Tanya Jawab Lengkap Seputar Perawatan Bayi Baru Lahir yang Positif COVID-19

16 Juli 2021 13:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanya Jawab Lengkap Seputar Perawatan Bayi Baru Lahir yang Positif COVID-19 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Tanya Jawab Lengkap Seputar Perawatan Bayi Baru Lahir yang Positif COVID-19 Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Salah satu kekhawatiran banyak orang tua di masa pandemi yang belum berakhir ini adalah anaknya --terlebih mereka yang memiliki bayi, terpapar COVID-19. Ya, seperti kita ketahui bahwa virus corona ini bisa menular ke semua golongan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Bayi baru lahir pun rentan terhadap infeksi. Hal ini karena belum sempurnanya sistem imunitas bayi. Sehingga, bila si kecil pernah berkontak dengan orang yang positif COVID-19, kemungkinan ia bisa terinfeksi virus tersebut, Moms.
Lantas, bagaimana bila bayi lahir dari ibu yang positif COVID-19? Apakah tetap bisa diberi ASI?

Bayi Lahir dari Ibu yang Positif COVID 19, Bolehkah DIberi ASI?

ilustrasi menyusui bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Bila bayi baru lahir dari ibu yang terkonfirmasi COVID-19, biasanya tenaga medis segera setelah lahir bayi dikeringkan seperti biasa. Setelah bayi stabil, segera dimandikan atau dibersihkan dengan lap basah.
Selain itu, seperti kita ketahui bahwa IMD atau inisiasi menyusu dini adalah hal yang sangat baik atau direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Kendati demikian, dalam situasi seperti ini IMD menjadi keputusan bersama antara tenaga kesehatan dan keluarga.
ADVERTISEMENT
"Tenaga kesehatan biasanya memberikan edukasi tentang manfaat ASI dan risikonya apabila bayi menyusu pada ibunya yang positif COVID-19," kata Dokter Spesialis Anak, dr. Jully Neily Kasie, SpA dalam Webinar Awam Seri 3 bersama RSUP Persahabatan bertema "Panduan Isolasi Mandiri pada Ibu Hamil, Anak, dan Bayi dengan COVID-19" yang dihelat Rabu (14/7).
Namun, ada syarat yang perlu diperhatikan pula bila ibu atau keluarga ingin bayi menyusu atau diberikan ASI. Pertama, bayi harus stabil (bukan bayi prematur atau bayi sakit). Kedua, ibu tanpa gejala (OTG) atau bergejala ringan dan tidak sampai sesak napas. Ketiga, ibu menyusui harus menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan COVID-19 pada bayi.

Bagaimana Bila Hasil Swab Bayi Positif?

dr. Jully kembali menjelaskan, bila bayi tanpa gejala apa pun, bayi baru lahir yang positif COVID-19 boleh dibawa pulang ke rumah. Namun selama di rumah, orang tua atau keluarga harus memantau bayi selama 14 hari. Hal ini dikhawatirkan si kecil akan mengalami tanda atau gejala COVID-19 yang lebih berat, seperti sesak napas, demam. tidak mau menyusu, memuntahkan segalanya/ASI, kejang, atau kuning.
ADVERTISEMENT
"Segera hubungi dokter atau pihak rumah sakit atau pelayanan kesehatan agar mendapatkan bantuan lebih lanjut," tuturnya.

Siapa yang Harus Merawat Bayi di Rumah?

Bayi memakai "Face Shield" di RSIA Tambak, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Nah, apabila bayi positif COVID-19 namun dalam kondisi baik, ia memang disarankan untuk dirawat di rumah. Tapi tetap ingat bahwa selama di rumah, bayi harus dijaga atau dirawat oleh anggota keluarga yang tidak terinfeksi COVID-19. dr. Jully pun menganjurkan, sebaiknya bayi tidak diasuh oleh lansia (usia di atas 60 tahun), memiliki penyakit penyerta, dan punya komorbid.
"(Bayi sebaiknya) tetap tidak keluar dari rumah. Sebaiknya dirawat oleh mereka yang usianya di bawah 60 tahun atau bukan lansia, kondisi tubuh masih fit, dan tidak punya komorbiditas," pungkas dr. Jully.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Cara Pemberian ASI untuk Bayi?

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan soal nutrisi pada bayi baru lahir dari ibu yang positif COVID-19. Pertama, bila ibu positif COVID-19 bergejala berat, pemberian ASI secara langsung pun tidak disarankan. Namun, Anda bisa memberikan ASI perah kepada si kecil.
Namun tetap ingat, saat memompa ASI, Anda juga harus memerhatikan kebersihan botol dan menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker saat memompa.
"Selalu dianjurkan untuk memberikan ASI ke bayi, karena ASI adalah nutrisi terbaik," kata dr. Jully.
Kedua, bila ibu positif COVID-19 dengan gejala sedang dan keluarga memilih untuk mengurangi risiko penularan pada bayi, maka ASI perah juga bisa menjadi salah satu jalan keluarnya.
Ketiga, bila ibu tanpa gejala atau bergejala ringan, tidak memungkinkan perawatan terpisah, keluarga menerima risiko bayi tertular, menolak pemisahan ibu dan bayi, maka Anda bisa menyusui secara langsung.
ADVERTISEMENT
"Namun tetap ingat, sebelum menyusui, harus prokes ketat, menggunakan masker, orang tua mengerti risiko bayi tertular, menjaga jarak 2 meter dengan bayi selama tidak menyusui," tutupnya.