Penting, Moms! 3 Kebiasaan Ini Bisa Turunkan Imunitas Tubuh Anak

6 Oktober 2023 17:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sakit demam. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sakit demam. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kesehatan anak adalah salah satu hal yang paling jadi perhatian orang tua. Oleh karena itu, apa pun akan dilakukan orang tua agar anak memiliki imunitas atau sistem kekebalan tubuh yang baik.
ADVERTISEMENT
Sayangnya terkadang tanpa disadari, orang tua melakukan hal yang justru melemahkan sistem kekebalan tubuh anak, lho! Ahli kesehatan holistik keluarga dan anak, Jessica Donovan, memberikan beberapa tips berikut ini, dikutip dari Natural Super Kids.

3 Hal yang Bisa Melemahkan Imunitas Tubuh Anak

1. Konsumsi gula berlebih
Ilustrasi anak makan permen. Foto: Shutterstock
Bukan rahasia lagi bahwa konsumsi gula berlebih bisa berdampak buruk untuk tubuh. Bahkan tak sedikit anak yang kerap mengalami sugar rush atau perubahan perilaku setelah mengkonsumsi gula terlalu banyak.
Tak hanya itu, gula ternyata juga dapat memberikan efek negatif langsung pada sistem kekebalan tubuh. Studi menunjukkan bahwa asupan gula yang tinggi dapat menekan sistem kekebalan tubuh hingga 45% sampai 5 jam setelah mengonsumsinya.
Jika anak Anda mengonsumsi gula dalam dosis besar secara teratur, sistem kekebalan tubuhnya akan terus tertekan. Ini berarti bahwa proses yang disebut fagositosis – di mana sel-sel kekebalan memakan patogen-- akan ditekan. Jadi ketika mereka terpapar virus atau bakteri di sekolah, kemungkinan besar mereka akan sakit.
ADVERTISEMENT
Ketika kita berbicara tentang pengurangan gula, yang perlu diwaspadai adalah gula buatan. Pada label makanan, kata apa pun yang diakhiri dengan -ose berarti gula – maltosa, sukrosa, dekstrosa hanyalah beberapa di antaranya yang harus dihindari. Sumber makanan lain yang juga mengandung banyak gula seperti sereal, makanan ringan, dan bahkan saus pasta.
Namun gula alami seperti madu, sirup maple, dan gula kelapa juga perlu diperhatikan. Makanan ini jelas merupakan alternatif yang lebih baik daripada makanan olahan, tetapi tetap saja mengandung gula dan dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Camilan yang dibuat dengan gula sederhana alami paling baik untuk camilan sesekali daripada dikonsumsi sehari-hari.
Hal penting dalam mengurangi gula adalah melakukannya selangkah demi selangkah. Carilah satu peralihan sederhana, seperti jika terbiasa sarapan sereal, cobalah beralih ke bubur ayam, dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
2. Stres
Anak yang tantrum akibat stres bisa jadi bersikap berlebihan Foto: Shutterstock
Sebagai orang tua, kita sering kali memiliki tingkat stres yang tinggi, namun kita jarang memikirkan stres yang mungkin dihadapi anak. Padahal, menurut Donovan, anak-anak memiliki sumber stres yang besar. Kelompok pertemanan, tekanan teman sebaya, pergantian guru, pindah rumah, semua ini bisa menimbulkan stres. Jadwal yang terlalu padat adalah sumber stres lainnya.
Saat kita stres, terjadi peningkatan kortisol, hormon stres. Kortisol mempersiapkan tubuh untuk melawan atau lari. Namun badan ini mempunyai sumber daya yang terbatas dan akan memprioritaskan kemana sumber daya tersebut akan disalurkan. Jadi ketika stres melanda, maka akan menarik nutrisi dari sistem kekebalan tubuh dan pencernaan. Itu sebabnya kita lebih sering sakit saat stres.
Ada dua cara sederhana untuk membantu anak Anda mengatasi stres. Yang pertama adalah memastikan mereka punya waktu bebas tanpa jadwal les apa pun. Aturlah jadwal dalam beberapa hari tanpa les atau latihan apa pun sepulang sekolah. Bagaimana jika mereka bosan? Tak masalah, Moms! Justru itu efek yang baik.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya sangat baik bagi sistem saraf anak untuk memiliki waktu senggang tersebut. Saat senggang, mereka mungkin jadi lebih kreatif dan, bisa jadi tiba-tiba muncul hasil karya lucu di ruang santai keluarga!
Yang kedua adalah memastikan bahwa kita mendengarkan masalah anak, bukan menyelesaikannya. Kalau mereka merasa terganggu karena suatu hal, ucapkan dukungan seperti 'pasti rasanya berat ya, nak', atau 'kamu pasti marah banget karena hal itu'. Ini membantu mereka untuk berbagi emosi dan mengatasi stres. Jika mereka tahu bahwa mereka bisa mendatangi Anda, mereka akan lebih terbuka seiring bertambahnya usia.
3. Jarang bermain di luar ruangan
com-Ilustrasi anak sedang asik bermain gadget. Foto: Shutterstock
Ada beberapa kekhawatiran saat anak terlalu banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan. Pertama, pemenuhan kebutuhan Vitamin D.
ADVERTISEMENT
Vitamin D tak hanya meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Tapi ia juga mengaturnya, membantu mengurangi hal-hal seperti alergi, intoleransi, dan bahkan penyakit autoimun. Jadi semakin sering anak Anda berada di luar ruangan, sistem kekebalan tubuhnya akan semakin kuat dan seimbang.
Alasan kedua adalah di luar ruangan penuh dengan mikroba! Berada di dalam ruangan sepanjang waktu berarti anak Anda tidak bermain di taman atau melompat ke genangan air. Mikroba ini membantu membangun kekebalan dan mendukung kesehatan usus .
Berada di luar ruangan bukan berarti mereka harus berkeliaran di jalanan. Anda dapat menata halaman belakang dengan beberapa area bermain. Atau Anda dapat menanam sayuran bersama-sama, dan mengajak mereka bertanggung jawab untuk menyiangi dan menyiraminya. Hal ini juga akan mendorong mereka untuk lebih terbuka dalam mencoba sayuran yang mereka tanam.
ADVERTISEMENT