Perubahan di Tubuh Suami Setelah Jadi Seorang Ayah

26 Desember 2020 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ayah bersama bayi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ayah bersama bayi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Tak hanya memberi kebahagiaan untuk ibu, kehadiran anak di dalam keluarga juga membawa keberkahan serta manfaat bagi ayah, Moms. Ya, ketika suami Anda menjadi seorang ayah, ada banyak perubahan yang terjadi pada dirinya.
ADVERTISEMENT
Misalnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran, Universitas Maryland, di Baltimore, AS, ayah yang turut terlibat dalam pengasuhan berdampak pada si kecil yang cenderung belajar lebih baik, punya harga diri yang tinggi dan jauh dari risiko depresi.
Tak hanya itu saja, menjadi seorang ayah juga memberikan manfaat baik untuk kesehatan tubuh suami di masa depan. Apa saja ya?

Terhindar dari Kanker Prostat Setelah Jadi Ayah

ayah dan bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Hormon testosteron merupakan hormon yang memainkan peranan penting dalam perkembangan dan pubertas pria. Dilansir New York Times, menurut penelitian yang dilakukan oleh Benedict C. Jones menunjukkan bahwa pria dengan tingkat testosteron yang lebih tinggi cenderung lebih menarik bagi perempuan.
Namun ketika sudah menjadi ayah, hormon tersebut secara tidak langsung menurun. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Lee Gettler, Ph.D., Antropolog Amerika, yang mengikuti sekelompok 624 pria lajang tanpa anak di Filipina dari usia 21 hingga 26 tahun.
ADVERTISEMENT
Ia menemukan bahwa penelitian selama lima tahun tersebut, menemukan bahwa 465 orang di antara mereka yang sudah menjadi ayah, mengalami penurunan testosteron secara signifikan daripada mereka yang masih lajang atau sudah menikah tetapi belum memiliki anak. Dr. Gettler mengatakan bahwa hasil awalnya sendiri menunjukkan bahwa semakin dramatis penurunan tersebut, semakin besar efeknya terhadap perilaku pengasuhan pria.
"Kami menemukan bahwa jika ayah baru memiliki testosteron yang lebih rendah sehari setelah bayi mereka lahir, mereka akan melakukan lebih banyak tugas pengasuhan dan mampu berhubungan langsung dengan bayi selama berbulan-bulan kemudian," ujarnya.
Perubahan tersebut ternyata juga sangat baik untuk suami Anda, karena penurunan testosteron bisa mengurangi risiko kanker prostat dan dikaitkan dengan kolesterol tinggi. Selain itu, ayah yang memiliki testosteron yang lebih rendah mempunyai risiko penyakit dan kematian lebih rendah.
ADVERTISEMENT

Otak Ayah Juga Mengalami Perubahan

Ilustrasi ayah dan bayi Foto: Shutterstock
Otak juga tampaknya salah satu yang mengalami perubahan struktural ketika suami mengasuh anak. Pada 2014, Dr. Pilyoung Kim, Ph.D., ahli saraf perkembangan di The University of Denver, AS, memasukkan 16 ayah baru ke dalam mesin MRI satu kali setelah 2-4 minggu pertama kehidupan bayi mereka dan satu kali pada 12 dan 16 minggu kelahiran bayi.
Dari hasil percobaan tersebut, dr. Kim menemukan perubahan otak yang mencerminkan apa yang sebelumnya terlihat pada ibu baru yakni pada area tertentu dalam bagian otak yang terkait dengan keterikatan, pengasuhan, empati, dan kemampuan untuk menafsirkan dan reaksi tepat pada perilaku bayi lebih banyak aktivitasnya. Hal tersebut ternyata juga terjadi pada ayah yang memiliki bayi usia 12 dan 16 minggu.
ADVERTISEMENT
Dr. Kim percaya bahwa penggumpalan otak ini mencerminkan peningkatan keterampilan yang terkait dengan pengasuhan. Seperti mengasuh dan memahami kebutuhan bayi dan kurva pembelajaran yang harus diatasi oleh ibu baru dan ayah baru. Khususnya, karena pria tidak mengalami lonjakan hormon yang menyertai kehamilan dan persalinan seperti ibu.
"Belajar bagaimana menjalin ikatan emosional dengan bayi mereka sendiri mungkin menjadi bagian penting dalam menjadi seorang ayah," ujarnya.
Sementara itu, Dr. Shir Atzil, Ph.D., psikolog di The Hebrew University of Jerusalem di Israel sependapat bahwa otak ayah telah beradaptasi dengan cara yang sama tetapi berbeda untuk memastikan bahwa mereka dapat mengikat dan merawat bayi mereka, meskipun belum pernah melahirkan.
"Artinya baik ibu maupun ayah dipersiapkan untuk menunjukkan tingkat motivasi dan penyesuaian yang sama dengan bayi," kata dr. Atzil.
ADVERTISEMENT