Sriwijaya Air Jatuh, Apa yang Perlu Disampaikan pada Keluarga Korban?

12 Januari 2021 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pencarian korban dan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pencarian korban dan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh pada Minggu (10/1) masih berlanjut. Salah satu yang menjadi fokus pencarian adalah pencarian korban yang menjadi penumpang pesawat. Hingga Senin (11/1) pukul 22.05 WIB, tim gabungan telah mengumpulkan 74 kantong jenazah berisi body remains atau potongan tubuh penumpang.
ADVERTISEMENT
"Terhitung jam 22.05 WIB pada tanggal 11 Januari 2021 hari ini, bahwa kita kembali mendapatkan tambahan 29 kantong jenazah yang berisi bagian tubuh dari korban, yang berarti sudah menemukan total sebanyak 74 kantong jenazah," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus P.
Sementara itu, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah memulai mengidentifikasi jenazah penumpang Sriwijaya Air. Kabid DVI Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi mengatakan, meski pihaknya menerima jenazah dalam kondisi yang tidak utuh, bukan berarti pihaknya mengalami kesulitan melakukan proses identifikasi.
Ya Moms, ada teknik khusus yang akan dilakukan untuk membuat sampel DNA para penumpang Sriwijaya Air ini tidak rusak. Ini artinya, pihak keluarga korban masih harus menunggu dalam kedukaan mendalam.
ADVERTISEMENT
Lantas dalam situasi yang masih tak pasti seperti ini, apa yang perlu kita sampaikan pada keluarga korban?

Kata Psikolog tentang Cara Berbicara pada Keluarga Korban

Kata Psikolog tentang Cara Berbicara pada Keluarga Korban Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Ini terkait kepatutan, biasanya kita mengucapkan keprihatinan atau berusaha menghibur keluarga korban," ujar Anna Surti Ariani S.Psi., M.Si, Psi, Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia wilayah Jakarta, kepada kumparanMOM saat dihubungi mengenai hal ini pada Senin (11/1).
Namun Anna Surti menjelaskan, dalam kondisi kedukaan mendalam yang terjadi tiba-tiba seperti ini sebenarnya kita lebih baik menahan diri.
Hal ini menurutnya penting dipahami mengingat kondisinya masih serba tidak pasti dan bisa berbeda-beda untuk setiap keluarga korban. Belum tentu keluarga korban sudah menerima atau ingin mendengar kata-kata kita.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada pula keluarga yang menolak bahkan merasa sakit hati saat diucapkan bela sungkawa, saat jenazah belum dikonfirmasi.
Saat menemani, "Tidak perlu banyak bicara," kata Anna Surti yang kerap disapa dengan panggilan Nina, "Usahakan dibatasi hanya menyampaikan hal-hal yang netral saja, yang dapat lebih menenangkan."

Contoh Kalimat Netral saat Bicara dengan Keluarga Korban

Ilustrasi menghibur keluarga korban bencana. Foto: Getty Images
Nina juga memberi beberapa contoh kalimat yang dapat disampaikan dengan baik, sopan, relatif netral:

Yang Tidak Boleh Disampaikan pada Keluarga Korban

Ada juga beberapa hal yang tidak boleh disampaikan atau dilakukan pada keluarga korban, Moms.
Contohnya menjanjikan sesuatu, memastikan kondisi di saat belum ada yang bisa dipastikan, membanding-bandingkan dengan kondisi atau peristiwa lain, meremehkan masalah, hingga menilai perbuatan atau kata-kata keluarga korban dengan tidak semestinya, padahal kondisi kedukaan membuat seseorang sangat emosional dan sulit mengontrol kata-kata maupun perbuatannya.
ADVERTISEMENT
Mengutip Nina, semua hal ini sangat tidak dianjurkan dalam situasi kebencanaan atau kedukaan mendadak.