Tips Membesarkan Anak Laki-laki

8 April 2022 17:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ibu dan anak laki-laki. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu dan anak laki-laki. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda, begitu pula dengan anak laki-laki maupun perempuan. Jadi, bukan tidak mungkin jika membesarkan anak tentu memiliki tantangan sendiri.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, orang tua perlu menerapkan pola pengasuhan yang tepat dalam membesarkan anak laki-laki agar ia tumbuh menjadi pribadi yang baik. Lantas, bagaimana caranya?
Ilustrasi anak laki-laki dan anak perempuan. Foto: Shutter Stock

Hindari stereotip gender anak

Psikolog dan penulis buku Parenting Beyond Pink and Blue: How to Raise Kids Free of Gender Stereotypes, Christia Spears Brown, P.hD, menjelaskan di laman Good House Keeping, bahwa sebaiknya orang tua menghindari mengajarkan anak laki-laki soal stereotip gender sejak dini.
Misalnya, dengan menawarkan berbagai mainan dan aktivitas yang mungkin biasanya dianggap untuk anak perempuan. Berikan buku dan film yang menampilkan karakter masing-masing gender dan dalam peran gender non-tradisional, seperti perawat pria dan atlet wanita.
“Perlihatkan pada anak bagaimana Anda membagi tugas dengan pasangan di dalam rumah. Ayah dan ibu sama-sama mengerjakan tugas rumah tangga yang bersifat ‘feminin’ ataupun ‘maskulin’ secara bergiliran. Menghindari stereotip gender akan memberikan manfaat baik untuk anak dalam jangka panjang,” jelas dr. Christia.
ayah dan anak laki-lakinya Foto: Shutterstock

Ajarkan soal batasan pada anak

Mengajarkan batasan soal seksual sejak dini pada anak laki-laki dan perempuan sangat penting, Moms. Mulailah dengan memberi tahu si kecil bahwa dia berhak menentukan siapa yang boleh menyentuh tubuhnya dan siapa yang tidak.
ADVERTISEMENT
“Itu berarti semua orang, termasuk nenek, kakek, tante dan lainnya, harus mendapatkan izinnya sebelum mencium atau memeluknya. Jika dia menolak, jangan dipaksa,” kata psikolog sekaligus penulis buku berjudul Can I Kiss You?, Mike Domitrz, MD.
Jangan lupa untuk mengajarkan pada anak bahwa orang lain juga memiliki hak yang sama seperti dirinya. Beri tahu anak bahwa dia tidak boleh menyentuh seseorang tanpa seizin mereka.
ilustrasi anak laki-laki dan perempuan atau adik kakak Foto: Shutterstock

Cegah perasaan superioritas

Penelitian menunjukkan bahwa hampir 40% anak laki-laki merasa dirinya superior, artinya lebih pintar atau lebih berani dari anak perempuan. Pemikiran seperti ini hanya akan memberikan dampak buruk pada si kecil. Misalnya, anak mungkin terlibat kasus bullying di sekolah atau lingkungan pertemanannya. Nah untuk mencegahnya, doronglah anak untuk berteman dengan lawan jenis.
ADVERTISEMENT
“Semakin orang tua mendorong anak laki-laki untuk menghabiskan waktu dengan anak perempuan dan melihat mereka sebagai individu, semakin sulit bagi anak laki-laki untuk membuat stereotip bahwa dirinya lebih baik,” kata dr. Christia.
Ilustrasi anak emosi. Foto: Shutter Stock

Dorong emosi anak

Beberapa orang tua mungkin kerap memberitahu anak laki-lakinya untuk tidak menangis ataupun ngambek dengan berkata “anak laki-laki tidak boleh menangis” atau “jangan ngambek, kamu seperti anak perempuan.” Padahal, menurut psikolog anak Michael C. Reichert, Ph.D, pembicaraan seperti itu sangat berbahaya.
“Jika anak laki-laki terputus dari mengkomunikasikan perasaannya secara jujur, energi kekecewaannya tidak hanya berkurang atau hilang, tetapi itu dapat mendorong perilaku buruk dan menodai perasaan anak laki-laki tentang dirinya sendiri dan kehidupan secara umum,” jelas dr. Michael.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membebaskan anak laki-lakinya berekspresi dengan emosinya. Mendorong anak untuk mengungkapkan perasaannya secara jujur sangat baik untuk tumbuh kembangnya, Moms.