Kisah Menegangkan Seorang Ibu yang Melahirkan Dekat dengan Ledakan di Beirut

9 Agustus 2020 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang ibu akan melahirkan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang ibu akan melahirkan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Semua wanita tentu mendambakan proses melahirkan yang lancar, damai dan minim trauma. Tapi hal tersebut tidak dirasakan oleh Emmanuele, seorang wanita yang tengah bersiap melahirkan saat ledakan di Beirut terjadi, Selasa (4/8) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Saat itu sang suami, Edmond Khnaisser, menemani Emmanuele di Rumah Sakit (RS) St. George. Seperti kebanyakan calon ayah pada umumnya, Edmond menyiapkan kamera untuk merekam detik-detik kelahiran anaknya.
Baru 20 detik di ruang bersalin ledakan hebat terjadi di Beirut, Lebanon. Perlu diketahui bahwa RS St. George hanya berjarak 3 km dari lokasi ledakan.
Dalam video yang diunggah BBC, Kamis (6/8), Edmond merekam sang istri dari luar kamar bersalin. Terlihat ada seorang dokter dan empat perawat sudah yang mengenakan perlengkapan dan masker. Mereka berbagi tugas, sebagian mempersiapkan peralatan, sisanya mempersiapkan ranjang pasien.
Soerang pria berjalan di dekat lokasi ledakan di daerah pelabuhan Beirut, Lebanon. Foto: Mohamed Azakir/REUTERS
Di awal rekaman, situasi terlihat normal hingga beberapa detik kemudian terdengar suara ledakan. Jendela kaca yang ada di rumah sakit itu pecah berantakan, begitu pula dengan atap yang seketika roboh.
ADVERTISEMENT
Pada video tersebut Edmond bercerita bahwa ia bergegas masuk ke ruang bersalin saat ledakan terjadi. Ia langsung mendorong ranjang tempat istrinya berbaring ke luar kamar. Setelah memastikan sang istri aman, ia kemudian menolong para tenaga medis yang tertimpa reruntuhan atap dan pecahan kaca.
"Semuanya berantakan, kaca-kaca, instrumen, semuanya. Tidak ada yang tersisa, tidak ada satu pun," kata Edmond.

Emmanuele melahirkan 1,5 jam kemudian

Setelah mengevakuasi sang istri ke luar ruangan, persalinan pun tetap dilanjutkan. Edmond menjelaskan bahwa proses persalinan yang dihadapi sang istri akhirnya dilakukan petugas medis tanpa bantuan obat atau peralatan kedokteran lainnya.
"Seperti persalinan zaman dahulu," ucapnya.
Ilustrasi detik-detik menjelang persalinan Foto: Shutterstock
Setelah melewati proses persalinan selama 1,5 jam, Emmanuele akhirnya melahirkan bayi laki-laki dengan keadaan yang sehat. Bayi itu pun dinamai George oleh sang ayah, sama dengan rumah sakit tempatnya dilahirkan.
ADVERTISEMENT
Dalam video itu juga terlihat George tampak tenang dan tertidur pulas, seolah tak terpengaruh akan keriuhan yang terjadi di luar sana akibat ledakan di Beirut, Libanon.

Kekacauan di rumah sakit saat ledakan berlangsung

Kepulan asap setelah ledakan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). Foto: Karim Sokhn/Instagram via REUTERS
Ledakan tersebut sangat berdampak pada kondisi rumah sakit terbesar di kota itu. Dokter spesialis anak yang bertugas di RS St. George, Dr. Marie Eid menjelaskan kekacauan yang dialami rumah sakit tersebut.
Setelah ledakan terjadi, ia bergegas ke fasilitas gawat darurat bersama tim medis lainnya. Kondisinya sangat berantakan, bahkan tidak ada pasokan listrik di sana.
"Kami kemudian memindahkan para pasien ke tempat parkir rumah sakit yang dijadikan sebagai tempat (darurat)," kata Dr. Marie.
Semua orang di rumah sakit, kata Dr. Marie, terlihat sangat panik. Tenaga medis dan pasien banyak yang terluka.
ADVERTISEMENT
"Tentu saja bukan hanya yang akan melahirkan. Kami juga punya pasien COVID-19 dan sebagian dari mereka sangat membutuhkan bantuan ventilator dan butuh dipindahkan dan dievakuasi dari gedung. Kondisi ini benar-benar kacau," tuturnya.
----
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu sesama. Yuk, bantu donasi sekarang!