Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski demikian, dari banjir ternyata anak juga bisa mendapat banyak pelajaran. Demikian menurut psikolog pendidikan dan pegiat Jaringan Pendidikan Alternatif, Karina Adistiana SPsi., Psi.
Apa saja misalnya?
Pertama, Anda bisa menjadikan peristiwa banjir sebagai 'pintu' untuk memulai diskusi bermakna dengan anak, sesuai usianya.
Kalau usianya masih kecil atau balita, bisa jadi ia memandang kalau banjir itu menyenangkan, karena melihat ada anak sebayanya yang berenang sambil tertawa. Bila begitu, berikan pemahaman pada anak soal perbedaan air dari banjir, air mandi, air minum dan air di tempat yang aman untuk bermain air seperti water park misalnya.
Bila anak usianya sudah lebih besar dan kritis, Anda bisa mengajaknya diskusi tentang hal-hal yang lebih dalam. Misalnya tentang faktor-faktor yang sebabkan banjir, membahas curah hujan, hingga sistem resapan air.
Kedua, jelaskan pada anak bahwa banjir sebenarnya dapat terjadi pada siapa saja. Pada kesempatan ini, perkenalkan anak soal kesiap-siagaan bencana, Moms.
ADVERTISEMENT
"Kesiap-siagaan banjir merupakan hal umum buat segala usia, termasuk anak-anak. Tentunya harus kontekstual, artinya disesuaikan dengan situasi lokasi di mana ia berada. Kemudian bicarakan ada potensi bencana apa saja dam sumber daya apa saja di situ (di tempat anak berada)," katanya.
Umumnya banjir melanda daerah dataran rendah, Moms. Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi juga bisa memicu banjir, dan pada 1 Januari lalu adalah yang tertinggi sejak 1996.
"Lalu ajak anak berdiskusi terkait prosedur-prosedur aman yang harus dilakukan saat bencana datang. Jadi ia diajak berpikir logis, kalau misalnya airnya segini, dia harus apa atau lari ke mana. Jelaskan juga soal kontur daerah yang lebih tinggi adalah lebih aman saat banjir," lanjutnya.
Ketiga, ajari anak hal-hal yang harus dilakukannya saat banjir datang memang penting sekaligus mengajari ia bagaimana menilai atau analisis situasi.
ADVERTISEMENT
Apa saja yang harus anak perhatikan saat hujan besar? Apa yang bisa ia lalukan? Bagaimana ia dapat lebih berhati-hati hingga bagaimana cara menyelamatkan diri.
Anak yang sudah lebih besar juga bisa kita ajak mengikuti perkembangan beritam termasuk bila ada peringatan dini cuaca ekstrim dari BMKG, Moms.
Dalam kesempatan terpisah, menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Gedung BPPT, Jakarta pada Jumat (3/1), peringatan dini sebenarnya sudah disampaikan seminggu sebelumnya, tanggal 23, 27, dan 28, (Desember 2019).
"Ternyata kita belajar, mungkin (peringatan dini) dianggap dampaknya kurang dahsyat, ini pelajaran bagi kami," kata Dwikorita.