Saran Psikolog untuk Pendampingan Anak yang Dapat Pelecehan Seksual dari Ibunya

4 Juni 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak kecil laki-laki menjadi korban pelecehan. Foto: Ann in the uk/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak kecil laki-laki menjadi korban pelecehan. Foto: Ann in the uk/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anak berusia 5 tahun di Tangerang Selatan mendapat pelecehan seksual dari ibu kandungnya sendiri. Setelah video pelecehan viral, ibu berinisial R itu kini menjadi tersangka dan mendekam di Polda Metro Jaya.
ADVERTISEMENT
Menurut pengakuan sang ibu, ia melakukan hal itu karena desakan ekonomi. Video asusila tersebut ia buat pada tanggal 30 Juli 2023, atas perintah dari seseorang pemilik akun facebook Icha Shakila dengan imbalan uang.
Namun setelah mengirimkan video tersebut, Icha tak mengirimkan sejumlah uang yang telah dijanjikan. Selang beberapa hari, Icha kembali membujuk R. Ia meminta untuk mengirimkan konten video beradegan porno dengan melibatkan anaknya dan menjanjikan uang Rp 15 juta.
Ibu itu akhirnya dijerat pasal berlapis dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara. Sementara sang anak kini sudah mendapat pendampingan dari KPAI.

Tanggapan Psikolog Bila Anak Mendapat Pelecehan Seksual dari Orang Terdekat

Ilustrasi pelecehan seksual terhadap anak. Foto: Laura Benvenuti/Getty Image
Menanggapi peristiwa tersebut, Psikolog Anak dan Keluarga Ruang Mekar Azlia, Dhisty Azlia Firnady, M.Psi menyebut, anak yang pernah mendapatkan pelecehan dari orang terdekat berpotensi mengalami trauma.
ADVERTISEMENT
Menurut Dhisty ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir trauma pada anak yang jadi korban pelecehan.
1. Pastikan Keamanan Anak
Jauhkan dari pelaku dan perhatian publik yang bisa membuatnya tidak nyaman.
2. Pastikan Kenyamanan Anak
Sebelum menggali informasi atau memintanya bercerita, pastikan dulu kenyamanan anak. Sebaiknya jangan memaksa anak memberi informasi dalam bentuk apapun jika ia belum mau.
"⁠Jika anak sudah siap, gali informasi dari anak sejauh mana ia mengetahui apa yang terjadi padanya," kata Dhisty saat dihubungi kumparanMOM, Senin (3/4).
3. Beri Pertanyaan Terbuka
Misalnya dengan bertanya “Apa yang terjadi?”, “Apa yang dia lakukan?”. Di sisi lain, Anda harus menghindari pertanyaan seperti ”Kamu dilecehkan kan?”, “Kamu pasti trauma ya, kasihan kamu”.
ADVERTISEMENT
Jika anak kesulitan atau belum bisa memberi keterangan secara verbal, Anda bisa mengumpulkan informasi dari mereka sambil mengajaknya bermain.
Ilustrasi pelecehan seksual pada anak. Foto: narikan/Shutterstock
4. Edukasi Seksual
Coba berikan edukasi seksual kepada anak sesuai usia dan tingkat pemahaman mereka.
5. Perhatikan Dampak Kejadian pada Anak
Anak mungkin saja akan menunjukkan dampak fisik maupun psikologis yang mungkin terjadi sesaat atau setelah beberapa waktu.
"⁠Bangun kembali kenyamanan dan kepercayaan anak terhadap lingkungan sekitar. Beri sentuhan jika anak butuh kenyamanan, validasi emosi dan menjadi pendamping yang bisa membantunya menghadapi luapan emosi, jika muncul ekspresi emosi negatif yang intens," ujar Dhisty.
6. Bawa Anak Periksa
Coba ajak anak periksa dan konsultasi ke dokter atau psikolog terkait kondisinya.
Sementara itu, untuk mencegah anak mengalami pelecehan, orang tua perlu memberikan edukasi seksual seperti:
ADVERTISEMENT
-Titik atau area privasi tubuh
-Sentuhan boleh dan tidak boleh
-Membedakan kasih sayang & pelecehan
-Batasan perilaku (misalnya: walaupun dia ibumu tapi tidak boleh memegang penismu kecuali untuk mencebok atau memandikan)
-Cara melindungi diri
-Cara melapor.