Pentingnya Tidur Siang untuk Perkembangan Otak Anak

28 Agustus 2024 12:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak tidur. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak tidur. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anak-anak membutuhkan waktu tidur lebih banyak dibanding orang dewasa. Setiap kelompok usia anak memiliki kebutuhan tidur yang berbeda. Namun, tahukah Anda kekurangan waktu tidur memiliki efek negatif untuk anak?
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Magazine Harvard, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tidur siang membersihkan otak, khususnya area hippocampus. Bagian ini memiliki peran penting dalam pembelajaran dan memori. Ya, Moms, ini sebagai pengingat informasi baru dan menghubungan emosi ke dalam ingatan.
Profesor ilmu saraf kognitif di Universitas Massachusetts Amherst, Amerika Serikat, Rebecca Spencer, menggambarkan hippocampus sebagai sebuah sistem pengarsipan jangka pendek.
“Semua hal baru yang Anda temui sehari-hari dimasukkan ke sana sebelum disortir ke dalam korteks selama tidur. Korteks merupakan memori atau sistem penyimpanan ingatan jangka panjang dengan daya yang lebih besar," ujar Spencer.
Ilustrasi anak cukup tidur. Foto: Shutter Stock
Di sisi lain, anak-anak terus-menerus mendapatkan informasi baru setiap hari. Misalnya, mereka tidak hanya mempelajari alfabet, tetapi juga mengetahui bahwa langit berwarna biru dan kelinci berbulu. Sehingga hippocampus anak-anak perlu lebih sering dibersihkan dengan tidur.
ADVERTISEMENT

Pentingnya Tidur yang Cukup untuk Anak

Tak hanya itu, penelitian Spencer menemukan anak yang tidur siang setelah mempelajari kata-kata baru, dapat mengingat 80 persen kata tersebut. Sementara anak-anak yang tidak tidur siang hanya mampu mengingat 30 persen.
Anak-anak yang tidak tidur siang juga mendapat skor rata-rata 10 persen lebih rendah dalam tes retensi kata. Tes retensi digunakan untuk menilai keterampilan motorik. Lebih spesifiknya untuk menentukan berapa banyak informasi yang telah disimpan setelah praktik.
Ilustrasi anak tidur. Foto: Ole.CNX/Shutterstock
"Sesuatu yang dipelajari sebelum tidur cenderung tersimpan di otak. Hal ini memberi tahu kita bahwa tidur harus dilakukan segera setelah pembelajaran agar pembelajaran dapat terserap,” katanya.

Dampak Anak Tidak Mendapat Istirahat Cukup

Senada dengan Spencer, Dokter Anak di Brookline, Amerika Serikat, Laura De Girolami menyebut, anak yang kurang tidur siang akan mengalami beberapa masalah.
ADVERTISEMENT
“Kami melihat masalah perhatian, gangguan emosional, kesulitan akademis, masalah kesehatan mental, penambahan berat badan, bahkan perubahan pertumbuhan,” tutur De Girolami.
Sebab, hampir semua hormon pertumbuhan manusia diproduksi selama tidur nyenyak. Tidur siang dengan durasi 45 menit sudah cukup baik untuk memenuhi kebutuhan anak.
“Kurang tidur dapat mengakibatkan penurunan sekresi hormon pertumbuhan dan kadar kortisol. Saya biasanya tidak memberi tahu orang tua tentang hal itu karena hal itu akan membuat mereka takut,” ujar De Girolami.
Ilustrasi anak tidur. Foto: Shutter Stock
Penelitian yang dipublikasikan di Lancet Child & Adolescent Health menyoroti dampak neurologis dari kurang tidur. Analisis ini mengambil data dari studi Perkembangan Kognitif Otak Remaja.
Penelitian ini mengamati lebih dari 8.000 anak berusia 9 dan 10 tahun. Sekitar setengah dari mereka, tidur kurang dari sembilan jam setiap malam. Anak-anak yang kurang tidur memiliki lebih banyak masalah kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pencitraan otak menunjukkan bahwa anak-anak yang kurang istirahat memiliki volume materi abu-abu yang lebih kecil di area otak. Bagian ini memiliki fungsi sebagai pengendali perhatian, memori dan kontrol diri.