Tanda Orang Tua Menerapkan Helicopter Parenting pada Anak

27 Oktober 2021 15:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ibu dan anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu dan anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pola asuh yang diterapkan orang tua berperan penting untuk mendukung tumbuh kembang anak, serta karakternya. Oleh karena itu, setiap orang tua perlu menerapkan pola asuh terbaik untuk anak.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, beberapa orang tua mungkin juga ada menerapkan pola asuh yang cukup protektif untuk anak-anaknya. Meski tujuannya ingin melindungi anak, hal itu bisa jadi justru membuat anak kita tidak bisa bebas bereksplorasi dengan lingkungan sekitarnya. Nah, cara mengasuh anak yang seperti ini biasa disebut dengan helicopter parenting.
Menurut seorang psikolog berlisensi dan penulis buku Even June Cleaver Will Forget the Juice Box, Ann Dunnewold, Ph. D , helicopter parenting merupakan pola asuh yang 'berlebihan', di mana orang tua terlalu mengontrol, melindungi dan ingin membuat anaknya sempurna.
“Orang tua dengan pola asuh helikopter akan terus-menerus membayangi anak. Mereka selalu menemani anaknya bermain dengan terus mengarahkan perilakunya, sehingga dia tidak punya waktu sendirian. Hal ini akhirnya membuat anak tidak bisa mengeksplorasi dunia yang baru dikenalnya,” jelas Ann seperti dikutip dari Parents.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, orang tua juga akan selalu ikut campur pada semua aspek yang dialami anak. Mereka tidak membiarkan anaknya berkembang dengan sendirinya dan terkesan mendominasi kehidupan anak, yang pada akhirnya justru akan memberikan dampak buruk untuk si kecil.
Mengutip Web MD, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa orang tua sedang menerapkan helicopter parenting pada anaknya. Yuk, simak penjelasannya, Moms. Jangan-jangan selama ini kita tidak sada sudah menerapkannya pada si kecil.

Tanda Orang Tua Sedang Menerapkan Pola Asuh Helikopter pada Anak

Berusaha menyelesaikan masalah anak
Ilustrasi Ibu dan anak. Foto: Shutter Stock
Orang tua dengan pola asuh helikopter selalu ingin ikut andil dalam semua urusan anak, termasuk masalah yang dialaminya. Bila orang tua menemukan anaknya datang dengan tangisan, mereka akan langsung bertanya siapa yang membuatnya menangis dan menegurnya.
ADVERTISEMENT
Padahal, pada situasi ini sebaiknya orang tua menjadi pendukung bagi anak untuk belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Biarkan anak bercerita tentang apa yang dialaminya, ajari ia untuk menenangkan emosinya dan kemudian bantulah si kecil mencari solusi untuk memecahkan masalahnya. Dengan demikian, anak memasuki gerbang perkembangan yang lebih tinggi lagi, Moms.
Mengerjakan tugas sekolah anak
Tidak ada salahnya bila orang tua ingin membantu anak menyelesaikan tugas sekolah. Sebab, beberapa materi pelajaran mungkin masih sulit dipahami oleh si kecil. Tapi, bukan berarti orang tua harus menyelesaikan semua tugas sekolah anak agar ia mendapatkan nilai sempurna. Alih-alih bermanfaat untuk anak, hal ini justru hanya menghambat perkembangan si kecil.
Sebaiknya, biarkan dulu anak mengerjakan tugas yang sekiranya bisa dilakukan sendiri. Berikan anak semangat agar ia bisa menyelesaikan pekerjaannya. Bila si kecil mengalami kesulitan, barulah orang tua datang dan memberikan bantuan.
ADVERTISEMENT
Jika anak berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, jangan lupa untuk memberikan pujian yang tulus. Ini akan membantu anak untuk bertahan dalam situasi sulit yang mungkin dialaminya di masa mendatang.
Merasa takut saat anak pergi bermain
Ilustrasi ibu dan anak Foto: Shutterstock
Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Merupakan hal yang wajar apabila anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain baik di dalam maupun di luar rumah. Namun, beberapa orang tua terkadang merasa takut dan khawatir berlebihan saat anaknya pergi bermain di luar rumah. Oleh karena itu, mereka akan memberikan berbagai perlengkapan khusus untuk melindunginya. Mereka juga mungkin akan selalu mengikuti dan mengarahkan anak saat bermain.
Jika sudah begini, anak-anak tentu akan merasa tidak nyaman. Pada akhirnya, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia di sekitarnya. Daripada terlalu mengarahkan anak, sebaiknya orang tua mendukung semua hal yang ingin dicoba anak seperti, bermain ayunan, menaiki perosotan dan bermain lumpur. Kemungkinan kotor justru baik untuk mendukung tumbuh kembangnya, Moms. Yang terpenting, Anda mengawasinya saja, Moms.
ADVERTISEMENT
Menegur guru anak
Setiap orang tua tentu ingin anaknya memiliki seorang guru atau pelatih yang dapat mengajarkan hal-hal baik pada anak. Oleh karena itu, orang tua dengan pola asuh helikopter tidak akan segan untuk mengoreksi dan menegur guru yang dianggap tidak sesuai dengan kriterianya. Mereka mungkin juga akan menyalahkan gurunya jika sang anak memiliki nilai rapor yang buruk.
Ya Moms, sebenarnya ini tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak bisa dibenarkan begitu saja. Semua guru atau pun pelatih tentu telah memiliki caranya sendiri untuk mendidik muridnya.
Sebaiknya, bicarakan semuanya baik-baik untuk mencari solusinya bersama sebelum saling menyalahkan. Selain itu, penting juga bagi orang tua untuk menanyakan kendala yang mungkin dialami anak sehingga membuatnya mendapatkan pencapaian yang kurang memuaskan di sekolah.
ADVERTISEMENT
Penulis: Hutri Dirga Harmonis
======
Jangan lewatkan informasi seputar Festival UMKM 2021 kumparan dengan mengakses laman festivalumkm.com. Di sini kamu bisa mengakses informasi terkait rangkaian kemeriahan Festival UMKM 2021 kumparan, yang tentunya berguna bagi para calon dan pelaku UMKM.