Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.104.0
Psikolog: Jangan Paksa Anak untuk Minta Maaf! Ini Alasannya
11 Juli 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Minta maaf merupakan satu dari 3 kata ajaib yang sering diajarkan orang tua pada anak. Selain maaf, 2 kata ajaib lainnya adalah terima kasih dan tolong.
ADVERTISEMENT
Tapi tahukah Anda, ternyata sebetulnya kita tidak boleh serta merta meminta anak mengucapkan maaf saat bertengkar dengan temannya, berebut mainan, atau saat mengalami perseteruan lainnya. Apalagi jika anak menolak meminta maaf, kita sebagai orang tua tidak bisa memaksanya. Apa alasannya?
Alasan Orang Tua Tidak Memaksa Anak untuk Minta Maaf
Psikolog Anak dan Pendidikan dari Rumah Dandelion, Orissa Anggita Rinjani, M.Psi., mengatakan ada beberapa alasan kenapa sebaiknya orang tua tidak memaksa anak meminta maaf.
"Bukan berarti kita membiarkan anak berbuat semaunya. Tetapi kita ingin kata maaf itu memiliki makna dan anak paham mengapa ia perlu meminta maaf," tutur Orissa kepada kumparanMOM, Rabu (10/7).
Di sisi lain, kita sebagai orang tua juga perlu melihat konteks apa perilaku penyebab tangisan terjadi. Misalnya Anda melihat anak mendorong anak lain di playground hingga anak lain tersebut terjatuh dan menangis.
ADVERTISEMENT
Meski melihat insiden mendorong itu, Orissa mengingatkan, bukan berarti Anda sudah melihat peristiwa secara keseluruhan. Bisa jadi Anda tidak melihat kejadiannya secara utuh, dan mungkin saja anak lain itu yang lebih dulu mengganggu anak Anda. Padahal anak Anda sudah meminta anak tersebut berhenti mengganggu, namun tidak didengar.
"Bila kemudian kita datang dan memaksa anak langsung meminta maaf, maka anak akan merasa diperlakukan tidak adil dan maafnya pun akan menjadi tidak tulus," ujar Orissa.
Lantas, apa yang seharusnya dilakukan?
Cara Merespons Anak yang Bertengkar dengan Temannya
1. Mengingatkan aturan dan batasan ke anak. Misalnya "Tangan untuk yang baik ya, temannya bisa sakit kalau didorong."
2. Cari tahu kejadian secara utuh. Misalnya "Kamu mau ceritakan apa yang terjadi?"
ADVERTISEMENT
3. Validasi emosi anak. Misalnya "Oke kamu tidak suka ya ketika kamu diganggu oleh teman kamu"
4. Ajak anak untuk refleksi diri. Misalnya ‘’Jika kamu tidak suka, apa yang bisa kamu lakukan tanpa kamu harus mendorong temanmu, mendorong tetap perilaku yang tidak baik ya.’’
Orissa mengatakan, meminta maaf adalah keterampilan sosial yang penting untuk mengajarkan tanggung jawab dan empati. Hanya saja, perlu diajarkan dengan tepat.
"Pendekatan terbaik adalah dengan memberikan contoh, menjelaskan situasi dan dampak perilakunya pada orang lain, serta mengajak anak memikirkan solusi, " kata Orissa.
Orissa menyebut orang tua merupakan role model anak. Jadi, yuk jangan ragu untuk meminta maaf pada anak saat kita berbuat salah, Moms!