Tips Membacakan Dongeng untuk Bayi Sesuai dengan Usianya

3 April 2021 10:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi membacakan buku cerita untuk bayi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membacakan buku cerita untuk bayi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Membaca dongeng merupakan salah satu cara untuk mempererat hubungan antara orang tua dan bayi. Selain itu, dongeng juga dapat membantu perkembangan anak Anda, Moms.
ADVERTISEMENT
Mendongeng bisa orang tua lakukan sejak si kecil masih bayi. Meski bayi belum memahami apa yang kita katakan, tapi mereka bisa mendengar dan menyimaknya dengan baik. Bayi akan mengembangkan kemampuan pendengaran dan penglihatannya saat ibu membacakan dongeng untuknya.
Selain itu, dongeng juga bermanfaat untuk mengasah kreativitas dan meningkatkan daya imajinasi anak. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk mengenalkan dongeng pada si kecil sejak dini.
Nah Moms, berikut adalah tips mendongeng untuk bayi berdasarkan usianya yang bisa Anda terapkan pada si kecil seperti dikutip dari Parents.

4 Tips Mendongeng untuk Bayi Berdasarkan Usianya

1. Usia 0-6 bulan
Ilustrasi buku sensori dari kain khusus untuk bayi Foto: Shutterstock
Fungsi penglihatan bayi baru lahir hingga usia 6 bulan masih berkembang. Menurut Profesor Pediatric Pamela High, MD, di Universitas Brown, Rhode Islands, sebaiknya ibu memilih buku cerita dengan sedikit teks dan gambarnya yang besar dengan warna cerah. Selain itu, pertimbangkan pula tentang hal-hal interaktif di dalam buku seperti cermin dan lubang intip di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Pada usia tersebut, memahami cerita dan kata-kata yang Anda ucapkan bukanlah hal yang utama bagi bayi. Tapi, mendengar Anda bercerita dengan berbagai ekspresi akan membantu si kecil mengasah fungsi pendengarannya dengan baik.
2. Usia 7-12 bulan
Menurut Profesor Perkembangan Manusia Cosby Rogers, PhD di Virginia Polytechnic Institute, di pertengahan tahun pertamanya, bayi mulai memahami beberapa kata dari cerita yang dibacakan ibunya. Mereka juga mulai memahami kata-kata dari kehidupan sehari-harinya, seperti ‘mama’ atau 'papa'.
Buku hanya dengan satu objek di dalamnya adalah pilihan terbaik pada usia ini. Saat bayi mendengar apa yang Anda baca dan merupakan kata-kata yang mereka kenali akan memperkuat kosakata yang dimilikinya. Anda juga bisa memperlihatkan gambar-gambar di dalam buku sambil memperagakan berbagai macam ekspresi dengan wajah, tangan hingga suara.
ADVERTISEMENT
3. Usia 13-18 bulan
Ilustrasi membacakan buku cerita untuk bayi. Foto: Shutter Stock
Pada usia ini Anda bisa memperkenalkan buku cerita dengan lebih banyak teks di dalamnya. Anda juga harus lebih ekspresif dalam memperagakan cerita, misalnya saat membaca cerita binatang, maka buatlah suara . Tak jarang hal ini akan membuat bayi terkekeh, meski mereka tidak memahami maknanya.
Menampilkan gambar-gambar dari objek asing yang tidak ditemui anak setiap harinya juga pilihan yang bagus, Moms. Ini baik untuk mengasah rasa keingintahuan si kecil. Mereka mungkin akan bertanya ‘Ini apa?’ atau hanya sekadar menunjuk gambar tersebut berharap Anda memberitahunya.
4. Usia 19-24 bulan
Para ahli mengatakan bahwa pada usia ini anak biasanya sudah mempunyai buku cerita favoritnya. Oleh sebab itu, mereka akan meminta Anda untuk membacakan buku itu secara terus-menerus. Meski terlihat membosankan, rupanya hal ini sangat bermanfaat untuk si kecil.
ADVERTISEMENT
Tidak apa-apa menuruti kemauan anak untuk membaca satu buku saja berulang kali, sebab ini akan membantu anak memperkuat kemampuan bahasanya. Anak akan memahami kata-kata dengan baik dan mengingatnya di lain waktu. Tapi, tak ada salahnya untuk sesekali mencoba untuk mengenalkan buku lain pada anak. Mulailah dengan buku cerita yang bergenre sama untuk menarik perhatian si kecil.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis