varisela, disebabkan oleh virus Varicella zoster dan infeksinya sangat menular.
ADVERTISEMENT
Sebagian orang tua mungkin melihat cacar air sebagai gejala yang ringan. Tetapi, ternyata pada beberapa kasus bisa menyebabkan komplikasi pada si kecil lho, Moms.
"Cacar air juga bisa bikin komplikasi. Komplikasinya bisa radang otak yang paling kita takutkan, infeksi sekunder pada kulit atau lesi digaruk sampai bernanah, atau laporannya bisa pneumonia. Dan yang paling berat sampai kematian," ungkap Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), dalam seminar media 'Cacar Air pada Anak' secara online, Selasa (3/10).
Menurut Dr Piprim, ketika anak terutama yang sudah bersekolah terkena cacar air, maka dikhawatirkan dapat menghambat aktivitasnya. Misalnya, ia perlu absen sekolah untuk mengisolasi diri atau juga berdampak pada psikologis anak.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, ia berpesan agar orang tua tidak lagi menganggap cacar air sebagai penyakit yang ringan. Apalagi, penularan cacar air, --baik lewat udara maupun kontak kulit--, lebih tinggi daripada COVID-19.
"Varisela walaupun penyakitnya sudah lama ada, tapi dampak-dampak varisela enggak bisa dianggap ringan, sangat merugikan anak-anak maupun keluarganya. Jangan lupa varisela punya tingkat penularan cukup tinggi, sedikit di bawah campak dan jauh di atas COVID. Ini cukup tinggi sebagai suatu penyakit menular," tegas Dr. Piprim.

Memahami Cacar Air Dapat Sebabkan Komplikasi

Dalam data yang dipaparkan oleh Ketua Unit kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, Dr. Anggraini Alam, SpA(K), kelompok paling banyak kena cacar air adalah anak-anak berusia 4-10 tahun.
ADVERTISEMENT
Perlu dipahami juga bahwa beberapa orang bisa sampai mendapat perawatan akibat terkena cacar air. Menurut Dr. Anggi, apaan akrab Anggraini, setidaknya ada 2-3 orang dari 1.000 pasien perlu dirawat di rumah sakit karena cacar air. Kebanyakan dari mereka kena cacar air yang kemudian merembet pada infeksi di parunya.
Ilustrasi cacar air pada bayi Foto: Shutterstock
Dan sekitar 90 persen kejadian cacar air ternyata tertular dari orang terdekat Anda!
"Cacar air itu sangat menular dan lebih aneh lagi kalau tertular, yang tertular akan mengalami cacar air lebih berat. Dikatakan lebih berat, selain bisa kena organ semuanya, tapi juga berat lesi kulitnya. Lenting atau lepuhan berisi air seperti sundutan rokok bisa lebih dari 50 [titik]," jelas Dr. Anggi.
Tingkat keparahan cacar air juga bisa berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang ringan dan berat, dan bahkan dapat menyebabkan komplikasi seperti dijelaskan Dr. Piprim. Mulai dari muncul korengan atau bakteri di kulit, pneumonia, hingga infeksi lainnya.
ADVERTISEMENT
Dr. Anggi mencontohkan beberapa kasus cacar air pada anak yang menyebabkan komplikasi. Misalnya, salah satu pasien anak perempuan datang dengan kejang dan penurunan kesadaran. Beberapa hari sebelum masuk RS, anak tersebut ternyata sedang mengalami cacar air. Tidak sampai 24 jam, anak itu kemudian meninggal akibat komplikasi yang dialaminya. Namun, ia tidak menjelaskan lebih rinci jenis komplikasinya.
Apa saja faktor yang menyebabkan anak dengan cacar air bisa berlanjut pada komplikasi?
Menurut dr. Anggi, beberapa pasien yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta sebelumnya rentan mengalami komplikasi saat kena cacar air. Bisa juga karena daya tahan tubuh atau imunitasnya sangat lemah. Atau bisa juga karena faktor lingkungan.
"Bisa virusnya banyak dan lingkungannya seperti sekarang lagi pancaroba. Karena cacar air, varisela, penularannya secara aerosol, jadi kalau tertutup lebih besar kemungkinan tertular. Itu yang menyebabkan cacar air lebih besar lalu akhirnya komplikasi," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Nah, bagaimana ya mengetahui anak mengalami cacar air? Tips dari Dr. Anggi, perhatikan gejala-gejala berikut:
1. Tidak enak badan
2. Demam
3. Sakit kepala
4. Loyo atau lemas
5. Nafsu makan berkurang
6. Mulai muncul ruam-ruam merah, terutama di bagian perut, dada, hingga punggung
"Ada red flag-nya, tanda bahaya di mana mungkin napasnya, kok jadi enggak mampu minum, kelihatannya lemas, ada kejang, maka langsung bawa ke rumah sakit," pungkasnya.