Tidak Haid Selama Beberapa Bulan Tapi Negatif Hamil, Kenapa Ya?

21 Januari 2020 10:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Menstruasi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Menstruasi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Siklus haid atau menstruasi masing-masing wanita memang tidak sama. Ada yang memiliki siklus teratur, namun ada pula yang tidak teratur.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, siklus haid umumnya terjadi setiap 23-35 hari sejak hari haid terakhir. Jika melebihi dari itu, dapat dikatakan siklus haid Anda bermasalah atau tidak normal. Kondisi ini tak jarang membuat banyak wanita khawatir. Apalagi saat diperiksa, hasilnya ternyata negatif hamil. Kira-kira kenapa, ya?
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Ivan Sini, SpOG, dalam laman pribadinya mengatakan bahwa kondisi sering telat haid dikenal dengan istilah amenorrhea. Dokter yang juga praktik di Morula IVF Jakarta ini menjelaskan terdapat dua jenis amenorrhea, yaitu amenorrhea primer dan amenorrhea sekunder.
Amenorrhea primer adalah jika seorang wanita tidak pernah mengalami haid atau menstruasi di usia 16 tahun sampai selama hidupnya. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kelainan kromosom yang menyebabkan insufisiensi ovarium primer atau hilangnya fungsi normal indung telur sebelum usia 40 tahun.
ADVERTISEMENT
Sementara, amenorrhea sekunder terjadi ketika wanita memiliki siklus haid yang normal dan secara tiba-tiba tidak mengalaminya selama 3-6 bulan secara berturut-turut. dr. Ivan pun menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya amenorrhea sekunder.
ibu menyusui Foto: Shutterstock
Haid tak kunjung datang ketika Anda tengah menyusui si kecil. Ya Moms, biasanya kondisi ini terjadi pada ibu yang baru melahirkan dan menyusui bayi secara eksklusif. Siklus haid biasanya akan berhenti selama beberapa waktu karena adanya hormon prolaktin --hormon untuk memproduksi ASI menekan ovulasi. Itulah kenapa, menyusui eksklusif dikatakan bisa jadi salah satu cara untuk menunda kehamilan.
Perimenopause merupakan masa transisi yang akan dialami wanita ketika ia akan menuju masa menopause (berakhirnya haid). Saat masa perimenopause ini muncul, bukan hanya siklus haid saja yang hilang, melainkan akan mengalami beberapa gejala lainnya seperti hot flashes --sensasi kepanasan yang datang dari dalam tubuh, perubahan suasana hati, sulit tidur, dan bagian reproduksi menjadi kering.
ADVERTISEMENT
ilustrasi wanita cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock
Wanita yang memiliki banyak pikiran, masalah serta emosi tidak stabil dapat memicu siklus haid tidak teratur. Ya Moms, kondisi itu dapat memberikan sinyal negatif pada tubuh. Maka dari itu, sebisa mungkin Anda harus bisa menemukan cara terbaik untuk mengelola emosi.
Kondisi ini biasanya terjadi saat hormon seks pada wanita tidak berjalan dengan seimbang dan sering melibatkan resistensi insulin --kondisi tubuh tidak bisa menggunakan insulin secara efektif. Menurut dr. Ivan, hal ini dapat menyebabkan kista pada ovarium dan mencegah terjadinya ovulasi secara teratur.
Ilustrasi Perempuan Menstruasi Foto: Shutterstock/Dean Drobot
Kelenjar tiroid yang berada pada leher berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Selain itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan hormon pada tubuh seorang wanita. Nah Moms, jika kelenjar tiroid tidak bekerja normal, hal ini dapat menyebabkan berhentinya ovulasi dan siklus haid pun ikut terhenti.
ADVERTISEMENT
Rutinitas yang begitu padat tak hanya bisa mempengaruhi metabolisme tubuh wanita, tapi juga sistem reproduksinya. Ya, wanita yang memiliki aktivitas begitu padat setiap harinya berisiko mengalami kendala pada siklus haidnya.
Ilustrasi ibu menyusui obesitas Foto: Shutterstock
Sebuah studi di Australia, kata dr. Ivan, menunjukkan bahwa wanita dengan obesitas berisiko dua kali lebih besar mengalami kendala pada siklus haid bila dibandingkan dengan wanita yang memiliki berat badan normal.
Beberapa jenis obat-obatan seperti antidepresi, antipsikotik, kortikosteroid, antihipertensi, antihistamin, dan obat kemoterapi berpotensi menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur atau bahkan tertenti.
Untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang lebih pasti, Anda sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter ya, Moms.