Kak Seto: Anak Perlu Pembelajaran Jarak Dekat

23 November 2020 12:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak belajar dari rumah pakai laptop. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Anak belajar dari rumah pakai laptop. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang masih berlangsung hingga kini membuat banyak anak merasa kesulitan. Hal ini terungkap antara lain dalam survei yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kepada 1.700 siswa, dari jenjang SD sampai SMA sederajat di 20 provinsi dan 54 kabupaten/kota di Indonesia. Survei ini dilaksanakan mulai tanggal 13-20 April 2020.
ADVERTISEMENT
"Siswa tidak senang pembelajaran jarak jauh angkanya cukup tinggi. Dari 1.700 (responden) ini 76,7 persen (merasa) tidak senang," jelas Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, melalui konferensi pers online, Senin (27/4).
Kak Seto. Foto: Giovanni/kumparan
Sementara Dr. Seto Mulyadi, M.Psi., Psikolog, Psikolog sekaligus Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengatakan, PJJ dapat membuat anak merasa bosan. Pasalnya, PJJ selama ini lebih mengarah ke sistem pembelajaran yang dilakukan secara daring menggunakan laptop atau gadget. Sehingga, hal ini membuat si kecil harus menatap layar selama berjam-jam. Menurut pakar yang biasa disapa dengan panggilan Kak Seto ini, akibatnya anak mudah menjadi bosan bahkan lelah dan sistem pembelajaran pun menjadi tidak optimal.

Mengubah Istilah Pembelajaran Jarak Jauh menjadi Pembelajaran Jarak Dekat

Anak belajar dari rumah pakai laptop. Foto: Shutterstock
Karena hal tersebut di atas, Kak Seto menyarankan agar istilah PJJ dapat diganti menjadi PJD (Pembelajaran Jarak Dekat). Artinya, pembelajaran dilakukan secara tatap muka langsung.
ADVERTISEMENT
Namun maksudnya bukan wajah guru atau pengajar yang dilihat sang anak dari jarak dekat, Moms! Melainkan orang tua atau pendamping anak yang ada di rumah.
"Belajarnya juga harus dengan gembira. Gurunya adalah ayah bunda. Materi pelajaran kan keadaannya darurat, materinya juga darurat, kurikulumnya juga. Jadi, kurikulum pendidikan itu kan isinya bukan cuma ilmu pengetahuan saja, tapi ada etika, estetika, nasionalisme, kesehatan. Kesehatan dapat dengan mudah diajarkan, justru sangat dekat dengan kehidupan sekarang. Seperti cuci tangan lebih rajin, kenakan masker jika keluar rumah, dan sebagainya," tukasnya dalam talkshow BNPB bertema 'Hari Anak Sedunia: Anak Bebas COVID-19' belum lama ini.

Tips Agar Anak Tidak Merasa Bosan Belajar dari Rumah

Ilustrasi anak belajar. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kak Seto juga memberi beberapa tips lain untuk orang tua. Yang pertama, orang tua memposisikan diri sebagai sahabat anak.
ADVERTISEMENT
"Jadikan anak dalam posisi ini bukan bawahan yang harus menerima perintah, instruksi, dan komando. Tetapi, lebih kepada sahabat, teman. Jadi, mohon ayah dan ibu memposisikan juga dirinya sebagai teman, tak ada kekerasan pemaksaan, dan sebagainya," ujar Kak Seto.
Yang kedua, ajak anak belajar dengan lagu (nyanyian) atau bahkan cerita dongeng. Alasannya, anak-anak akan dapat dengan mudah menyerap informasi dengan cara yang unik dan menyenangkan.
"Tanpa dijewer, dipelototin. Pokoknya rumahku sekolahku, rumahku adalah istanaku. Sehingga anak-anak nyaman di rumah, tidak ingin buru-buru ke luar," Kak Seto menambahkan.
Yang ketiga, menjaga kedekatan dan kekompakan keluarga. Caranya antara lain bisa dengan membiasakan menggelar rapat keluarga. Di acara tersebut, seluruh anggota keluarga diharapkan dapat mengeluarkan ide atau pendapatnya, bahkan keluh kesahnya selama ini.
ADVERTISEMENT
"Bisa curhat, tukar pengalaman, ide-ide. Jadi, saat dengan balita bisa dijelaskan dengan dongeng, remaja dengan diskusi, penuh persahabatan. Marilah kita sama-sama sabar, tetap penuh kasih sayang. Jadi, akhirnya ada hal positif dari pandemi COVID-19 ini," tutupnya.