Sudah Imunisasi Tapi Masih Kena Cacar Air, Perlukah Divaksin Lagi?

6 Februari 2020 17:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak Cacar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Anak Cacar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Imunisasi lengkap dan teratur penting bagi anak untuk mencegah berbagai penyakit menular dan berbahaya. Salah satunya adalah penyakit cacar air yang disebabkan oleh virus Varicella zoster.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Anda perlu tahu, setelah imunisasi bukan berarti anak terbebas 100 persen dari virus cacar air. Ya Moms, si kecil masih tetap berisiko terkena cacar air, tetapi dapat dipastikan kondisinya jauh lebih ringan dan tidak berbahaya, dibandingkan dengan anak yang tidak diimunisasi.
"Setelah imunisasi bayi balita tidak spontan kebal terhadap penyakit berbahaya, tapi perlu waktu sekitar 2 sampai 4 minggu untuk timbul kekebalan spesifik melawan penyakit-penyakit tersebut. Artinya, dalam 2-4 minggu setelah imunisasi pertama masih mungkin bayi dan anak terserang penyakit tersebut, namun jauh lebih ringan dibandingkan dengan bayi dan anak yang tidak diimunisasi," ujar Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA (K) dalam dokumen yang diterima kumparanMOM beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Penyakit cacar air umumnya hanya terjadi satu kali saja sepanjang hidup anak. Sehingga, bagi anak yang sudah pernah mengalaminya, menurut dr. Soedjatmiko, tidak perlu mendapat vaksinasi cacar air lagi. Hal ini dikarenakan anak sudah kebal dari penyakit yang identik dengan bintik kemerahan berisi air ini.
"Tidak perlu. Umumnya anak yang telah sakit cacar air akan mempunyai kekebalan sampai dewasa, sehingga tidak perlu divaksin cacar air lagi," kata Prof. DR. dr. Soedjatmiko.
Ilustrasi cacar air pada bayi Foto: Shutterstock
Menurut jadwal imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin cacar air dilakukan saat anak berusia 1 tahun. Hindari pemberian vaksin cacar air saat anak sedang mengalami cacar air ya, Moms.
Pemberian vaksin saat anak mengalami cacar air tidak akan bermanfaat. Vaksin tidak dapat mencegah atau menghentikan virus cacar air yang sudah menyerang pada tubuh anak.
ADVERTISEMENT
"Tidak bisa, sudah terlambat. Bila sudah timbul gelembung cacar air, berarti anak tersebut sudah tertular 3 sampai 7 hari yang lalu, virus cacar air sudah berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh anak, sehingga vaksinasi cacar air tidak dapat menghentikan proses tersebut," katanya.
Ilustrasi cacar. Foto: Shutterstock
Bila anak mengalami cacar air, yang bisa Anda lakukan untuk merawat dan mengobati si kecil di rumah adalah dengan memastikan suhu tubuhnya terlebih dahulu, apakah ia mengalami demam atau tidak. Bila demam, Anda bisa memberikannya obat penurun panas yang bertujuan untuk membuat anak merasa nyaman.
Jaga kebersihan kulitnya dengan memandikan anak dua kali sehari menggunakan air hangat dengan suhu suam-suam kuku. Setelah itu Anda juga bisa mengoleskan losion atau bedak salisil pada tubuh anak untuk mengurangi rasa gatal serta menjaga agar lenting tidak cepat pecah. Hentikan pemberian bedak bila lenting cacar air sudah pecah.
ADVERTISEMENT
Bila anak sudah bisa diajak berbicara, jelaskan padanya bahwa lenting cacar air pada tubuhnya tidak boleh digaruk. Menggaruk lenting pada luka cacar dapat meninggalkan infeksi atau bekas luka. Selain itu, pastikan asupan cairan dan makanannya terjaga dengan baik selama ia mengalami cacar air.