COVER KONTEN SPESIAL, Sibuknya Bayi Hari-hari Kini

Melihat Ragam Kelas Olahraga untuk Bayi

11 Mei 2019 11:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelas bayi berenang di Aquatic Baby. Foto: Aquatic Baby dan Putri Sarah Arifira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kelas bayi berenang di Aquatic Baby. Foto: Aquatic Baby dan Putri Sarah Arifira/kumparan
ADVERTISEMENT
Kira-kira pukul setengah sebelas pagi, Fenly Anafary bersama bayinya, Sahl Abbadarrumi (7 bulan) tiba di Rockstar Gym cabang Gandaria City, Jakarta Selatan, tempat kursus olahraga anak.
ADVERTISEMENT
Tujuannya, karena ada kelas baby crawler yang hendak diikuti Sahl. Kepada kumparanMOM, Fenly bercerita, kelas baby crawler yang diikuti Sahl akan berlangsung selama 50 menit, dan dimulai pukul pada 11.00 WIB, pada Selasa (7/4). Bukan cuma kelas baby crawler, di hari lainnya Sahl juga tergabung di kelas baby jam dan kelas renang.
"Sahl olahraga di Rockstar Gym dalam seminggu, dua sampai tiga kali. Paling seringnya ikut yang kelas baby crawler dan renang. Jadwal kelas baby jam biasanya setelah baby crawler, tapi aku lihat kondisi anak dulu. Kalau dia sudah capek, aku nggak maksain dia buat ikut kelas baby jam," kata Fenly.
Baby Crawler. Foto: dok. Rockstar
Atas pertimbangan dari aktif banyak membaca bacaan soal parenting, lalu rajin bertanya kepada teman yang sudah lebih dulu punya anak, maka bersama suaminya, mengikutkan si kecil ke kursus olahraga adalah salah satu upaya mereka dalam mencoba berikan yang terbaik bagi anak semata wayangnya ini.
ADVERTISEMENT
"Setelah aku riset, ternyata sensorial dan gymnastic itu kebutuhannya bayi juga dan ada pada tahap tumbuh kembangnya. Lalu tahu ada informasi 'sekolah atau kursus bayi', aku mikirnya, aku mau tumbuh kembang anakku bisa berlangsung optimal," paparnya.
Pertimbangan Fenly lainnya, yaitu karena ia merasa, sejak usia tiga bulan, Sahl agak sensitif lalu rewel dengan keramaian. Padahal, keluarga besar ia dan suami kerap melakukan acara silaturahmi.
Baby Crawler. Foto: dok. Rockstar
Lagi, hasil risetnya menunjukkan kalau ada hubungan antara kelas-kelas olahraga yang diikuti Sahl dengan kemampuan sosial si bayi.
"Lewat kelas-kelas olahraga yang diikuti, Sahl jadi belajar bertemu banyak orang, berinteraksi, tidak takut lagi dengan orang baru, sekaligus menyalurkan energi yang mana Sahl termasuk anak yang 'kinestetik banget'," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Bayi sehat dan Bonding dengan Orang Tua
Menurut Achmad Iqbal atau yang akrab disapa Coach Iqbal, sebagai salah satu teacher di Rockstar Gym Gandaria City, tujuan dari kelas bayi itu beda-beda tergantung jenisnya.
"Kalau genrenya gymnastic, yakni di kelas bayi ada baby crawler, yaitu untuk melatih motorik kasar anak. Sementara di genre dance ada baby jam, yakni melatih motorik halusnya," ujarnya.
Sejumlah orang tua dan balitanya saat berenang. Foto: dok. Rockstar
Selama kelas berlangsung, Iqbal menjelaskan, tak bisa dilakukan tanpa peran orang tua. Artinya, ada orang tua yang membantu memegangi si kecil. Hal ini pun jadi ajang bonding dan edukasi bagi para orang tua baru, yang umumnya sering clueless saat ingin ajak anak bermain atau melatihnya merangkak.
Tak beda halnya seperti di darat, di kelas olahraga air yakni berenang, juga memerlukan keterlibatan orang tuanya anak sehingga bisa ciptakan bonding. Terlebih, berenang yang dimaksud adalah bayi tanpa pelampung di tempat kursus renang bayi Aquatic Baby, tapi jangan khawatir tenggelam, sebab sekali lagi, ada orang tua yang mendampingi.
ADVERTISEMENT
Bisnis Kelas Olahraga Bayi di Indonesia
Aquatic Baby juga menyediakan kelas olahraga khusus untuk bayi. Berdiri sejak September 2013, Aquatic Baby didirikan oleh Anggayasti Trikanti bersama suaminya. Sebelumnya pasangan ini sempat menetap di Inggris. Di sanalah Angga mengikutikan bayinya yang baru berusia tiga bulan les berenang bayi.
Saat itu, Angga sempat berpikir, 'kok bisa ya bayi berenang?' Oh, ternyata bisa, karena sejak sembilan bulan bayi di dalam kandungan, ia juga dikelilingi oleh air. Sampai bayi berusia kurang dari 5 bulan, mereka masih punya diving reflect, yang berarti orang tua tak perlu takut-takut ‘membiarkan’ anak menyelam, asal sesuai prosedur.
