Jenis Musik Apa yang Bagus untuk Perkembangan Janin?

28 Maret 2020 16:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi janin. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi janin. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Alunan musik sejak dulu diyakini memiliki dampak positif bagi perkembangan janin. Misalnya saja, bisa meningkatkan indra pendengarannya, meningkatkan respons janin, hingga dipercaya bisa membuat otak janin berkembang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Dilansir Mom Junction, menurut penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Alvas Ayurveda Medical College, India, ibu hamil yang selalu mendengar musik setiap 20 menit setiap harinya, ternyata bisa meningkatkan refleks bayi di dalam kandungan. Tapi jenis musik apa yang bagus dan sebaiknya didengarkan untuk si kecil, ya?
Mengutip Live Science, studi dari Institut Marques di Barcelona, Spanyol, yang melibatkan 300 ibu hamil dengan usia kandungan 18-38 minggu, diberikan 15 lagu berbeda melalui pengeras suara khusus. Lagu-lagu tersebut di antaranya adalah lagu Bohemian Rhapsody dari Queen, lagu-lagu klasik seperti Bach dan Mozart, serta lagu lainnya seperti lagu-lagu dari penyanyi Shakira dan Adele.
ibu hamil pasang musik untuk bayi via headphones Foto: Shutterstock
Hasilnya, musik klasik ternyata paling maksimal merangsang perkembangan bayi. Ya Moms, 91 persen bayi menunjukkan gerakan mulut dan 73 persen lainnya terlihat menjulurkan lidah saat diperiksa menggunakan USG ketika mendengar lagu "A Little Night Music". Sementara itu, terlihat 80 persen janin menggerakkan otot mereka, saat mendengarkan lagu karya Bach atau Strauss.
ADVERTISEMENT
Uniknya, selain musik klasik, 90 persen janin menggerakkan mulutnya dan 40 persen lainnya menjulurkan lidah ketika mendengar lagu "Bohemian Rhapsody" karya Queen.
"Hipotesis awal kami menunjukkan, musik bisa menciptakan respons yang bermanifestasi sebagai gerakan vokalisasi karena ia mengaktifkan sirkuit otak yang menstimulasi bahasa dan komunikasi," kata peneliti.
janin Foto: Shutterstock
Meski begitu, Anda disarankan untuk memberikan stimulasi suara secukupnya. Sebab, menurut American Academy of Pediatrics, janin yang terpapar suara keras dalam jangka waktu yang lama berisiko lebih tinggi untuk lahir prematur, memiliki berat badan lahir rendah, dan menderita beberapa gangguan pendengaran frekuensi yang lebih tinggi saat lahir.
Jadi, pastikan saja bayi di dalam kandungan Anda hanya diperdengarkan sekitar 50-60 desibel atau sebesar volume suara normal ketika berbicara ya, Moms.
ADVERTISEMENT