Ide Permainan Simbolik untuk Balita

12 Juli 2021 18:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ide Permainan Simbolik untuk Balita Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ide Permainan Simbolik untuk Balita Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pernahkah melihat anak balita seolah sedang berbicara di telepon dengan remot TV? Bila ya, maka saat itu mereka sedang melakukan permainan simbolik.
ADVERTISEMENT
Jenis permainan ini memang banyak disukai anak-anak, terutama mereka yang berusia balita. Terlebih mereka bisa menggunakan benda-benda di rumah sebagai medianya.
Imajinasi anak yang tinggi membuat benda di sekitarnya berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan. Mengutip Gryphon House, permainan simbolik penting untuk perkembangan anak, baik secara akademis maupun sosial.
Saat melakukan permainan ini, tubuh anak akan aktif bergerak, mulutnya terus berbicara dengan berbagai skenario dan kreativitasnya pun meningkat. Selain itu, permainan simbolik juga bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan motorik, bahasa, hingga membuat anak belajar memecahkan masalah.
Oleh sebab itu, tidak ada salahnya bagi orang tua untuk mendorong anak-anaknya agar melakukan permainan simbolik. Nah Moms, berikut ini daftar ide permainan simbolik yang bisa dilakukan si kecil di rumah:
ADVERTISEMENT

15 Ide Permainan Simbolik untuk Balita

Ilustrasi mainan anak boneka jari. Foto: Shutter Stock
1. Boneka menjadi bayi.
2. Handuk menjadi selimut bayi.
3. Gerobak menjadi troli belanja saat bermain toko.
4. Karton susu kecil menjadi rumah-rumahan atau gedung
5. Beberapa kursi dan selimut diubah menjadi tenda.
6. Lego menjadi mobil.
Mainan lego untuk anak. Foto: Instagram/@lcsindonesia
7. Kardus kecil menjadi perahu.
8. Tali skipping menjadi selang pemadam kebakaran.
9. Ranting kayu menjadi pedang-pedangan.
10. Kardus menjadi helm.
11. Kursi menjadi kendaraan motor atau mobil.
12. Pasir menjadi nasi saat bermain masak-masakan.
13. Pisang menjadi telepon.
14. Remot tv menjadi mikrofon saat sedang bernyanyi.
15. Gulungan kertas menjadi teropong.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis