Unik! Tradisi Doljanchi di Korea Selatan untuk Rayakan Ulang Tahun Pertama Anak

18 Mei 2021 12:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi Doljanchi di Korea Selatan untuk Rayakan Ulang Tahun Pertama Anak. Foto: Wikimedia
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Doljanchi di Korea Selatan untuk Rayakan Ulang Tahun Pertama Anak. Foto: Wikimedia
ADVERTISEMENT
Setiap negara memiliki tradisi masing-masing untuk merayakan ulang tahun anak. Salah satunya adalah di Korea Selatan. Ya Moms, tradisi merayakan ulang tahun pertama anak di Korea Selatan ini disebut-sebut mirip dengan Upacara Tedak Siten atau turun tanah dari Jawa.
ADVERTISEMENT
Tradisi yang berasal dari masyarakat Jawa ini dilakukan saat bayi menginjak usia 7 atau 8 bulan. Upacara turun tanah ini dilakukan dengan harapan agar anak tumbuh kuat, mandiri dan mampu menghadapi rintangan hidupnya kelak. Pada tradisi ini, bayi akan dituntun untuk berjalan menginjak bubur yang terbuat dari 7 beras ketan, naik turun tangga, hingga dimasukkan ke dalam kurungan ayam bersama beberapa benda seperti, buku, bola, raket dan lainnya.
Lantas, seperti apa ya tradisi Doljanchi di Korea Selatan?

Mengenal Tradisi Doljanchi di Korea Selatan yang Mirip dengan Upacara Tedak Siten

Seorang bayi dimasukkan ke dalam kurungan pada prosesi tradisi Tedak Siten di Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (11/10/2020). Foto: Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO
Bila Upacara Tedak Siten dilakukan di usia 7-8 bulan, tradisi Doljanchi digelar saat perayaan ulang tahun pertama anak. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur karena bayi bisa hidup hingga usia 1 tahun.
ADVERTISEMENT
Dilansir Life in Korea, tradisi Doljanchi berawal dari banyaknya bayi di sana yang meninggal sebelum mereka berusia 1 tahun ketika Korea Selatan dilanda wabah penyakit. Apalagi, saat itu masyarakat Korea juga masih minim akan pengetahuan medis. Ditambah lagi, cuaca ekstrem yang kerap melanda menyebabkan tingginya angka kematian bayi.
Hal itu membuat bayi-bayi yang berhasil hidup akhirnya diberikan perayaan khusus Doljanchi. Pada perayaan tersebut, orang tua akan mengadakan sesi doa bersama sebagai rasa syukur atas tumbuh kembang serta kesehatan bayinya. Setelah itu, bayi akan melakukan upacara Doljabi menggunakan pakaian tradisional Korea.
Nah Moms, upacara Doljanbi ini rupanya sangat mirip dengan salah satu bagian tradisi Tedak Siten. Saat bayi dimasukkan ke dalam kurungan ayam dan diminta untuk memilih salah satu benda di sekitarnya. Masyarakat Jawa percaya, benda yang dipilih bayi akan menggambarkan masa depan si kecil kelak.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dengan upacara Doljabi. Bayi juga akan diletakkan di permukaan tanah dikelilingi benda-benda yang sudah disiapkan kedua orang tuanya dan dibiarkan untuk memilihnya. Mereka percaya bahwa benda yang dipilih sang anak dapat memprediksi profesi si kecil di masa depan.
Awalnya, orang tua akan meletakkan benda-benda seperti, anak panah, alat jahit, dan lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa orang tua akan meletakkan benda lain seperti, buku, bola, uang, mobil-mobilan, sampai stetoskop agar anak mempunyai profesi yang lebih modern.
Apabila bayi memilih buku, maka ia dipercaya akan menjadi seorang ilmuwan setelah dewasa nanti. Sementara jika anak memilih stetoskop, maka anak akan berprofesi sebagai seorang dokter kelak.
Setelah upacara dilakukan, acara selanjutnya adalah makan-makan bersama keluarga besar dan kerabat. Biasanya, akan disediakan makanan seperti sop rumput laut dan kue beras yang disebut "Dol". Tempat makanannya ditumpuk tinggi yang dipercaya melambangkan kehidupan bayinya.
ADVERTISEMENT
Setelah upacara Doljabi, biasanya setiap keluarga memiliki agendanya masing-masing. Namun upacara yang dianggap paling penting dari tradisi Doljanchi adalah Doljabi. Inilah mengapa upacara Doljabi pada tradisi Doljanchi dinilai sebagai bagian yang tidak boleh dilewatkan.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis
****
Saksikan video menarik di bawah ini: