Kenapa Anak Suka Mengunyah Es Batu?

4 Oktober 2021 11:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kenapa Anak Suka Mengunyah Es Batu? Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Kenapa Anak Suka Mengunyah Es Batu? Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Anak suka makan atau mengunyah es batu? Anda tidak sendiri, Moms. Banyak orang tua lain yang juga menghadapi kebiasaan ini pada anak mereka.
ADVERTISEMENT
Meski banyak ditemui pada anak, terutama balita, kebiasaan ini perlu dihentikan segera. Sebab ada risiko atau dampak buruk yang bisa muncul dari kebiasaan ini, Moms.
Tapi untuk menghentikan kebiasan anak makan atau mengunyah es batu, orang tua perlu lebih dulu memahami alasan anak melakukannya.

Penyebab Anak Balita Suka Mengunyah Es Batu

Penyebab Anak Balita Suka Mengunyah Es Batu Foto: Shutter Stock
"Meski tanpa rasa, sensasi dingin, licin dan keras memberi anak misi untuk bisa melelehkan dan meremukkan es batu!" ujar Fadiyla Dopwell, MD, Dokter Anak Perkembangan Perilaku di Developmental Pediatric Services di Dallas, Texas, AS.
Inilah kenapa menurut Dopwell seperti dikutip dari Romper, es batu menarik bagi anak terutama balita. Tak hanya itu, anak balita juga menikmati rangsangan sensori saat es batu dihisap, serta mengeluarkan bunyi seperti "klutuk-klutuk" saat dikunyah.
ADVERTISEMENT
Es batu juga mampu menenangkan gusi si kecil yang sedang tumbuh gigi. Sehingga ini semua menyenangkan bagi anak balita.

Risiko Bila Anak Balita Punya Kebiasaan Mengunyah Es Batu

Risiko Bila Anak Balita Punya Kebiasaan Mengunyah Es Batu Foto: Shutterstock
Mengunyah es batu terlalu sering atau terus-menerus dapat merusak gigi/timbul masalah lain.
"Seiring waktu, mengunyah es dapat menyebabkan kerusakan pada email gigi. Ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan gusi anak balita jika ujungnya tajam dan bahkan merusak gigi," paparnya.
Kebiasaan anak mengunyah es batu harus dihentikan Foto: Shutterstock
Tak hanya itu, risiko tersedak pun bisa saja terjadi. Jika si kecil terus menerus alias sering memasukkan es batu atau mengunyah benda yang tidak lazim lainnya--yang tidak memiliki nilai gizi (kotoran, tanah liat, kertas, dan lainnya), kondisi ini biasa disebut dengan pica.
ADVERTISEMENT
Pica pun dapat dapat dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Nah, bila Anda mencurigai si kecil alami kondisi pica, segera ke dokter agar bisa diperiksa lebih lanjut dengan saksama.
"Pica sering ditemukan pada 10 hingga 30 persen anak-anak usia satu hingga enam tahun, tapi biasanya hilang dalam beberapa bulan," tutup Dopwell.