Semangat Sumpah Pemuda, Masih Perlukah Ajari Anak Bahasa Daerah?

28 Oktober 2021 16:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Semangat Sumpah Pemuda, Masih Perlukah Ajari Anak Bahasa Daerah? Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Semangat Sumpah Pemuda, Masih Perlukah Ajari Anak Bahasa Daerah? Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tanah air, bangsa dan bahasa yang satu, Indonesia. Ini lah semangat Sumpah Pemuda yang hari ini kita peringati. Semangat ini juga yang perlu kita tanamkan pada anak.
ADVERTISEMENT
Caranya? Bisa macam-macam, Moms. Mulai Misalnya dengan mengasah kepekaan dan kepedulian si kecil, rasa solidaritas dengan teman-temannya, menggunakan produk lokal, memotivasi anak untuk berani berkarya dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bagaimana dengan bahasa daerah? Apakah masih relevan dan perlu diajarkan pada anak?

Bahasa Daerah sebagai Bahasa Ibu

Hanya sekitar 19,9% penduduk secara nasional yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu mereka. Foto: Shutterstock
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempersatukan kita. Tapi ternyata, mengajari anak bahasa daerah tetap penting. Terutama bila bahasa daerah merupakan bahasa ibu.
Mengutip KBBI Daring, bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya. Sementara hasil sensus BPS pada 2012 menunjukkan, secara nasional hanya sekitar 19,9% penduduk secara nasional yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu mereka.
ADVERTISEMENT
Masih menurut sensus yang sama, lebih dari 16 juta penduduk Indonesia yang tidak bisa berbicara atau tidak mengerti bahasa Indonesia, 22,8% di antaranya adalah penduduk berusia 5-9 tahun.

Peran Bahasa Ibu dalam Proses Pembelajaran Anak

Peran Bahasa Ibu dalam Proses Pembelajaran Anak. Foto: Shutterstock
Laman Kemendikbud melansir, cukup tingginya penduduk usia 5–9 tahun yang tidak menggunakan dan tidak memahami bahasa Indonesia merupakan tantangan tersendiri dalam proses pembelajaran.
Bila anak diajar dengan bahasa yang tidak mereka kuasai dan pahami dapat mengakibatkan kesenjangan dalam berkomunikasi, interaksi sosial yang kaku, serta kurangnya pemahaman dan rendahnya prestasi siswa. Kesulitan memahami pelajaran karena kendala bahasa juga dapat menyebabkan masalah dalam kemampuan berhitung, membaca, dan pelajaran lainnya.
Jadi bahasa ibu merupakan bahasa yang sebaiknya digunakan anak lebih dulu. Termasuk bila bahasa ibu adalah bahasa daerah.
ADVERTISEMENT
UNESCO juga menjelaskan mengenai hal ini pada laman resminya. Faktor penggunaan bahasa yang mudah dipahami dalam pembelajaran anak terutama di usia awal pendidikan dasar disebut sebagai hal krusial untuk mencapai keberhasilan pembelajaran anak.
Sebuah penelitian yang dilakukan di beberapa SD di Kota Palangkaraya juga menunjukkan bahwa pemanfaatan bahasa daerah dianggap mempermudah guru dan siswa dalam memahami instruksi-instruksi pembelajaran, walaupun pemanfaatan bahasa Indonesia masih merupakan unsur utama (Sitohang, 2018).

Anak Tumbuh Lebih Kuat dengan Bahasa Daerah

Indonesia memiliki jumlah bahasa terbanyak kedua di dunia.
Tak hanya bermanfaat untuk proses pembelajaran, mengajari anak bahasa daerah juga penting untuk menjaga kelestarian bahasa di tanah air kita.
Masih dari laman Kemendikbud, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jumlah bahasa terbanyak kedua di dunia dengan 718 bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa ibu dan dituturkan oleh masyarakat di berbagai penjuru nusantara. Dari sekian bahasa daerah tersebut, 11 bahasa daerah telah punah dan 25 lainnya terancam punah.
ADVERTISEMENT
Itu lah kenapa, orang tua perlu mewariskan bahasa daerah dan menjadikannya bahasa pertama anak. Kalau kelak anak mampu melestarikan bahasa ibu atau bahasa daerahnya, menguasai bahasa Indonesia ditambah pula dengan kemampuan berbahasa asing? Ia akan tumbuh dengan akar yang kuat sehingga lebih siap menghadapi dunia global!