Penting, Moms! Simak Tanya Jawab Lengkap dengan IDAI dan Kemenkes soal KLB Polio

28 November 2022 9:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi polio. Foto: podsy/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi polio. Foto: podsy/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pemkab Pidie, Aceh, menetapkan status KLB setelah ditemukannya seorang anak berusia 7 tahun yang mengidap polio beberapa waktu lalu. Awalnya, anak tersebut mengalami gejala demam, nyeri sendi, hingga kelemahan pada anggota gerak.
ADVERTISEMENT
Setelah dilakukan berbagai pemeriksaan fisik dan laboratorium, ia dinyatakan terinfeksi virus polio. Padahal, Indonesia sudah dinyatakan bebas polio oleh WHO sejak tahun 2014 lalu, yang artinya 8 tahun lamanya negara kita terhindar dari penyakit lumpuh layu tersebut.
Kemunculan satu kasus itu membuat pemerintah setempat langsung menetapkan status KLB. Sebab menurut penelitian, kemunculan satu kasus polio lumpuh layu menunjukkan setidaknya ada 200 anak lain yang terinfeksi dengan gejala lebih ringan. Selain menyebabkan kelumpuhan permanen, polio juga bisa menyebabkan kerusakan saraf.
Benar saja, Moms. Beberapa hari setelah temuan 1 kasus awal tersebut, ditemukan 3 kasus polio lain di wilayah yang sama. Namun ketiga anak tersebut tidak menunjukkan gejala.
Nah salah satu cara pencegahan yang tepat dari penyakit polio adalah pemberian vaksin tepat waktu dengan dosis lengkap. Berikut beberapa hal yang perlu dipahami orang tua soal vaksin polio. kumparanMOM merangkum jawaban dari berbagai ahli seperti Ketua IDAI dr Piprim Basarah Sp.A (K), dokter spesialis anak dr Reza Abdussalam, Sp. A(K), Prof. dokter spesialis Ilmu Kesehatan Anak Subspesialis Infeksi Pediatri Tropis Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp. A, Subsp. IPT, M.Trop.Paed, hingga jubir Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi.
ADVERTISEMENT

Tanya Jawab Ahli soal Vaksin Polio

Ilustrasi vaksin dan imunisasi pada bayi. Foto: Shutter Stock
Apa saja jenis vaksin polio?
Vaksin polio terdiri dari dua jenis, yaitu tetes (oral) dan injeksi (suntikan). Vaksin polio tetes disebut bivalent oral polio vaccine (bOPV) yang berisi virus polio hidup dengan tipe B1 dan B3. Sementara, vaksin polio injeksi yang disebut inactivated polio vaccine berisi virus mati dengan tipe B1, B2, dan B3.
Kapan anak perlu divaksin polio?
Vaksin polio diberikan segera setelah bayi lahir. Kemudian, tetes kedua, ketiga, dan keempat diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan bersamaan dengan imunisasi DPT. Sementara, untuk vaksin jenis injeksi diberikan dua kali pada usia 5 dan 6 bulan. Dosis booster vaksin polio diberikan saat bayi usia 18 bulan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana jika bayi terlambat divaksin?
Tidak ada kata terlambat untuk mendapatkan vaksin polio. Jika vaksin OPV dan IPV terlewat, segera disusulkan dengan mengikuti ketentuan yang ada. Contohnya, pemberian vaksin harus ada jeda minimal 4 minggu dari dosis sebelumnya.
Ilustrasi polio. Foto: podsy/Shutterstock
Bagaimana polio ditularkan?
Polio ditularkan melalui feses yang mencemari makanan. Umumnya, orang yang terinfeksi polio bisa menyebarkan virusnya ke orang lain 1-2 minggu setelah muncul gejala.
Bagaimana jika vaksin polio langka di daerah domisili?
Vaksin polio tersedia di faskes pemerintah seperti puskesmas atau rumah sakit umum dan faskes swasta di seluruh Indonesia. Jika sulit mendapatkannya, segera konsultasi dengan dokter anak atau mencari tahu soal program pemerintah seperti bulan atau pekan imunisasi yang ada setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Apakah vaksin IPV harus diberikan dua kali? Sedangkan di buku KIA baru tercantum 1 kali
Jika vaksin polio baru diberikan satu kali, segera berkonsultasi pada dokter spesialis anak atau puskesmas untuk melengkapi dosisnya.
Bayi sudah vaksin polio lengkap, apa masih bisa kena polio?
Menurut penelitian, vaksin OPV dan IPV memberikan perlindungan 90-100 persen pada bayi dari risiko penyakit polio.
Apakah orang dewasa bisa terinfeksi polio?
Polio bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih sering ditemukan pada anak di bawah usia 15 tahun.
Apakah Jakarta dan sekitarnya aman dari virus polio?
Aman. Provinsi yang cakupan vaksinasinya tinggi, risiko tertular penyakit polionya rendah.
Polio bersifat menular, perlukah karantina jika keluar dari daerah yang ditemukan kasus polio?
ADVERTISEMENT
Tidak perlu karantina karena penularan langsung dari tinja ke air, jadi harus ada media air. Kalau sudah buang air besar di jamban, virus polio tidak bersirkulasi.
Bagaimana jika orang tua antivaksin?
Pemerintah terus edukasi dengan pendekatan dari tokoh masyarakat.