Kenali Ciri-ciri Anak yang Butuh Terapi Wicara
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Jumlah kosakata yang ia pahami akan bertambah saat ia berusia 3 tahun. Namun, jika proses tersebut tidak terjadi atau terhambat, bisa jadi anak Anda mengalami masalah bicara.
Nah Moms, untuk mengantisipasi hal tersebut, berikut ini ciri-ciri anak butuh terapi wicara.
Ciri-ciri Anak yang Butuh Terapi Wicara
Gagap saat Berbicara
Gagap adalah gangguan bicara yang mengacu pada ketidakmampuan untuk menghasilkan kalimat yang jelas. Kondisi ini biasanya dialami oleh anak usia 2 – 3 tahun.
Orang tua yang kurang jeli biasanya tidak menyadari gejala ini karena mereka berpikir mungkin anak bingung mau berkata apa. Oleh karena itu, coba perhatikan wajah anak untuk memastikan gejala ini. Jika ia terlihat kurang nyaman saat berbicara, pertimbangkan untuk mengunjungi ahli terapi wicara.
ADVERTISEMENT
Menghasilkan Sedikit Kata
Anak berusia 18 bulan umumnya bisa mengucapkan lebih dari 20 kata. Saat ia berusia 2 tahun, jumlah kosakata yang ia pahami akan bertambah sampai 50 lebih. Jika kurang dari itu, konsultasikan pada ahli terapi wicara untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.
Sulit Mengartikulasikan Suara Tertentu
Artikulasi merupakan hal penting dalam berbicara. Anak yang mengalami speech delay dan membutuhkan terapi bicara umumnya merasa kesulitan saat mengartikulasikan suara tertentu. Misalnya, saat berbicara ia menghilangkan huruf tertentu karena tak bisa mengucapkannya.
Anak Tidak Memahami Perkataan Orang Tua
Anak usia 2 tahun umumnya bisa memahami lebih dari 300 kata yang diucapkan padanya. Hal itu bisa dilihat cari caranya merespons kata-kata orang tuanya, baik itu kalimat perintah atau kalimat tanya. Jika ia tak bisa mengerti, bisa jadi ia mengalami masalah pemahaman dan membutuhkan terapi wicara.
ADVERTISEMENT
Anak Jadi Pendiam di Situasi Sosial
Anak mungkin jadi pemalu saat berkumpul bersama orang lain. Namun, Anda perlu waspada jika hal itu terjadi terus-menerun. Bukan karena malu, anak-anak yang jadi pendiam di situasi sosial mungkin saja kesulitan mengekspresikan dirinya.
Kondisi ini sebenarnya bisa juga disebabkan oleh masalah kepribadian dan perilaku. Oleh karena itu, konsultasikan dulu pada dokter anak atau psikolog jika anak mengalami hal ini ya, Moms.