Ruam Susu pada Bayi ASI, Apa Bedanya dengan Alergi?

17 November 2021 15:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruam kulit pada bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ruam kulit pada bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menemukan kulit bayi ruam dengan bintik-bintik merah dan melepuh? Bila si kecil bayi ASI, ibu mungkin berpikir bayi alami alergi. Sebab apa yang dikonsumsi ibu menyusui, dapat terbawa pada ASI dan menyebabkan bayi alergi.
ADVERTISEMENT
Tapi bisa juga ruam pada kulit bayi timbul karena sebab lain lho, Moms. Karena memang ada banyak hal yang bisa jadi penyebab ruam pada kulit bayi.
Jenis ruam yang dialami bayi pun ada macam-macam. Salah satunya adalah ruam susu, yakni dermatitis atopik yang ditandai dengan bintik-bintik merah di pipi bayi.
Lantas, bagaimana membedakannya untuk mengetahui apa yang sebenarnya bayi alami?

Perbedaan Ruam Susu dan Alergi pada Bayi ASI

Ruam kulit pada bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
Biasanya ruam susu terjadi pada bayi yang diberi ASI setelah ibu mengkonsumsi makanan pemicu alergi seperti telur atau susu sapi.
Ruam susu juga bisa dipicu oleh polusi udara, panas, kulit kering, tungau debu atau kuman-kuman kecil di udara atau benda-benda di dalam rumah seperti bantal dan selimut. Karena umumnya ruam susu terletak di wajah dan menyebabkan gatal, maka bayi seringkali menggaruknya.
ADVERTISEMENT
Sehingga hal itu bisa memicu ruam yang melepuh pada kulit dan menyebabkan luka terbuka. Luka ini dapat membuat bakteri masuk dan menyebabkan infeksi lebih lanjut.
Bagaimana dengan alergi?
Menurut American Academy of Allergy Asthma and Immunology (AAAI), alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bayi bereaksi terhadap makanan. Ya, makanan yang ibu konsumsi bisa jadi pemicu alergi pada bayi sebab protein dari makanan dapat muncul dalam ASI dalam waktu 3-6 jam setelah ibu memakannya.
Namun, gejala alergi umumnya lebih parah dari ruam susu, karena selain menyebabkan kulit ruam, juga dapat menyebabkan muntah-muntah, diare, kolik, tinja berdarah, pilek, batuk, dan asma.
Agar lebih pasti, coba lah berdiskusi dengan dokter mengenai hal ini.
ADVERTISEMENT