Ini yang Akan Terjadi Kalau Anak Kurang Tidur

20 September 2018 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kurang tidur membawa berbagai dampak buruk pada anak. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kurang tidur membawa berbagai dampak buruk pada anak. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Anak yang kurang tidur ternyata bukan masalah sepele! Orang tua perlu memastikan anak-anaknya mendapat jam tidur yang cukup setiap hari bila tidak ingin mereka menerima dampak buruknya. Terlebih lagi, pada pukul 24.00 hingga 02.00 pagi, anak mesti berada pada fase tidur yang nyenyak.
ADVERTISEMENT
Hal itu, disampaikan Dokter Anak Sub Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik pada Anak, Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, SpA(K), saat media gathering: The Global Crisis Malnutrition in Children: It Was, Is now and Must Not Remain a Problem” (“Krisis Global Malnutrisi Pada Anak: Dahulu dan Masalah Sekarang yang Harus Diatasi”), pada 13/9, di Jakarta.
"Karena pada waktu tersebut, hormon pertumbuhan sedang berada pada titik tinggi. Hormon pertumbuhan tersebut memang bekerja dengan baik pada malam hari," katanya.
Tapi bukan berarti anak baru akan tidur pukul 12 malam, lho. Anak sebaiknya sudah masuk kamar, siap-siap akan tidur itu jam 8 malam. Sehingga saat anak memasuki fase awal tidur kira-kira pukul 9 atau 10, setidaknya ia sudah nyenyak pada pukul 11 malam. Perlu diketahui, bila anak tidak nyenyak tidurnya, maka aktivitas hormon pertumbuhan ini jadi terhambat.
Kurang tidur membawa berbagai dampak buruk pada anak. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kurang tidur membawa berbagai dampak buruk pada anak. (Foto: Pixabay)
Kenapa hal ini jadi begitu penting? Pada akhirnya tidur berkualitas anak ini akan memengaruhi pertumbuhan otak dan berdampak pada kemampuan kognitifnya. Ya, anak cenderung lebih cerdas, bila ia mendapat waktu tidur yang cukup, Moms!
ADVERTISEMENT
Bukan hanya otak, anak yang memiliki kebiasaan jam tidur terlalu larut juga berisiko mengalami stunting. Ini karena hormon pertumbuhan tersebut juga berperan dalam tinggi tubuh anak.
Kasus stunting yang banyak dikenal masyarakat adalah perawakan pendek akibat asupan makanan yang tidak optimal (malnutrisi) dan berlangsung cukup lama. Padahal masalah stunting, menurut Professor of International Nutrition, Head of MRC International Nutrition Group & Nutrition Theme Lead of London School of Hygiene & Tropical Medicine, UK, Prof. Andrew Prentice, pada acara yang sama, kasus malnutrisi seperti stunting pada anak balita merupakan refleksi masa depan suatu bangsa.
ilustrasi 'stunting' (Foto: unicef indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi 'stunting' (Foto: unicef indonesia)
"Pasalnya, bila fungsi kognitif sampai terganggu, anak-anak akan kesulitan menerima pelajaran di sekolah dan kelak di masa depan akan sulit jadi pemimpin, ya karena kurang pintar," kata Dr. Damayanti.
ADVERTISEMENT
Anak yang berperawakan pendek belum tentu stunting, Moms. Yang bisa mendiagnosisnya adalah dokter spesialis anak. Jadi, bila Anda merasa si kecil mengalami gagal tumbuh (faltering growth) mesti segera mendapat pertolongan, dan akan diberi asupan nutrisi khusus.
"Anak yang sudah terkena stunting setelah didiagnosis dokter, akan dibantu dalam mengejar ketertinggalan kognitif, bukan tinggi badannya. Misalnya IQ nya bisa dibantu dari yang misal 90, bisa jadi 110 dan itu sudah lumayan," tutup Dr. Damayanti.