Moms, Ternyata Hewan Peliharaan Bisa Mengurangi Risiko Anak Memiliki Alergi, Lho

Anak memberi makan kucing. Foto: ANURAK PONGPATIMET/Shutterstock

Punya hewan peliharaan di rumah seperti anjing dan kucing, Moms? Bila Anda punya anak-anak di rumah, jangan dilarang untuk bermain dengan peliharaannya, ya! Karena ternyata bisa membantu mengurangi si kecil terkena alergi, lho.

Ya Moms, sebuah penelitian di Jepang lewat jurnal PLOS One mengungkapkan, kehadiran kucing maupun anjing sejak ibu hamil atau awal-awal bayi lahir bisa menimbulkan kasus alergi lebih sedikit saat ia bertumbuh besar. Penelitian dilakukan terhadap 65 ribu anak, dan 22 persen anak yang memiliki hewan terbukti lebih sedikit punya alergi makanan.

Pada anak yang memelihara kucing, mereka cenderung tidak memiliki alergi kedelai, gandum, hingga telur. Sedangkan yang memelihara anjing, anak-anak cenderung tidak memiliki alergi kacang, telur, dan susu.

"Alergi makanan adalah suatu kondisi yang mengurangi kualitas hidup pasien dan keluarganya, membebankan biaya medis yang signifikan, dan merupakan pemicu utama anafilaksis (syok akibat reaksi alergi yang berat), yang terkadang berakibat fatal," ujar peneliti Dr. Hisao Okabe dari Fukushima Medical University, dikutip dari New York Post.

Dua orang anak berinteraksi dengan polisi satwa K-9 usai mempertunjukan keahlian anjing pelacaknya saat Car Free Day di Kawasan Bundaran HI, MInggu (8/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan

Dan ada temuan menarik yakni bahwa anak yang memelihara hamster justru dapat meningkatkan risiko alergi kacang.

"Peningkatan risiko alergi kacang dengan paparan hamster bisa dijelaskan karena hamster memakan kacang. Dengan kata lain, peneliti berasumsi bahwa alergen kacang dapat lebih sensitif melalui kontak fisik atau debu rumah," jelas peneliti.

Sementara untuk alergi ikan atau buah, menurut penelitian, tidak terpengaruh oleh spesies hewan peliharaan apa pun,

Hipotesis Kebersihan dan Hubungannya dengan Alergi Anak

Dilansir WebMD, temuan ini sebenarnya dapat dikaitkan dengan 'hipotesis kebersihan' yang dipelopori ahli epidemiologi asal Inggris, David Strachan, pada tahun 1989. Hipotesis tersebut mengatakan ibu hamil yang memiliki hewan peliharaan maupun di awal-awal bayi baru lahir dapat menyebabkan lebih sedikit kasus alergi saat anak sudah tumbuh semakin besar.

Ilustrasi anak-anak dan kucing. Foto: Jeanette Virginia Goh/Shutterstock

"Paparan terhadap hewan peliharaan saat di dalam rahim atau selama awal masa bayi mengubah mikrobioma bayi dan ibu dengan cara yang positif. Yang kemudian meningkatkan toleransi kekebalan terhadap alergen daripada perkembangan sensitisasi alergi makanan," ungkap Ahli Alergi Lenox Hill Hospital di New York, Sebastian Lighvani.

Sementara menurut Asisten Profesor Juris A. Grasis, PhD, dari School of Natural Sciences di University of California, anak-anak yang dibesarkan di daerah yang memiliki peternakan juga cenderung lebih jarang terkena alergi daripada di daerah perkotaan. Namun, penelitian ini lebih difokuskan pada kucing atau anjing rumahan dibandingkan mereka yang biasanya berkeliaran di luar ruangan.

Di sisi lain, para peneliti juga mendalami teori bahwa paparan hewan peliharaan dapat memengaruhi mikroorganisme usus bayi secara langsung atau tidak langsung melalui perubahan bakteri usus orang tuanya. Sebab, menurut studi tahun 2019 yang diterbitkan Journal of Allergy and Clinical Immunology menemukan bahwa orang dengan alergi makanan memiliki mikrobioma usus yang berbeda. Pun ada juga risiko anak rentan mengalami dermatitis atopik atau eksim akibat hewan peliharaan.

Tetapi, ditegaskan bahwa penelitian tersebut masih membutuhkan studi yang mendalam ya, Moms. Jadi, yang paling penting tetap menjaga anak aman selama bermain dengan kucing atau anjingnya, serta memastikan kebersihan dan kesehatan hewan tetap terjaga.

------

Dapatkan informasi terupdate seputar dunia parenting dan motherhood setiap hari hanya di Moms Update! Cari tahu informasi lengkapnya di sosial media kumparanMOM! Klik di sini