Untitled Image

Mischka dan Devon, Dua Bersaudara Peraih Puluhan Medali Olimpiade Matematika

13 Agustus 2021 19:04 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Selama tahun 2021, dua bersaudara bernama Mischka Aoki dan Devon Kei Enzo, telah mencatatkan prestasi yang membanggakan bagi Indonesia. Ya, mereka berhasil meraih lebih dari total 30 medali olimpiade matematika dan sains tingkat internasional, Moms.
ADVERTISEMENT
Terbaru, Mischka dan Devon berhasil memenangkan dua medali emas untuk Indonesia dari Hua Xia Cup Final Round, dan juga beberapa medali dari Singapore International Math Olympiad Challenge (SIMOC).
Mischka dan Devon sudah ikut olimpiade matematika dari kelas 3 SD. Menurut Devon, yang paling berkesan adalah saat berhasil mewakili Indonesia ke babak final World Mathematics Invitational (WMI) di Fukuoka, Jepang, tahun 2019.
“Momen di sana yang sangat berkesan sekali, karena saya mewakili Indonesia bertanding melawan ribuan peserta dari seluruh dunia, dan saya berhasil bawa pulang medali perunggu untuk Indonesia. The thrills, just being there. Is truly amazing,” jelas Devon kepada kumparanMOM.
Devon (kiri) dan Mischka (kanan) Foto: Dok. Pribadi
Mischka dan Devon sendiri mengaku senang ikut olimpiade matematika karena sangat menantang. Lebih dari itu, olimpiade membuat mereka dapat belajar lebih baik, lebih teliti, dan bisa belajar matematika yang lebih dari seharusnya.
ADVERTISEMENT
“(Olimpiade) ini juga membuat kita mencoba hal baru, dan termotivasi untuk menjadi diri kita yang lebih baik,” jelas mereka lewat pesan singkat.
Untuk mendapatkan semua medali dan prestasi dari olimpiade, tentunya bukan hal yang mudah bagi Mischka yang berusia 12 tahun dan Devon yang kini masih berusia 11 tahun. Sebab, mereka harus belajar dari pagi sampai malam hari.
Terkadang, mereka juga seperti dikejar-kejar waktu, dan sangat kekurangan waktu dengan semua aktivitas yang dilakukan. Apalagi di sela-sela belajar matematika untuk olimpiade, mereka juga harus sekolah dari Senin sampai Jumat, dari pukul 7.30 sampai 15.30 di ACS Jakarta Secondary School. Kemudian sepulang sekolah masih harus menyelesaikan PR, projek sekolah, kerja kelompok, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana sebenarnya cara belajar Mischka dan Devon, ya? Yuk simak cerita dan perjuangan mereka di sini, Moms.

Cara Belajar Mischka dan Devon hingga Bisa Mendapatkan Medali Olimpiade Matematika

Devon (kanan) dan Mischka (kiri) Foto: Dok. Pribadi
Menurut Mischka dan Devon, jika sudah mendekati waktu olimpiade, mereka akan belajar dan mempersiapkan diri dengan matang. Biasanya mereka belajar matematika untuk olimpiade setelah jam makan malam. Belajarnya juga baru selesai jam 12 malam bahkan kadang bisa sampai jam 1 hingga 2 pagi.
Namun menurut mereka berdua, tidak ada metode khusus untuk belajar matematika. Asalkan terus berlatih, karena semakin banyak berlatih mengerjakan soal, maka akan semakin paham dengan matematika.
“Untuk metode khusus belajar matematika, tidak ada yang spesial sih. Yang harus kita ingat, matematika itu ‘practice make perfect’, or actually, ‘practice make you better’. Semakin sering kita latihan dan mencoba untuk menyelesaikan soal yang menantang, secara tidak langsung mengasah otak kita menjadi lebih baik, membuat kita lebih mudah untuk mengatasi soal yang sulit dan memahami hal lain lebih banyak lagi,” jelas Mischka dan Devon .
ADVERTISEMENT
Mischka dan Devon sendiri memang sangat menyukai matematika dari kecil, dan jadi pelajaran favorit yang sangat menyenangkan bagi mereka. Karena dalam matematika banyak sekali pemecahan masalah yang sebenarnya sangat menarik dan tantangannya selalu berganti.
Meski demikian, mereka juga pernah merasa jenuh saat belajar matematika. Jika sudah begini, biasanya Mischka dan Devon akan mencari kegiatan lain yang bisa membuat pikiran mereka menjadi lebih segar.
“Jenuhnya sih cuma sebentar, bukan jenuh yang nyerah tidak mau belajar matematika lagi, karena kita memang suka matematika. Waktu rasa jenuh itu datang, biasanya kita alihkan dengan aktivitas berbeda yang bisa refresh pikiran dan otak kita,” jelas mereka.
World Mathematics Invitational (WMI) di Fukuoka, Jepang, tahun 2019 Foto: Dok. Pribadi
Kemudian setelah pikiran segar kembali, Mischka dan Devon akan kembali belajar untuk bisa meraih tujuan yang diinginkan. Menurut mereka, menempatkan pikiran seperti itu, bisa membuat mereka termotivasi untuk kembali memberikan dan melakukan yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Lalu, supaya bisa gemar belajar atau mendapatkan nilai bagus dari matematika, jangan pernah menyerah dan selalu memberikan yang terbaik. Menurut mereka, tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan yang keras.
“Jangan pernah merasa puas, dan always want to learn something new. Matematika memang terlihat sangat sulit untuk yang tidak menyukainya, simbol, angka, dan rumus-rumusnya. Tapi sebenarnya Matematika itu sangat menyenangkan. Banyak sekali pemecahan masalah yang menarik yang bisa bermanfaat untuk keseharian kita,” jelasnya.
Mereka juga menyarankan untuk mencoba berkreasi dengan matematika, lalu cari cara belajar matematika yang menyenangkan. Misalnya, main hitung cepat dengan keluarga dan lihat siapa yang menang, atau cari Math Challenge di YouTube dan berusaha memecahkan semua pertanyaannya.
Be creative, and have fun! Matematika tidak selalu membosankan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT

