news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perlukah Bantu Anak Balita Belajar Berdiri dan Berjalan?

28 Oktober 2020 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak belajar jalan.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak belajar jalan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Orang tua mana yang tidak bahagia bila tumbuh kembang anak balitanya sesuai usia. Salah satunya saat anak bisa bisa berdiri dan berjalan saat usianya sudah satu tahun. Namun setiap anak berbeda, Moms. Bisa saja, ada anak yang saat usianya 1 tahun belum dapat melakukannya.
ADVERTISEMENT
Bila si kecil mengalami hal ini, perlukah kita membantunya?

Kapan Anak Perlu Dibantu Belajar Berdiri dan Berjalan

Menurut Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dr. Luh Karunia Wahyuni, Sp.KFR(K), seperti yang dikutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berdiri dan berjalan adalah suatu proses alamiah yang seharusnya terjadi pada semua anak. Jadi anak sebenarnya bisa melakukannya sendiri.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi bisa tidaknya si kecil berdiri dan berjalan sendiri, bila ada masalah dari faktor tersebut, Anda perlu membantunya, Moms. Apa saja ya faktornya?
Ilustrasi mengajak anak belajar jalan. Foto: Shutterstock

1.Faktor Anak

Faktor dalam diri anak balita Anda sangat memengaruhi proses berdiri dan berjalannya. Seperti:
- Keinginan untuk bergerak. Keinginan si kecil untuk bergerak harus dimilikinya agar bisa berdiri dan berjalan. Keinginan ini harus didukung oleh nutrisi yang cukup, kemampuan sensoris dan kognitif yang baik, bagian tubuh terbebas dari rasa nyeri serta kondisi jantung dan paru-paru harus sehat.
ADVERTISEMENT
- Persepsi. Selain keinginan dalam diri, si kecil juga memerlukan persepsi yang baik untuk bisa berdiri dan berjalan. Misalnya persepsi terhadap gerak, arah, jarak, tempo, kecepatan, dan ruang.
- Pola gerakan yang baik. Proses berdiri dan berjalan yang baik membutuhkan pola gerakan yang tepat, Moms. Untuk bisa berdiri, tumit kaki harus menumpu, lutut menekuk, panggul, dan sumbu tubuh condong ke depan. Sedangkan untuk berjalan, memerlukan pola gerakan yang terdiri dari menempatakan dan menumpukan kaki pada lantai atau placing, dan melangkahkan kaki atau stepping. Keduanya harus berkoordinasi dengan baik agar seimbang.
- Tidak ada lagi refleks gerakan primitif.
- Tonus otot optimal.
- Sendi bsia digerakkan sesuai dengan batasan yang normal
ADVERTISEMENT
- Memiliki keseimbangan yang baik. Yakni antara keseimbangan depan-belakang, atas-bawah, dan kanan-kiri.

2.Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga ikut mendukung proses berdiri dan berjalan, seperti pola asuh. Kondisi lingkungan yang baik akan mendorong anak balita Anda bisa berdiri danberjalan misalnya seperti meletakkan mainan pada posisi yang membuat anak berdiri atau berjalan untuk mendapatkan mainan tersebut. Tapi pastikan Anda sudah membuat lingkungan rumah aman untuk mencegah anak terjatuh, terbentur, dan terpeleset.
Anak balita berjalan Foto: Shutterstock

3.Faktor Aktivitas

Anak didorong untuk beraktivitas sesuai dengan usia perkembangan anak yaitu sekitar usia 9 bulan untuk berdiri dan sekitar usia 12 bulan untuk berjalan. Jika pada usia tersebut anak terlalu banyak digendong atau duduk maka tingkat perkembangan anak menjadi seperti anak berusia 6-7 bulan, Moms.
ADVERTISEMENT
Jika ketiga faktor tersebut baik, tentu saja proses berdiri dan berjalan anak akan sangat lancar. Namun bila pada usia tersebut si kecil belum menunjukkan tanda-tanda berdiri atau berjalan, Anda bisa memeriksakan anak ke dokter untuk mengetahui penyebabnya, seperti karena medis atau disebabkan hal lain.