Lalu ia melamar untuk menjadi instruktur renang bayi di Inggris, dengan mengikuti trainingnya lebih dulu. Beberapa tahun kemudian ketika mereka pulang ke Indonesia, Angga dan suaminya mulai berpikir untuk membuka kelas renang dan mulai mengenalkan ke kerabat dekat lebih dulu.
ADVERTISEMENT
Respon yang didapat positif, kini murid Angga semakin banyak, bahkan perlu buat Angga menambah instruktur baru demi membantu dirinya. Yang kerap juga terjadi yakni waiting list bagi calon peserta yang mendaftar.
Ilustrasi bayi berenang. Foto: Shutterstock
Bukan untuk jadi ajang kompetisi, tapi tujuannya bagi Angga, kelas renangnya ini adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri anak, tidak takut lagi dengan air, meningkatkan reflek bagus saat berada di dalam air, dan sebagai salah satu aktivitas fisik yang bisa jadi pilihan bayi untuk mendukung kesehatannya.
Pertemuan yang dibuat seminggu sekali selama tujuh minggu, serta berdurasi 30 menit ini, mematok kisaran harga 1,5 - 2 jutaan rupiah.
Sementara di tempat kursus Sahl, Dio Kusuma Wijaya, selaku Assistant General Manager Rockstar Gym cabang Gandaria City, membenarkan, sebenarnya kursus-kursus yang diperuntukkan buat bayi di sini bisa saja dipraktikkan orang tua di rumah.
Sejumlah orang tua dan balitanya saat berenang. Foto: dok. Rockstar
"Bedanya kalau di sini, anak bisa bertemu banyak orang jadi bisa jadi ajang ia untuk berbaur dan bersosialisasi. Umumnya orang tua yang mendaftarkan anaknya di sini, buat nanti bekal anaknya sekolah juga, jadi sudah bisa beradaptasi di sekolah," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Dio, para teacher atau coach yang bertugas mengajar sudah lebih dulu mengikuti training secara bertahap. Terlebih, di Rockstar Gym yang diperuntukkan bagi bayi mulai dari usia 6 bulan hingga anak berusia 18 tahun ini, tentu pendekatan atau cara berkomunikasi ke masing-masing dari kelompok usia itu berbeda. Lamanya training bisa berlangsung satu hingga empat tahun, tergantung kesiapan para calon guru.
Dio juga menambahkan, pelanggannya di cabang Gandaria City, terbilang banyak dan terus meningkat, sekalipun ada pula yang datang dan pergi.
Kebanyakan pesertanya ada di kelompok usia bayi hingga usia tiga tahun, oleh karena alasan yang sudah sempat disebutkan. Yaitu, orang tua ingin anak bisa beradaptasi sebelum masuk sekolah.
ADVERTISEMENT
Terkait biaya yang harus disiapkan orang tua, bisa berbeda jumlah yang dibayarkan, tergantung tipe pembayaran menggunakan kartu kredit atau kartu debit, dan lamanya komitmen bergabung.
Hitungan per kunjungan untuk term ini di Rockstar Gym (2019) sebesar Rp 400 ribu/hari. Untuk satu bulannya, sebesar Rp 2.750.000 dan kalau langsung 6 bulan sebesar Rp 8.081.000 untuk menggunakan tipe pembayaran menggunakan kartu debit.
Kelas Olahraga Bayi menurut Psikolog
Psikolog anak di Rumah Dandelion, Carmelia Riyadhni melihat, sekolah yang perlu diikuti anak yaitu yang formal, mulai dari ia masuk SD. Artinya saat anak kira-kira sudah berusia 6 tahun, Moms.
Sementara kegiatan kelas bayi yang menjamur kini bahkan dimulai sejak usia anak masih sangat muda, tergolong informal atau tambahan yang sebenarnya kalau tidak diikuti tidak masalah.
ADVERTISEMENT
“Kalaupun enggak ikut, juga tidak apa-apa, karena kan media sosial sekarang sudah cukup banyak berita-berita (tentang parenting), nah tapi kalau kita masuk ke sebuah kelas, kita kan, bisa ngobrol langsung sama expertnya juga, bisa ngobrol sama orang tua yang lain. Jadi memperkaya ilmu dan informasi dari orang tua itu sendiri,” kata Carmelia.
Bila meninjau dari usia, usia di bawah satu tahun tengah mengembangkan motorik kasar dan halusnya, sehingga baik untuk terus dikembangkan.
Orang tua bisa membantu anak lewat permainan-permainan di rumah, bila tidak mengikutkan anaknya kursus di luar. Sementara jika orang tua memilih untuk mengikutkan anak mereka ke kursus di luar, maka stimulasi yang didapat anak semakin kaya.
Lanjut, seberapa penting manfaat yang didapat dari mengikuti kelas tambahan ini, bagi Carmelia tergantung komitmen orang tua, apakah sudah memasukan anak ke kelas secara konsisten dengan jadwal. Karena kalau konsisten, maka lebih kelihatan hasilnya.
ADVERTISEMENT
Yuk, ikuti terus konten spesial Sibuknya Bayi Masa Kini persembahan kumparanMOM.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten