Kolesterol Tinggi saat Hamil, Bahaya Enggak Sih?

17 Mei 2022 7:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat hamil, ibu perlu menjaga kondisi kesehatannya dengan baik. Sebab, apa yang dialami ibu juga akan dirasakan oleh bayi di dalam kandungan. Bila ibu tiba-tiba jatuh sakit, janin juga akan terkena dampaknya, Moms.
ADVERTISEMENT
Salah satu kondisi yang umum dialami ibu hamil adalah kadar kolesterolnya yang tinggi. Ini bisa terjadi karena ibu mengonsumsi makanan dengan kandungan kolesterol tinggi, yang pada akhirnya itu akan mengendap di dalam tubuh ibu.
Lantas, apakah kolesterol tinggi saat hamil berbahaya bagi ibu dan janin?

Penjelasan soal Kadar Kolesterol yang Tinggi saat Hamil

Ilustrasi kadar kolesterol tinggi. Foto: Thinkstock
Dokter kandungan dan direktur medis di Rumah Sakit Universitas Colorado, dr. Julie Scott, MD, menjelaskan, kadar kolesterol tinggi selama kehamilan diperlukan untuk membuat hormon steroid, seperti estrogen dan progesteron, yang penting untuk mendukung kehamilan hingga mencapai cukup bulan. Bayi di dalam kandungan membutuhkan kolesterol untuk mendukung perkembangan organ tubuh dan otak yang sehat.
“Ada hubungan penting yang terjadi untuk mendukung perkembangan kehamilan. Ibu, plasenta, dan janin, memiliki enzim khusus untuk mengubah kolesterol menjadi hormon fungsional,” jelas dr. Julie seperti dikutip dari Parents.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, merupakan hal normal bila kadar kolesterol cenderung lebih tinggi selama kehamilan. Ya Moms, kadar kolesterol biasanya meningkat secara alami selama trimester kedua dan mencapai puncaknya pada trimester ketiga. Kendati demikian, kadar kolesterol akan kembali normal sekitar 4 minggu setelah melahirkan.
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutter Stock
“Ketika seorang wanita hamil, kadar kolesterolnya meningkat 25 hingga 50 persen, dan untungnya, kadar HDL (kolesterol baik) tampaknya meningkat lebih banyak daripada LDL (kolesterol jahat). Ibu hamil setidaknya perlu memiliki HDL lebih dari 60 mg/dL dan LDL yang kurang dari 100 mg/dL,” lanjut dr. Julie.
Meski keberadaan kolesterol selama kehamilan dianggap baik, namun kadarnya yang terlalu tinggi tetap berpotensi membahayakan ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Bila ibu memiliki kolesterol tinggi sejak sebelum masa kehamilan, maka kenaikan kolesterol saat hamil dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
ADVERTISEMENT
Penelitian juga menunjukkan bahwa kolesterol tinggi memiliki pengaruh buruk pada keturunan ibu, baik saat masih di dalam kandungan, maupun di kemudian hari. Anak-anak yang ibunya memiliki kolesterol tinggi sejak sebelum hamil, mempunyai risiko lima kali lebih besar untuk mengalami kolesterol tinggi.
Ibu sangat disarankan untuk menjaga kadar kolesterolnya selama kehamilan agar tidak terlalu tinggi ataupun rendah. Sebab, kadar kolesterol yang terlalu rendah juga berisiko menyebabkan kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah, Moms. Menurut dr. Julie, cara terbaik untuk menjaga kadar kolesterol adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang selama kehamilan.