Studi soal Hubungan Menyusui dan Kesehatan Mental Ibu

3 Agustus 2022 17:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Studi soal Hubungan Menyusui dan Kesehatan Mental Ibu. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Studi soal Hubungan Menyusui dan Kesehatan Mental Ibu. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Perjalanan menyusui setiap ibu bisa berbeda-beda. Begitu pula dengan tantangan yang dihadapi saat menyusui. Bahkan terkadang, kondisi tubuh ibu yang belum sepenuhnya pulih usai melahirkan ditambah energi yang terkuras karena mengurus bayi baru lahir berefek pada timbulnya baby blues.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ternyata dengan menyusui bayi, risiko ibu mengalami depresi juga bisa berkurang. Ya Moms, sebuah jurnal tentang kesehatan ibu dan anak yang terbit pada 2014 menunjukkan ibu yang berencana menyusui dan terus melakukannya akan 50 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami depresi (postpartum depression atau PPD).
Hal senada juga diungkapkan studi terbaru dalam Journal of Women's Health yang menemukan hubungan positif antara menyusui dengan peningkatan kesehatan mental ibu. Dalam analisisnya, peneliti menyebut kegiatan menyusui bisa membuat kesehatan mental menjadi lebih baik.

Hubungan Menyusui dengan Kesehatan Mental Ibu

Hubungan Menyusui dengan Kesehatan Mental Ibu. Foto: Shutterstock
Ada alasan kenapa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar ibu menyusui bayi secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya. Tidak hanya untuk memenuhi asupan si kecil, tetapi juga berdampak positif pada kesehatan mental ibu.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, mengutip Very Well Mind, ibu menyusui memiliki tingkat stres dan kecemasan yang lebih rendah, serta mengurangi suasana hati negatif. Selain itu, pola tidur juga akan cenderung lebih stabil dan tekanan darah normal. Hormon oksitosin yang dilepaskan saat menyusui pun dapat membantu meningkatkan bonding ibu dan bayi.
"Tingkat depresi lebih rendah pada ibu menyusui daripada yang tidak menyusui. Menyusui pun melindungi kesehatan mental ibu karena mengurangi respons stres," ujar Ketua La Leche League International, Kathleen Kendall-Tackett, PhD, IBCLC.
Sebuah studi lain menemukan wanita yang menyusui pada 2-4 bulan setelah melahirkan, akan lebih kecil kemungkinan mengalami depresi usai persalinan dalam kurun waktu tersebut. Sementara bagi bayi, ibu memiliki kesehatan mental dapat membuat si kecil lebih sehat secara fisik dan perkembangan kognitifnya juga, Moms.
ADVERTISEMENT

Tantangan Menyusui bagi Ibu Baru

Tantangan Menyusui bagi Ibu Baru. Foto: Shutterstock
Meski begitu, ada kemungkinan sulit untuk mengetahui apakah menyusui menyebabkan suasana hati lebih buruk atau sebaliknya. Sebab, ada beberapa bukti penelitian yang menunjukkan beberapa ibu baru dengan tingkat kecemasan dan depresi lebih tinggi, memiliki pandangan lebih negatif tentang menyusui sejak awal.
Terlebih lagi, perlu dipahami tidak semua proses menyusui mudah dilewati oleh semua ibu. Maka dari itu sangat penting untuk memberi dukungan kepada mereka yang membutuhkan.
"Kesejahteraan mental seorang ibu baru memiliki dampak langsung pada bayinya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengingat para wanita ini butuh didukung, didengar dan tidak dihakimi tentang pengalaman menyusuinya," tutur Psikolog Konseling Annie Riha, PSYD.
Jika memang butuh bantuan ahli, segera konsultasi dengan dokter atau konselor laktasi. Sehingga, bila ada masalah dalam menyusui, mereka bisa membantu untuk setidaknya mendengar cerita Anda.
ADVERTISEMENT