Penyebab Balita Suka Memukul

29 Juni 2022 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak balita memukul. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita memukul. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memperhatikan tingkah laku balita menjadi salah satu cara untuk memantau tumbuh kembang anak. Di usia balita, anak-anak kerap menunjukkan perilaku agresif seperti, menggigit, menendang dan memukul. Itu semua merupakan bagian dari tumbuh kembang yang normal pada si kecil.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, beberapa orang tua mungkin resah karena kebiasaan balita yang suka memukul bisa saja menyakiti dirinya sendiri atau orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu, penting bagi ibu dan ayah untuk mengidentifikasi penyebab si kecil memukul agar bisa memberikan penanganan yang tepat.
Nah Moms, berikut beberapa alasan balita suka memukul yang perlu ibu dan ayah pahami.

7 Alasan Balita Suka Memukul

Ilustrasi anak balita memukul kepalanya sendiri. Foto: Shutterstock
Balita memiliki keterbatasan kemampuan untuk berkomunikasi, sehingga tindakannya seperti memukul menjadi salah satu cara untuk mengungkapkan perasaannya. Ya Moms, balita memiliki keterampilan motorik yang berkembang pesat, namun tidak memiliki keterampilan bahasa pada level yang sama untuk mengekspresikan emosinya. Mengutip Children’s Mercy, hal ini menyebabkan balita frustasi sehingga mereka terpaksa memukul benda, diri sendiri, atau orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Seperti yang telah dibahas di atas, anak-anak memiliki keterampilan motorik yang berkembang pesat di usia balita. Kemampuan yang baru ditemukannya untuk menggerakkan lengan dan kakinya dengan kekuatan lebih menjadi sangat menarik bagi si kecil. Ini membuat balita punya keinginan untuk bereksperimen dengan tindakan tertentu seperti memukul dan penasaran dengan akibatnya.
Menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, banyak balita memukul atau menggigit ketika mereka mengalami hari yang buruk atau frustasi dengan situasi dan orang-orang di sekitarnya. Keterbatasan kemampuan untuk mengekspresikan dirinya membuat balita cenderung agresif saat sedih atau kesal, Moms.
Ilustrasi anak marah. Foto: Shutter Stock
Tak jarang balita yang menjadi sangat rewel saat tantrum menunjukkan sifat keras kepala dan temperamen yang tinggi. Emosi ini menyebabkan balita melakukan tindakan agresif termasuk memukul. Alasannya, ketidakmampuan balita untuk beradaptasi dengan situasi dan menerima perubahan.
ADVERTISEMENT
Balita bisa memukul, menendang, atau menggigit orang lain karena memiliki pengendalian diri yang kurang dalam bertindak atas emosinya. Ini merupakan hal normal, sebab si kecil juga tidak menyadari bahwa tindakannya salah karena mereka belum mengerti sepenuhnya.
Ingat Moms, anak-anak merupakan peniru ulung. Di usia balita, mereka memiliki pikiran yang mudah dipengaruhi sehingga mudah untuk meniru beberapa tindakan yang ditunjukkan orang-orang di sekitarnya termasuk ibu dan ayah. Jika anak melihat Anda kerap memukul, ia akan dengan mudah untuk menirunya.
Beberapa anak menunjukkan tindakan agresif sebagai bentuk perkembangan yang normal, namun ada anak yang suka memukul sebagai tanda gangguan perkembangan. Anak-anak dengan gangguan perkembangan saraf memukul orang lain karena mereka memiliki banyak energi yang perlu disalurkan (hiperaktif).
ADVERTISEMENT