Mungkinkah Ibu Menyusui Kena Kanker Payudara?

10 April 2022 12:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mungkinkah Ibu Menyusui Kena Kanker Payudara? Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Mungkinkah Ibu Menyusui Kena Kanker Payudara? Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Menyusui punya beragam manfaat untuk ibu dan bayi. Bagi ibu, menyusui bisa mencegah beragam penyakit, salah satunya adalah kanker payudara.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, gejala awal kanker tersebut antara lain muncul benjolan di payudara, keluar cairan darah dari puting, dan adanya perubahan pada tekstur puting. Namun terkadang, ibu menyusui juga bisa mengalami salah satu gejala tersebut. Misalnya saja, adanya benjolan payudara.
Lantas sebenarnya, apakah ibu menyusui masih berpotensi terkena kanker payudara?

Kata Ahli soal Kemungkinan Ibu Menyusui Kena Kanker Payudara

Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutter Stock
Menurut Dokter Spesialis Anak sekaligus konsultan laktasi di BJ Medical Center, dr. Wiyarni Pambudi, SpA., kasus ibu menyusui kena kanker payudara sebenarnya cukup jarang terjadi.
“Kemungkinan kondisi ini hanya terjadi sekitar 3 persen, cukup jarang,” jelas dokter yang juga staf pengajar di staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara tersebut saat dihubungi kumparanMOM, Jumat (8/4).
ADVERTISEMENT
Jika memang ibu didiagnosis terkena kanker payudara, dr. Wiyarni mengungkapkan ibu masih dapat melanjutkan menyusui pada kanker stadium awal. Namun, tetap perlu mempertimbangkan kondisi kesehatan fisik dan mental ibu secara umum.
Mengutip Medical News Today, menyusui menurunkan risiko kanker payudara, terutama pada wanita pra-menopause. Bulan-bulan kehamilan dan menyusui akan mengurangi siklus menstruasi yang dimiliki seorang wanita dalam hidupnya. Hal itu akan mengurangi paparannya terhadap hormon yang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, salah satunya kanker payudara.
Meskipun risikonya rendah, ibu harus tetap berkonsultasi pada dokter jika khawatir terhadap kondisi kesehatan payudaranya. Hal itu perlu dilakukan untuk memastikan apakah benjolan tersebut merupakan tanda kanker payudara atau penyakit lain, seperti payudara bengkak, mastitis, abses, hingga kista.
ADVERTISEMENT
“Pemeriksaan fisik oleh nakes yang kompeten bisa membedakan, ditunjang dengan USG payudara,” pungkas dr. Wiyarni.