Peran Orang Tua dalam Prestasi yang Diraih Mischka dan Devon

Devon, Mischka, dan Winnie Aoki Foto: Dok. Pribadi
Semua prestasi yang berhasil diraih oleh Mischka dan Devon tentunya juga hasil dukungan kedua orang tua mereka. Mischka dan Devon sendiri adalah anak dari desainer ternama Winnie Aoki yang pernah membuat gaun untuk anak Beyonce, Blue Ivy.
Walaupun kerap sibuk dengan bisnis, Winnie dan suaminya selalu menemani anak-anaknya belajar. Mischka dan Devon juga mengaku bahwa orang tuanya selalu ada di saat mereka membutuhkannya.
“Mereka akan selalu memprioritaskan kita, misalnya kalau kita perlu bantuan, baik itu hanya sekadar pertanyaan sekolah, kesulitan menjawab soal matematika yang kompleks, sampai hal besar mendampingi kita di suatu event, mereka selalu ada untuk kita,” jelas Mischka dan Devon.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, mereka pun bercerita bahwa setiap malam orang tuanya selalu meluangkan waktu untuk membimbing dan membantu menyelesaikan semua masalah yang terjadi di hari itu, supaya Devon dan Mischka bisa lebih siap untuk hari berikutnya.
“(Orang tua kami) menanyakan secara detail, bagaimana hari kita, apakah school work atau homework sudah selesai? Apakah ada kesulitan? Apakah ada ulangan dalam waktu dekat? apakah sudah siap untuk pelajaran sekolah besok, dan sebagainya,” lanjutnya.

Impian Serta Harapan Mischka dan Devon

Mischka dan Devon Foto: Dok. Pribadi
Ke depannya, Mischka dan Devon akan selalu mencoba dan menantang diri mereka dengan hal-hal baru. Tapi tentunya, kecintaan mereka terhadap matematika akan selalu ada, dan mereka juga akan terus berpartisipasi dalam olimpiade-olimpiade matematika dan sains tingkat internasional.
ADVERTISEMENT
Mereka juga ingin sekali berbagi ilmu dan pengalaman ke anak-anak muda Indonesia. Sebab mereka sadar akan kesenjangan pendidikan di Indonesia, sehingga salah satu impian mereka adalah berkontribusi untuk mendukung pendidikan Indonesia.
“Ini benar-benar life goal kita untuk bisa berbagi pengetahuan, pengalaman, belajar bersama, membantu menyelesaikan soal soal matematika, atau tantangan sulit yang mungkin sedang dihadapi anak-anak muda di Indonesia. Tentunya kita tidak dapat melakukan ini berdua, kita perlu kerjasama dengan banyak pihak. Mohon doanya, semoga kesempatan ini bisa tercapai ya,” jelas mereka.
Devon di World Mathematics Invitational (WMI) di Fukuoka, Jepang, tahun 2019 Foto: Dok. Pribadi
Mereka juga berharap bisa belajar di universitas impian, yakni di salah satu universitas Ivy League, seperti Universitas Columbia, Harvard, Brown, Cornell, Dartmouth, Pennsylvania, Princeton, hingga Yale. Untuk jurusannya, Devon ingin sekali belajar soal teknologi.
ADVERTISEMENT
“Apalagi untuk zaman sekarang, semuanya serba digital, mungkin saya akan ambil jurusan teknologi, mungkin bisa bermanfaat untuk kontribusi kembali untuk Indonesia nanti,” jelasnya.
Kemudian sang kakak, Mischka, ingin belajar graphic design karena sangat menyukai seni dan desain. Walaupun dia mengaku sangat senang dan menikmati belajar matematika. Lalu setelah selesai menyelesaikan pendidikan, mereka ingin menjadi pebisnis seperti kedua orang tuanya.
“Kita punya banyak sekali ide-ide dan tidak sabar untuk make everything happen into reality,” pungkasnya.
Wah, semoga kisah Mischka dan Devon bisa jadi inspirasi anak-anak kita dalam meraih mimpi-mimpinya ya, Moms.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten