Orang Tua dengan Bayi Lahir Prematur Berisiko Alami Stres dan Kecemasan

16 Mei 2023 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi lahir prematur. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi lahir prematur. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada berbagai alasan mengapa bayi harus dirawat di NICU setelah dilahirkan. Bisa karena bayi lahir prematur sehingga butuh waktu agar organ vitalnya berkembang sempurna, atau juga memiliki penyakit bawaan sejak lahir.
ADVERTISEMENT
Bila bayi harus menjalani perawatan di NICU, orang tua pun berisiko mengalami peningkatan depresi, kecemasan, hingga kondisi kesehatan mental lainnya.
Ya Moms, sebuah studi yang dikutip dari Motherly menunjukkan, tidak hanya bayi saja yang butuh dukungan agar bisa bertahan hidup dengan baik. Tetapi juga ayah dan ibunya, terutama selama bayi dirawat hingga periode transisi saat akhirnya bisa pulang ke rumah.
Kira-kira, apa alasan depresi dan kecemasan ini mungkin terjadi pada orang tua ketika bayinya harus dirawat di NICU?

Penyebab Orang Tua Rentan Stres saat Bayi Dirawat di NICU

Ilustrasi bayi prematur. Foto: Shutter Stock
1. Situasi NICU yang Menegangkan
Suara mesin dan monitor, kemudian hiruk pikuk dokter dan perawat yang silih berganti mendatangi si kecil bisa membuat tekanan pada orang tua. Belum lagi bila ibu yang dihadapkan berbagai permasalahan setelah melahirkan seperti ASI seret atau stres.
ADVERTISEMENT
Ketegangan ini sebenarnya bisa diatasi dengan fokus pada bayimu saja, Moms. Anda bisa lebih banyak berinteraksi dengan si kecil, melakukan kangaroo care, dan membaca doa agar pikiran lebih tenang. Jangan lupa, tetap sempatkan beristirahat dan mintalah bergantian dengan suami atau anggota keluarga lain untuk menjaganya.
2. Situasi yang Tidak Diharapkan
Tidak ada yang sepenuhnya siap menghadapi bayi yang harus mendapatkan perawatan tambahan di NICU. Mungkin sebenarnya ibu sudah mempersiapkan diri karena kehamilannya yang berisiko tinggi, punya riwayat melahirkan prematur, atau hamil anak kembar. Tetapi, harus berpisah selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan tidaklah mudah.
3. Pikiran Tidak Fokus
Ilustrasi Bayi di Dalam Inkubator. Foto: Shutterstock
Karena terlalu banyak yang dipikirkan tentang bayi Anda selama di inkubator, Anda jadi kurang fokus melakukan aktivitas lainnya. Bahkan, untuk mengurusi diri sendiri pun kadang lupa. Perlu diingat, ibu setelah melahirkan juga akan mengalami penurunan hormon. Sehingga, menyebabkan emosi cenderung kurang stabil hingga lebih sensitif dan mudah marah.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, setelah pulang ke rumah bersama bayi pun Anda akan berusaha memaksimalkan kondisi agar si kecil tidak sakit lagi. Karena harus fokus merawat bayi di rumah, Anda pun jadi tidak sempat memiliki waktu berinteraksi dengan orang lain.
4. Kurang Waktu untuk Merawat Diri
Melihat bayi sedang berjuang agar tetap sehat selama di NICU bisa membuat ibu melupakan berbagai kebutuhan pribadinya. Karena Anda ingin sebisa mungkin tetap berada di samping anak, lalu berpikir bahwa memiliki waktu sendiri itu egois.
Padahal, tidak ada salahnya untuk menyisihkan waktu agar bisa merawat diri sendiri. Merawat diri berarti istirahat dan makan yang cukup, memiliki waktu untuk mencari hiburan, hingga berolahraga untuk menenangkan pikiran. Bila tidak ingin jauh dari bayi, Anda bisa berjalan di sekeliling rumah sakit juga, lho!
ADVERTISEMENT
Jadi, bila tidak ingin terjadi stres, selalu cemas, atau bahkan depresi, Anda sebaiknya mencari banyak dukungan dari orang di sekitarmu ya, Moms.