IDAI: Pneumonia Mycoplasma Rentan Serang Anak Usia Sekolah

2 Desember 2023 13:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak tidur pakai masker. Foto: Dot69/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak tidur pakai masker. Foto: Dot69/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Indonesia belum bisa mendeteksi apakah kasus pneumonia mycoplasma yang banyak menyerang anak-anak di China juga terjadi di Indonesia. Sebab sejauh ini reagen untuk memeriksa mycoplasma belum tersedia di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, ini bukan virus baru seperti yang sebelumnya ramai di media sosial. Mycoplasma adalah bakteri yang sudah sejak lama dikenal di dunia medis dan jadi penyebab umum pneumonia, khususnya pada anak.
"Bakteri ini terutama menyerang anak usia sekolah (di atas 5 tahun)," Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi IDAI dr. Rina Triasih, M.Med (Pead), Ph.D, Sp.A (K), dalam keterangan tertulis yang diterima kumparanMOM, Sabtu (2/12).
Dokter Rina menjelaskan, gejala pneumonia akibat mycoplasma pneumonia sama seperti gejala pneumonia pada umumnya, dan biasanya gejalanya lebih ringan. Namun pada anak dengan daya tahan yang menurun dapat menyebabkan kondisi yang berat.
"Waktu yang diperlukan untuk timbulnya gejala sejak kuman masuk ke dalam tubuh cukup panjang, tidak secepat virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19," tuturnya.
ADVERTISEMENT

Rekomendasi IDAI Hadapi Pneumonia Mycoplasma

anak pakai masker Foto: Shutterstock
Sementara itu Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), meminta pemerintah meningkatkan surveilans infeksi sistem pernapasan pada anak (termasuk pneumonia) di Indonesia.
"Termasuk peningkatan fasilitas dari pemerintah untuk pengadaan fasilitas pemeriksaan untuk mengetahui kuman penyebab pneumonia pada anak, termasuk Streptococcus pneumonia, RSV, Mycoplasma pneumonia, dan lain-lain," kata dr. Piprim.
Dia juga menyarankan agar rumah sakit, klinik dan puskesmas di Indonesia melakukan analisis data jumlah pasien atau kunjungan dan kematian akibat infeksi saluran pernapasan/pneumonia dari waktu ke waktu. Baik terhadap pasien rawat inap, rawat jalan maupun instalasi gawat darurat. Sehingga dapat dilaporkan dan dilakukan antisipasi dini jika ditemukan adanya peningkatan jumlah kasus yang signifikan.
ADVERTISEMENT

Saran untuk Masyarakat

Meski demikian, IDAI meminta masyarakat untuk tidak panik. Sebab Mycoplasma pneumonia bukan merupakan kuman baru, dan biasanya menyebabkan gejala ringan yang dapat diobati dengan antibiotik.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diminta meningkatkan kembali perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan dan pemakaian masker.
"Pemberian ASI eksklusif, vaksinasi lengkap dan vitamin A dosis tinggi sangat penting untuk mencegah bayi dan anak dari pneumonia," ujar dr. Piprim.

Awal Mula Merebaknya Mycoplasma Pneumonia di China

Pada awal November 2023 China melaporkan adanya peningkatan jumlah pasien dengan infeksi saluran pernapasan. Pada akhir November 2023 dilaporkan adanya kluster dengan “undiagnosed pneumonia” pada anak di China Utara, yang belum jelas apakah kejadian ini berhubungan dengan peningkatan kasus infeksi sistem pernapasan yang dilaporkan sebelumnya, atau merupakan kejadian yang terpisah.
ADVERTISEMENT
Laporan dari China tersebut mengidentifikasi beberapa bakteri dan virus penyebabnya, yaitu Mycoplasma Pneumoniae, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan SARS COV-2, namun tidak ada informasi terkait derajat keparahan penyakit dan angka kematian akibat penyakit tersebut.
Pneumonia merupakan radang pada paru-paru yang merupakan penyakit yang sering dijumpai pada anak, dan merupakan penyebab kematian tersering pada anak balita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri atau virus yang banyak jenisnya.
Bakteri penyebab pneumonia antara lain  Streptococcus pneumonia, Hemophyllus influenza,  Mycoplasma pneumonia,  dan lain-lain; sedangkan virus penyebab pneumonia antara lain RSV, influenza, adenovirus, SARS-CoV-2, rhinovirus, dan lain-lain. Gejala pneumonia biasanya didahului oleh gejala infeksi saluran napas atas berupa demam, batuk dan pilek selama 3-5 hari, yang diikuti dengan sesak (napas cepat).
ADVERTISEMENT
Pneumonia dapat dicegah dan dapat diobati. Perilaku hidup bersih sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan dan pemakaian masker, pemberian ASI eksklusif, vitamin A dosis tinggi, nutrisi dengan gizi seimbang, dan vaksinasi lengkap merupakan beberapa upaya untuk mencegah terjadinya pneumonia pada bayi dan anak. Pemberian antibiotik yang tepat dan rasional oleh dokter merupakan pengobatan yang efektif pada anak dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri.