Kata Ahli soal Dampak Air Ketuban Sedikit untuk Bayi di Dalam Kandungan

7 April 2022 15:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi di dalam kandungan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi di dalam kandungan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Air ketuban punya peran penting selama kehamilan. Ya Moms, air ketuban biasanya akan terbentuk 12 hari setelah pembuahan. Keberadaan air ketuban akan mendukung tumbuh kembang bayi di dalam kandungan.
ADVERTISEMENT
Cairan berwarna agak kekuningan tersebut akan mengelilingi bayi yang sedang tumbuh di dalam rahim ibu. Mulanya, cairan ketuban berasal dari air yang dikonsumsi ibu hamil kemudian ditelan janin. Namun pada usia kehamilan 20 minggu, air ketuban akan berganti dengan urine yang dikeluarkan janin.
“Indeks cairan ketuban (ICK), normalnya itu 10-20 cm diukur di rahim di empat titik. Kurangnya indeks cairan ketuban itu 10-5 cm, itu berkurang ya, tapi kalau sudah di bawah 5 cm itu namanya cairan ketuban berkurang berat,” ujar Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Achmad Mediana, SpOG, pada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Lantas, apa dampaknya bagi janin jika air ketuban sedikit?

Penjelasan soal Dampak Air Ketuban Sedikit untuk Janin

Ilustrasi bayi di dalam kandungan. Foto: yucelyilmaz/Shutterstock
Kekurangan cairan ketuban di dalam dunia medis disebut dengan oligohidramnion yang lebih sering terjadi pada trimester ketiga kehamilan. Menurut dr. Achmad, jumlah air ketuban yang terlalu sedikit sangat berbahaya, sebab air ketuban dibutuhkan untuk melindungi dan menyokong perkembangan janin di dalam kandungan.
ADVERTISEMENT
Senada dengan itu, Ketua Indonesian Hydration Working Group, Prof. Budi Wiweko, juga mengatakan bahwa kurangnya jumlah air ketuban dapat menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat, hingga memiliki kelainan anatomi.
“Kalau janin, air ketubannya berkurang, efek sampingnya pertumbuhan janinnya bisa terhambat. Dia kan untuk tumbuh butuh bergerak dengan aktif, jadi janinnya bisa kecil,” kata Prof. Budi pada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Ilustrasi bayi di dalam kandungan. Foto: yucelyilmaz/Shutterstock
Dikutip dari Babycenter, cairan ketuban yang sedikit bisa memberikan dampak negatif pada bayi di dalam kandungan. Mulai dari tali pusat bisa terjepit, hingga menghalangi bayi mendapatkan asupan makanan dan oksigen yang cukup. Kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko keguguran atau lahir mati, Moms.
Cairan ketuban berperan penting dalam perkembangan paru-paru janin. Sehingga, jumlahnya yang sedikit bisa membuat bayi di dalam kandungan kesulitan bernapas. Oleh karena itu, jika air ketuban tidak kunjung bertambah menjelang kelahiran bayi, dokter mungkin akan menyarankan persalinan caesar demi keselamatan ibu dan janin.
ADVERTISEMENT
Jadi, sangat penting untuk rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk mengetahui masalah kehamilan, termasuk soal air ketuban ini ya, Moms. Bila didiagnosis lebih awal, Anda bisa mendapatkan perawatan optimal untuk membantu menambah jumlah air ketuban di dalam rahim.