Kata Dokter: Gagal Tumbuh Bisa Jadi Tanda Awal Anak Stunting

16 Oktober 2021 18:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak pendek belum tentu stunting. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Anak pendek belum tentu stunting. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nutrisi merupakan salah satu aspek penting untuk menunjang pertumbuhan anak. Ya Moms, jika anak kekurangan nutrisi, bukan tidak mungkin, hal itu berisiko menyebabkan stunting.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, 1 dari 4 anak mengalami stunting akibat kekurangan nutrisi. Namun, menurut Dokter Anak Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolis RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, Dr. dr. Lanny C. Gultom, Sp.A(K), anak tidak akan stunting jika awalnya tidak gagal tumbuh.
“Stunting itu tidak ujug-ujug stunting, jadi biasanya dia dimulai dari proses gagal tumbuh dulu. Kalau seorang anak mengalami failure to thrive, atau gagal tumbuh, yang artinya kenaikan berat badan yang tidak adekuat,” jelas dr. Lanny di acara Virtual Media Briefing bersama PediaSure, Kamis (14/10).

Penjelasan soal Gagal Tumbuh dan Stunting pada Anak

Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
Seorang anak didiagnosis gagal tumbuh ketika berat badan secara signifikan berada di bawah rata-rata grafik pertumbuhan anak sesuai usianya. Nah Moms, selain tidak mendapat nutrisi yang tepat, gagal tumbuh pada anak juga bisa terjadi karena infeksi. Jika nutrisi tidak diperbaiki dan infeksi tidak diatasi, maka anak pun bisa stunting bahkan mengalami microcephaly.
ADVERTISEMENT
Ya, microcephaly adalah kondisi ketika kepala bayi lebih kecil dari usianya, biasanya disebabkan karena perkembangan otak yang tidak normal. Dengan demikian menurut dr. Lanny, orang tua harus tahu penyebab mengapa anak gagal tumbuh.
“Sehingga yang paling penting adalah jangan mengatasi stunting dulu, deteksi lah gagal tumbuh, (penyebab kenapa) kenaikan berat badan yang tidak adekuat,” ujarnya.
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
Lantas, nutrisi apa saja yang harus dikonsumsi anak supaya tidak gagal tumbuh? Yang paling penting adalah anak harus mendapatkan cukup energi. Kemudian, penuhi kebutuhan mikronutrien anak, seperti seng, lysinc, threonic, natrium, kalium, fosfor, sulfur, dan magnesium.
Selain itu, anak juga perlu mendapatkan asam amino esensial yang bisa didapatkan dari protein hewani, seperti daging, ikan, telur, dairy dan produk turunannya, hingga unggas.
ADVERTISEMENT
“Bahwa jika seorang anak mengonsumsi minimal satu protein hewani, dia akan menurunkan risiko mengalami stunting sebanyak 3,7 kali. Jika mengonsumsi dua protein hewani, maka menurunkan risiko stunting 5,7 kali, dibandingkan dengan tidak mengonsumsi protein hewani,” jelas dr. Lanny.
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutterstock
Lalu, anak yang memiliki infeksi seperti HIV, TBC, atau penyakit jantung bawaan juga bisa mengalami gagal tumbuh. Selain itu, bila anak alergi susu sapi, tidak mendapat ASI atau tidak mendapat pemberian susu formula yang tepat, Anda juga perlu waspada, Moms. Sebab, hal itu juga bisa menyebabkan anak gagal tumbuh.
“Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk sadar akan status pertumbuhan dan nutrisi anak mereka. Situasi pandemi saat ini juga telah membuat pemenuhan kebutuhan nutrisi dan pengukuran tinggi dan berat badan secara berkala di fasilitas kesehatan lebih terbatas bagi para orang tua. Oleh sebab itu, butuh dukungan secara konsisten dalam hal pemenuhan nutrisi anak,” pungkas dr. Lanny.
ADVERTISEMENT