Manfaat Skrining Talasemia untuk Anak

15 Mei 2022 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak melakukan skrining talasemia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak melakukan skrining talasemia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Salah satu gangguan kesehatan yang dapat dialami anak dan perlu diwaspadai adalah talasemia. Ya Moms, talasemia adalah salah satu penyakit kelainan darah yang umumnya dialami anak usia 0-18 bulan.
ADVERTISEMENT
Anak dengan thalasemia biasanya memiliki kadar sel darah merah yang rendah sehingga rentan mengalami anemia. Gejalanya beragam, mulai dari wajah pucat hingga terdapat benjolan pada perut anak. Oleh karena itu, anak perlu melakukan skrining untuk mengetahui apakah pembawa sifat talasemia atau bukan.
Talasemia disebabkan karena salah satu rantai globin dalam hemoglobin tidak terbentuk. Hemoglobin terdiri dari dua rantai berpasangan, yakni alfa dan beta. Bila salah satunya tidak terbentuk sempurna, maka hemoglobin yang berfungsi sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh menjadi tidak normal.
Ilustrasi anak pucat. Foto: Shutter Stock
Indonesia termasuk salah satu negara penyumbang talasemia tertinggi. Menurut dokter spesialis anak, Dr. dr. Pustika Amalia Wahidiyat, SpA(K), di laman resmi Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), hal ini terjadi karena penyakit talasemia merupakan kondisi genetik yang diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Bila ibu dan ayah mengalami talasemia mayor, maka peluang memiliki anak pembawa sifat thalasemia sebesar 50 persen. Sedangkan 25 persen mengalami talasemia, dan 25 persen lainnya lahir dengan sehat.
Untuk mengurangi angka talasemia di Indonesia, IDAI menyarankan anak-anak melakukan skrining saat akan memasuki usia remaja atau sebelum menikah. Kenapa penting dilakukan?

Penjelasan soal Pentingnya Skrining Thalasemia untuk Anak

Mengutip laman resmi Kemenkes, di Indonesia diperkirakan ada 2,500 bayi lahir dengan talasemia setiap tahunnya. Sebab, sekitar 6 sampai 10 persen dari jumlah penduduk adalah pembawa sifat talasemia. Semakin banyak orang pembawa sifat talasemia, maka besar kemungkinan terjadi pernikahan antar pembawa sifat, dan melahirkan penyandang talasemia mayor baru.
Oleh karena itu, skrining talasemia perlu dilakukan sedini mungkin. Semakin cepat diketahui, maka tatalaksana seperti transfusi darah, konsumsi zat besi, vitamin d, asam folat, dan antioksidan bisa segera dilakukan.
Anak minum obat. Foto: Shutterstock
Bila terlambat diketahui, anak berpotensi mengalami komplikasi kesehatan yang meliputi:
ADVERTISEMENT
Skrining talasemia dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah di laboratorium atau rumah sakit terdekat. Orang tua bisa mengunjungi dokter spesialis anak atau dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan surat pengantar.
Perlu diketahui, anak dengan talasemia tetap bisa melakukan aktivitas fisik secara normal, Moms. Namun, anak perlu melakukan beberapa rangkaian terapi terlebih dahulu. Olahraga dan kegiatan fisik juga sangat dianjurkan untuk menjaga kebugaran pasien.
*******
Saksikan keseruan program kumparanMOM Mom’s Meet Up dengan topik Uang Istri vs Uang Suami di LINK INI.