Kisah Ibu Lahirkan Bayi Orang Lain Akibat Embrio Tertukar saat Proses IVF

14 November 2021 12:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi tabung. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi tabung. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Bayi tabung kini jadi pilihan banyak pasangan untuk membantu proses kehamilan. Dalam metode bayi tabung, sel telur yang diambil dari calon ibu dipertemukan dengan sperma calon ayah agar terjadi pembuahan atau yang dikenal dengan istilah in vitro fertilization (IVF). Mengutip Mayo Clinic, bila pembuahan berhasil, embrio yang terbentuk akan ditanamkan ke dalam rahim ibu untuk “menciptakan” kehamilan.
ADVERTISEMENT
Namun bagaimana bila embrio yang seharusnya ditanamkan ke rahim seorang ibu tertukar dengan ibu lain?
Ini lah kesalahan besar yang lantas menjadi bencana dan menghantui hidup pasangan asal Amerika Serikat, Daphna dan Alexander Cardinale.
New York Post melansir, setelah menjalani proses IVF yang tidak sebentar dan menelan biaya besar, Daphna melahirkan pada September 2019. Namun Daphna dan suaminya bingung karena anak yang dilahirkan tampak tidak mirip dengan mereka bahkan memiliki warna kulit yang berbeda.
Meski sangat menyayangi si kecil dan mengasuhnya dengan penuh cinta selama 3 bulan, Alexander dan Daphna memutuskan untuk melakukan tes DNA. Dari hasil tes DNA tersebut, diketahui bahwa sang bayi tidak mungkin tumbuh dari sel telur dan sperma mereka!
ADVERTISEMENT

Embrio Tertukar saat Proses Bayi Tabung yang Jadi Awal Bencana 2 Keluarga

Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutterstock
Setelah diselidiki, diketahui bahwa embrio Daphna dan Alexander tertukar dengan orang lain saat prosedur IVF dilakukan di California Center for Reproductive Health (CCRH). Artinya, di rahim Daphna ditanamkan embrio milik pasangan lain dan sebaliknya.
Hal ini menjadi bencana dan sangat menyiksa Daphna dan Alexander maupun pasangan lain (yang menolak ditulis namanya oleh media) tersebut. Sebab tak hanya telah mengandung, melahirkan dan mengasuh bayi yang salah, mereka juga kehilangan begitu banyak tahapan kehidupan tak ternilai yang seharusnya dimiliki orang tua dengan anak mereka.
“Saya tidak pernah merasakan ia tumbuh di dalam perut saya, membangun koneksi selama kehamilan dengannya, saya tidak melahirkannya, tidak memeluknya saat lahir dan melewatkan begitu banyak momen berharga di awal kehidupannya,” ratap Daphna seperti dikutip dari Los Angeles Times.
ADVERTISEMENT
Tak hanya sampai di situ, mereka pun harus menjalani pertukaran bayi pada Januari 2020.
"Kami harus bertukar. Tapi faktanya, kami dan seluruh keluarga ini terlanjur mencintai bayi yang kami lahirkan, sejak ia masih di dalam kandungan. Ini sungguh menyedihkan dan membingungkan," tambah Daphna.
Dia juga bercerita bahwa anak yang dilahirkannya terlihat cemas, bingung dan tidak bahagia setelah kembali ke ibu biologisnya. Akibat semua ini, Daphna mengaku menderita gejala kecemasan, depresi, hingga dihantui perasaan bersalah setiap hari, hingga saat ini.
ilustrasi bayi menggenggam tangan orang dewasa. Foto: Shutterstock
Atas semua kekacauan ini, Daphna dan Alexander telah melayangkan gugatan ke pihak klinik bayi tabung maupun pemiliknya, Dr Eliran Mor. Dalam gugatan yang dikutip dari New York Post, pasangan ini menggugat Mor melakukan malpraktik medis, pelanggaran kontrak, kelalaian dan penipuan. Pasangan itu juga menggugat laboratorium embriologi pihak ketiga atas dugaan pelanggaran.
ADVERTISEMENT
Semoga Daphna, Alexander, pasangan lain yang bernasib sama dengan mereka beserta keluarganya bisa mendapat keadilan ya, Moms.