Perlukah Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Amnionsentesis?

14 Januari 2019 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Hamil Anggur (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hamil Anggur (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Saat dinyatakan positif hamil, kini saatnya Anda menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin. Salah satu pemeriksaan yang mungkin disarankan oleh parah ahli untuk dilakukan adalah pemeriksaan amniosentesis. Mengutip laman Web MD, pemeriksaan amniosentesis merupakan sebuah tes yang diperlukan untuk mengetahui kelainan genetik pada bayi, dengan memeriksa cairan amnion atau yang biasa disebut sebagai cairan ketuban.
ADVERTISEMENT
Saat menjalani tes, biasanya ibu akan diminta untuk berbaring telentang, kemudian lokasi bayi Anda dan plasentanya diperiksa dengan menggunakan USG agar keduanya tidak terganggu saat pengambilan contoh cairan ketuban. Mengutip buku Kitab Hamil Terlengkap karya Heidi Murkoff, jarum panjang akan dimasukkan melalui dinding perut hingga ke dalam rahim, dan kemudian akan mengambil sedikit cairan ketuban.
Ibu hamil.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil. (Foto: Thinkstock)
Tapi tenang saja, Moms, risiko janin tertusuk jarum akan sangat mudah dihindari karena akan terus dipantau melalui USG. Jadi, tak perlu khawatir janin akan tertusuk.
Pemeriksaan amniosentesis sendiri dapat mendeteksi kelainan kromosom seperti down syndrome dengan ketepatan 99,4 persen. Tapi terkadang amniosentesis bisa saja tidak berhasil karena masalah teknis seperti tidak mampu mengumpulkan jumlah cairan ketuban yang memadai.
ADVERTISEMENT
Proses pemeriksaan biasanya berlangsung sekitar 30 menit.Biasanya amnionsentesis dilakukan di antara minggu ke-16 dan minggu ke-18. Tapi terkadang, tes ini bisa dilakukan lebih awal, yaitu pada minggu ke-13.
Lantas, apakah semua ibu hamil harus melakukan pemeriksaan amnionsentesis?
Moms, karena amnionsentesis merupakan tes yang cukup rumit, pemeriksaan ini umumnya ditawarkan kepada wanita yang memiliki risiko signifikan terhadap penyakit genetik, termasuk mereka yang:
- Pernah melakukan pemeriksaan ultrasonografi atau lab abnormal
- Memiliki riwayat keluarga dengan cacat lahir tertentu
- Sebelumnya memiliki atau anak kehamilan dengan cacat lahir
Oleh karena itu, saat melakukan pemeriksaan kehamilan, Anda sebaiknya menceritakan rekam jejak kesehatan Anda pada dokter. Hal tersebut penting untuk menentukan pemeriksaan apa saja yang wajib Anda jalani selama kehamilan.
ADVERTISEMENT