Kumplus- Anti galau Imunisasi- Imunisasi Anak

Kenapa Anak Belum Jadi Prioritas Vaksin Corona?

29 Desember 2020 19:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang dokter bersiap untuk memberikan vaksin corona.  Foto: Mark Lennihan/Pool/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang dokter bersiap untuk memberikan vaksin corona. Foto: Mark Lennihan/Pool/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah masih terus menyiapkan vaksin corona untuk masyarakat Indonesia. Menko Maritim dan Investasi, Luhut Pandjaitan, menyebut 120 juta dosis vaksin corona akan tiba di awal 2021 (kuartal 1). Namun sejauh ini, baru ada 1,2 juta dosis vaksin Sinovac siap pakai yang telah tiba dan tengah disimpan di Bio Farma di Bandung.
ADVERTISEMENT
Belum ada keterangan resmi soal jenis vaksin apa yang akan tiba. Namun yang pasti, bagian dari 5 vaksin impor yang sudah ada di Permenkes yaitu Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, dan Moderna.
Kepala LBM Eijkman Prof. Amin Soebandrio menyebut pemerintah tak mengabaikan lansia dan anak soal vaksinasi corona. Meskipun untuk tahap awal yang divaksin duluan adalah usia 18-59 tahun.
Lebih lanjut, Amin memaparkan beberapa hal yang menjadi alasan anak belum jadi prioritas untuk diberikan vaksin corona.

Alasan Anak Belum Jadi Prioritas Pemberian Vaksin Corona

Anak belu jadi prioritas vaksin Covid. Foto: Shutterstock
Menurut Prof. Amin Soebandrio, salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pemberian vaksin corona adalah soal imunitas tubuh seseorang. Ya Moms, respons imun anak belum terlalu matang, sehingga tenaga kesehatan akan memprioritaskan pemberian vaksin ke individu dengan usia produktif.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya bukan meng-exclude, ya, pertama ini 18-59 itu hanya dalam uji klinik itu harus dibatasi usianya berapa, dan usia itu usia 18-59 itu memang kelompok yang respons imunnya dianggap terbaik, ya," kata Amin dalam diskusi virtual, Selasa (22/12).
"Sebab kalau masih terlalu muda respons imunnya belum terlalu matang, kalau sudah lanjut usia, telah terjadi penuaan sistem imun," imbuhnya.
Jadi menurutnya, tiap pengembang vaksin pasti akan mendahulukan menguji usia produktif. Setelah vaksinasi tersebut selesai, baru mereka menggarap yang di luar usia tersebut.
"Negara lain sudah dilakukan, yang usia 60 ke atas, atau anak anak di atas usia 15 tahun, atau tapi enggak sampai ke anak kecil," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pemberian vaksin corona. Foto: Kay Nietfeld/Pool via Reuters
Berdasarkan penjelasan di atas, ketika jumlah vaksin masih terbatas, maka pemerintah akan mendahulukan orang-orang yang paling tinggi risiko terpaparnya.
"Nah, siapa saja? Mungkin karena mereka aktivitasnya yang membikin risiko itu, tenaga kesehatan, petugas keamanan, orang-orang yang memang pekerjaannya rentan terpapar virus," sambung Amin.
Informasi terbaru, Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan kelompok lansia juga akan diberi vaksin. Namun, kelompok lansia baru akan mendapat vaksinasi pada tahap ketiga. Pemberian vaksin corona ini juga sudah berkonsultasi dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
"Tahap ketiga (vaksinasi), lansia di atas 60 tahun, yang jumlahnya sekitar 21,5 juta orang," ujar Budi Gunadi saat konferensi pers virtual, Selasa (29/12).
ADVERTISEMENT
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Kay Nietfeld/Pool via Reuters
Prof. Amin Soebandrio menambahkan, apabila usia produktif sudah divaksin, maka secara otomatis kelompok usia lain terlindungi. Apalagi kalau sudah sampai 70 persen yang divaksin.
"Otomatis kalau usia produktif itu bisa diberikan kekebalan, maka mereka akan melindungi orang-orang yang ada di tengah itu, secara tidak langsung akan terlindungi," jelasnya.
"Jadi kita bayangkan, misalnya orang yang bekerja, dia kerja di luar, ketika pulang sampai rumah, ketemu keluarganya, ketemu orang tuanya bawa penyakit, kan," tutur dia.
Nah Moms, itu lah alasan kenapa anak-anak belum menjadi prioritas dalam pemberian vaksin corona. Sebab, mereka yang ada di usia produktif, umumnya lebih berpotensi terpapar, sehingga perlu mendapat perlindungan lebih dulu agar tidak membawa virus ke dalam rumah.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten