news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perbaikan Gizi, Anak Stunting di Indonesia Akan Terima Bantuan Makanan Sehat

30 Mei 2022 13:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vita Fatimah (kiri) memberikan makanan kepada balita di Bandung. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Vita Fatimah (kiri) memberikan makanan kepada balita di Bandung. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
Stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan anak masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Bahkan, menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 menunjukkan angka stunting per tahun 2019 masih cukup tinggi, yakni 24,4 persen.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi persoalan stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan segera meluncurkan sebuah program yang dinamakan Bapak Asuh. Wah, seperti apa programnya?
“Nantinya para bapak asuh akan langsung menyasar gizi anak asuhnya melalui makanan sehat yang dibuat oleh tim pendamping keluarga (TPK),” kata Plt. Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dwi Listyawardani, dalam keterangan tertulisnya.
Seperti Apa Program Bapak Asuh Stunting?
Program Bapak Asuh ini akan dibuat berbasiskan sebuah aplikasi perangkat lunak. Konsep dari program ini adalah bapak-bapak asuh yang tergabung dalam program ini berkesempatan menjadi donatur.
Seorang dokter menunjukan aplikasi cegah stunting (Ayo Ceting) khusus untuk ibu hamil dan yang mempunyai balita. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Nantinya, setiap donatur akan membantu anak-anak asuhnya yang terkena stunting dan berasal dari keluarga tidak mampu. Bantuan tersebut berupa dana yang akan digunakan oleh TPK untuk membuat makanan yang sehat dengan gizi seimbang. Target prioritas dari program ini sendiri adalah bayi di bawah usia 2 tahun.
ADVERTISEMENT
“Terkait kebutuhan biaya yang dikontribusikan dari bapak asuh ke anak asuh, kira-kira Rp500 ribu per anak per bulan,” jelas Dani.
Dari uang tersebut, setiap hari anak asuh akan menerima asupan gizi senilai Rp15 ribu untuk tiga kali makan selama 30 hari.
“Jadi anak asuh dalam sebulan akan menerima asupan gizi senilai Rp450 ribu. Untuk yang Rp50 ribu kami sisihkan untuk kader pendamping karena harus ke sana ke sini, berat tugasnya,” ujar dia.
Kapan Program Bapak Asuh Diluncurkan?
Dokter memeriksa keadaan fisik seorang anak yang mengalami stunting di Desa Bokong, Taebenu, NTT. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Aplikasi itu akan diluncurkan pada puncak Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan, Sumatera Utara, pada 29 Juni 2022. Peluncuran tersebut sekaligus menjadi pencanangan sebagai kota percontohan pertama yang menjalankan program Bapak Asuh.
Sambil berjalannya waktu, BKKBN akan terus menyempurnakan aplikasi tersebut, bersama dengan data terbaru anak yang mengalami stunting di seluruh daerah untuk menciptakan keluarga berkualitas.
ADVERTISEMENT
“BKKBN terus berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai target penurunan stunting nasional menjadi 14 persen pada 2024,” tutup Dani.