Lewat Daring, 5 Anak Ini Berkolaborasi Musik Meski Belum Pernah Bertemu
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Adanya teknologi memang dapat memudahkan dan bermanfaat bagi semua orang, tak terkecuali anak-anak. Namun seiring berjalannya waktu, muncul berbagai permasalahan. Salah satunya tentang anak yang kecanduan gawai.
Ya Moms, penggunaan gawai seharusnya selesai saat proses belajar daring berakhir. Namun nyatanya tak sedikit orang tua yang membiarkan anak mereka berkutat dengan gawai hingga sore bahkan malam hari. Mirisnya, penggunaan gawai tak lagi digunakan untuk kebutuhan pendidikan atau proses belajar, namun gawai atau handphone digunakan anak untuk mengakses konten lain, seperti game online.
Bahkan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah melakukan survei terhadap 25.000 anak di 34 provinsi terkait waktu penggunaan gawai untuk hal yang tak terkait dengan bidang akademis. Hasilnya membuktikan bahwa sebanyak 36,5 persen anak menggunakan gawai selama 1-2 jam untuk hal yang tidak berkaitan dengan pembelajaran, 34,8 persen menghabiskan waktu 2-5 jam, dan 25,4 persen menggunakan waktu lebih dari 5 jam di luar keperluan sekolah.
ADVERTISEMENT
Menyadari hal tersebut, beberapa orang tua pun mencari berbagai cara untuk mendorong anak-anaknya lebih produktif mengisi waktu selama di rumah saja. Salah satunya dengan bermain musik, bahkan membuat proyek kolaborasi musik. Seperti yang dilakukan Wunderkind, band yang digawangi oleh 5 anak usia 9-11 tahun. Mereka adalah Aisha (vokal), Tata (bass), Biel (gitar), Vicki (gitar), dan Mika (drum).
Cerita Anak-anak 'Wunderkind' tentang Proyek Kolaborasi Musik
Berasal dari kota yang berbeda-beda, kelima anak tersebut ternyata belum pernah bertemu secara fisik, Moms. Namun, keterbatasan jarak rupanya tak membuat mereka berhenti berkarya. Salah satunya dengan mengaransemen ulang lagu It's The Hard Knock Life, soundtrack film drama musikal Annie.
"Anak-anak ini punya kesamaan suka musik, lalu bertemu secara daring dan sepakat membuat kolaborasi musik. Belum pernah ketemu sama sekali, ngobrolnya ya lewat sosial media," ujar Ferganata Indra, ayah dari Vicki dalam keterangan pers yang diterima kumparanMOM.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, keterbatasan jarak di tengah pandemi ini, tak seharusnya membuat anak-anak berhenti berkarya. Adanya kemudahan teknologi menyediakan beragam saluran komunikasi, bahkan untuk menciptakan hal-hal rumit seperti kolaborasi musik.
"Ngobrolnya ya lewat chat Instagram sama WhatsApp. Enggak ada kesulitan besar. Kalaupun ada, bisa kita obrolin," kata Tata sang bassist.
"Ngobrolnya malam ya, karena siang kita fokus sekolah daring," tambah Aisha, vokalis Wunderkind.
Menurut Budayawan, Sutanto Mendut, penggunaan gawai pada anak-anak --terlebih di tengah pandemi virus corona ini, sangat mustahil untuk dipisahkan. Maka dari itu, ia menyarankan agar orang tua dapat mengarahkan penggunaan gawai dan teknologi untuk hal-hal yang lebih produktif, seperti membuat kolaborasi musik.
"Berjejaring musik secara virtual, bisa kok menghasilkan karya-karya besar yang diakui dunia bahkan," tutur Sutanto dalam peluncuran video musik Wunderkind secara daring, Sabtu (10/4) lalu.
ADVERTISEMENT