Pentingnya Peran Staf Medis Dalam Keberhasilan Menyusui

26 Februari 2021 22:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu menyusui - POTRAIT Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu menyusui - POTRAIT Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menyusui punya banyak manfaat untuk tumbuh kembang bayi. Oleh karena itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bayi mendapat ASI eksklusif hingga berusia 6 bulan, dan dilanjutkan pemberiannya hingga berusia 2 tahun atau lebih, dengan disertai pemberian MPASI yang bergizi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, menurut data dari Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Aman B. Pulungan, Sp. A(K), FAAP, FRCPI (Hon), angka pemberian ASI eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia, sangat rendah, Moms.
"Jika menurut data yang saya ambil dari studi teman-teman dokter, ternyata pemberian ASI eksklusif di Indonesia itu masih sangat rendah, lho. Pemberian ASI eksklusif di Indonesia hanya 37,3% saja. Sedangkan di Sri Langka, misalnya lebih dari 60%. Ini hebat," kata dr. Aman, saat membuka seminar media "Empower Parents, Enable Breastfeeding" yang diselenggarakan di Gedung IDAI, Jakarta, beberapa waktu lalu.
dr. Aman mengatakan, seharusnya angka tersebut bisa berubah seiring berjalannya waktu karena semakin meningkatnya kesadaran para ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk staf medis.
ADVERTISEMENT

Pentingnya Peran Staf Medis pada Keberhasilan Menyusui

Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Thinkstock
Dukungan dari staf medis seperti dokter dan bidan ternyata tak kalah penting lho, Moms. Mereka pun harus memahami dan diharuskan mampu membantu para ibu baru untuk bisa berhasil menyusui sejak bayi baru dilahirkan.
Ketua Satgas ASI IDAI, dr. Elizabeth Yohmi, Sp.A, mengatakan bahwa dukungan tenaga medis sangatlah penting. Seperti setelah bayi dilahirkan dan dibersihkan, staf medis harus langsung membawa bayi kepada ibunya agar bisa langsung menyusui. Namun sayangnya, menurut data IDAI, hanya sedikit staf medis yang memahami hal tersebut.
"Jadi setidaknya 80 persen ibu menyusui dari bayi cukup bulan melaporkan, butuh waktu 6 jam setelah melahirkan hingga seorang staf menawarkan bantuan menyusui. Padahal sejak baru dilahirkan, bayi harus langsung dibawa kepada ibunya untuk menyusui," kata dr. Yohmi.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, di Indonesia, terutama di daerah-daerah, masih sangat sedikit tenaga medis yang mendapat pelatihan bagaimana membantu ibu menyusui. Oleh sebab itu, perlu ada kompetensi di bidang laktasi untuk para tenaga medis terutama dokter anak, bidan, dan perawat di fasilitas kesehatan.
Ilustrasi dokter Foto: Pixabay
dr. Aman menambahkan, saat ini tempat kesehatan masyarakat yang terkecil seperti puskesmas, misalnya, hanya fokus terhadap orang sakit. Masih sangat sedikit yang peduli soal ibu menyusui.
"Padahal ini penting, lho. Perlu ada kerja sama dari berbagai pihak terutama stakeholder untuk membantu ini. Nah, sekarang kita sedang mulai pelatihan dan pembekalan ibu menyusui di rumah sakit swasta," ujarnya.
Jadi, Moms, sebelum melahirkan, tak ada salahnya mencari tahu kompetensi tenaga medis Anda soal ASI dan menyusui. Dengan begitu, setelah melahirkan nanti, Anda bisa mendapat dukungan dan bantuan dari tenaga ahli tersebut untuk memudahkan Anda menyusui bayi.
ADVERTISEMENT