Penyebab Bayi Sering Gumoh dan Cara Mencegahnya

7 September 2020 8:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi gumoh. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi gumoh. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apakah bayi Anda sering memuntahkan sedikit ASI atau susu setelah meminumnya? Bila ya, kondisi ini dikenal dengan sebutan gumoh atau spitting up (gastroesophageal reflux).
ADVERTISEMENT
Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berdasarkan data di Indonesia, angka kejadian gumoh selama 2 bulan pertama kehidupan bayi lebih tinggi dibanding negara lain. Data ini mengungkapkan bahwa 25 persen bayi Indonesia mengalami gumoh lebih dari 4 kali pada bulan pertama. Sebesar 50 persen anak mengalami gumoh 1 sampai 4 kali per hari sampai usia 3 bulan.
Lebih lanjut, sekitar 30 persen ibu di Indonesia mengalami kecemasan mengenai gumoh. Sebagian besar atau 66 persen rasa cemas itu berkaitan dengan frekuensi dan juga gejala yang menyertai gumoh, seperti menangis atau rewel.
Lantas, apa penyebab bayi sering gumoh, ya?

Penyebab Bayi Gumoh

Ilustrasi bayi gumoh. Foto: Shutter Stock
Dilansir Baby Center, secara fisik ukuran lambung bayi di bawah 12 bulan memang relatif masih kecil dan kerongkongannya belum berkembang. Cincin otot yang berada di dasar kerongkongan pun belum berfungsi dengan baik, sehingga berpotensi memuntahkan ASI atau MPASI yang baru ditelan.
ADVERTISEMENT
Jadi, Moms, gumoh biasanya terjadi saat anak minum susu terlalu banyak atau menelan banyak udara karena pencernaanya belum mampu menampung banyak susu formula atau ASI.
Oleh sebab itu, bila bayi Anda menggunakan dot, perhatikan lubang dotnya. Ya Moms, lubang yang terlalu besar juga dapat memicu gumoh, karena susu yang keluar terlalu banyak bagi bayi.

Cara Cegah Bayi Gumoh

Ilustrasi bayi gumoh. Foto: Shutter Stock
Agar gumoh tidak sering terjadi, posisikanlah bayi Anda dalam posisi cukup tegak saat ia sedang menyusu atau ketika memberinya MPASI. Setelah itu, sendawakan bayi untuk mengeluarkan gas atau udara yang tidak sengaja ikut tertelan yang bisa mengakibatkan gumoh.
Ingat, jangan berlebihan saat memberinya makan. Biasakan setelah makan, jangan langsung menidurkan atau justru mengajak bermain. selama 20 menit, pertahankan posisi tegak agar makanan dapat turun ke saluran cerna secara lancar.
ADVERTISEMENT
Meski gumoh pada bayi tergolong normal, dan frekuensi pada tiap anak bisa saja berbeda-beda, namun Anda tetap perlu waspada, Moms. Jika bayi gumoh dengan intensitas yang tinggi hingga menyembur secara paksa (muntah proyektil), menetap hingga lebih dari satu tahun, disertai demam, menolak makan, dan kesulitan bernapas, segera hubungi dokter.