Update Corona September 2020: 5 Hal yang Orang Tua Perlu Tahu

10 September 2020 17:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ayah dan anak pakai masker untuk cegah corona. - PTR Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ayah dan anak pakai masker untuk cegah corona. - PTR Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi corona hingga kini belum berakhir. Ya Moms, jumlah korban terinfeksi COVID-19 di Indonesia bahkan masih terus bertambah setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, kita pun dituntut untuk selalu waspada dengan menjaga kesehatan anak serta keluarga. Bila tidak darurat, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar anak tetap selalu berada di rumah untuk mencegah penularan virus corona.
Selain itu, kita juga harus tetap mencari tahu seputar informasi terkini terkait perkembangan pandemi corona. Dengan begitu, Anda bisa menentukan pilihan terbaik untuk keluarga dengan lebih bijak, Moms.
Nah, untuk memudahkan Anda membaca informasi seputar perkembangan terkini pandemi corona, berikut kumparanMOM rangkum beberapa hal yang perlu Anda ketahui.

Anies Baswedan Tarik Rem Darurat, Jakarta PSBB Ketat Lagi

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Foto: PPID Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan menarik rem darurat. Itu artinya, Jakarta kembali ke Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat.
ADVERTISEMENT
"Dalam rapat gugus tugas di Jakarta tadi sore disimpulkan kita akan menarik rem darurat, kita terpaksa terapkan PSBB seperti masa awal pandemi dulu. Bukan lagi PSBB transisi, tapi kita harus melakukan PSBB sebagai masa awal dulu," ujar Anies di dalam konferensi persnya di Balai Kota, Jakarta, Rabu (9/9).
Ya Moms, akan ada penyesuaian di beragam sektor. Mulai dari perkantoran yang kembali menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH), hingga tempat hiburan yang kembali ditutup.
"Tempat hiburan akan ditutup, kegiatan (wisata) Pemprov seperti Monas, Ancol, Ragunan, taman kota," ujar Anies saat konferensi pers, Rabu (9/9).
Sementara untuk kegiatan restoran, kafe, dan tempat makan lainnya masih diizinkan beroperasi. Namun, kata Anies, harus memberlakukan sistem take away.
ADVERTISEMENT
"Usaha makanan, restoran, kafe, diperbolehkan untuk tetap beroperasi, tapi tidak menerima pengunjung makan di lokasi karena kita menemukan di tempat inilah terjadi interaksi yang mengantarkan pada penularan," jelas Anies.
Anies menegaskan, Jakarta kembali melakukan PSBB secara ketat, sebagai bentuk pengereman darurat di tengah meningkatnya kasus infeksi virus corona.

Vaksin Merah Putih untuk Cegah Penularan Corona

Ilustrasi vaksin untuk corona. Foto: RDIF/Handout via REUTERS
Vaksin Merah Putih merupakan vaksin produksi dalam negeri yang tengah dikembangkan oleh LBM Eijkman sebagai lead Tim. Vaksin ini dikembangkan dengan metode protein rekombinan dan metode lainnya.
Menurut Menristik Prof. Bambang Brodjonegoro, vaksin merah putih menggunakan isolat virus COVID-19 yang memiliki karakteristik virus di Indonesia sehingga tingkat sensitivitas dan keefektivitasannya akan lebih besar.
ADVERTISEMENT
"Perkiraannya triwulan IV 2021 kita bisa produksi dalam jumlah besar. Dan nantinya akan melengkapi vaksin COVID-19 yang awalnya akan didatangkan pihak luar, terutama Sinovac China, dan G42 dari UEA," kata Bambang dalam konferensi persnya, Rabu (9/9).
"Harapannya vaksinasi bisa segera dikerjakan," lanjutnya.
Untuk mencapai hal itu, ada sejumlah proses yang harus dilewati terlebih dahulu. Mulai dari uji pada hewan hingga uji klinis tahap 1, 2 dan 3. Semuanya, dipastikan akan dilakukan dengan benar sehingga vaksin yang diproduksi nanti bisa bermanfaat bagi semuanya.
"Di mana targetnya akhir tahun ini uji pada hewan sudah bisa diselesaikan," ujarnya.
"Sehingga awal tahun depan, sekitar Januari, Eijkman bisa menyerahkan bibit vaksin tersebut kepada PT Bio Farma untuk kemudian dilakukan formulasi dalam rangka uji klinis, baik tahap I, II, dan III," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain memproduksi vaksin sendiri, Indonesia juga tengah melakukan kerja sama demi mempercepat ketersediaan vaksin. Beberapa vaksin yang sudah dalam pendampingan BPOM yaitu Sinovac dengan PT Biofarm, Sinofarm dengan Kimia Farma, G42 dari Uni Emirat Arab dengan Kimia Farma, dan vaksin Genexine dengan PT Kalbe Farma.

Kuota Internet Gratis untuk PJJ Murid dan Guru

Mendikbud Nadiem Makarim saat rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
Mendikbud Nadiem Makariem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR membeberkan pihaknya telah mendapatkan persetujuan dari Kemenkeu untuk subsidi kuota internet selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar online akibat pandemi virus corona, dan tunjangan profesi guru.
Nadiem menjelaskan total dua anggaran itu Rp 8,9 T, dengan rincian subsidi kuota internet atau pulsa senilai Rp 7,2 triliun selama tiga/empat bulan ke depan hingga Desember 2020. Nantinya untuk tiap siswa akan mendapatkan kuota internet 35 GB per bulan, sementara guru 42 GB.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui pasti kapan pemberian kuota internet gratis ini. Nadiem berjanji mempercepat akselerasi agar anggaran itu bisa segera cair.
"Ini kami akselerasi secepat mungkin biar bisa cair," tegas Nadiem.

Daerah di Indonesia dengan Kasus Aktif Corona Tertinggi

Ilustrasi ibu memakaikan masker kepada anak Foto: Shutterstock
Satgas COVID-19 membeberkan masih ada 11 kabupaten/kota di Indonesia yang masih memiliki kasus aktif corona di atas 1.000 per 6 September 2020.
Dalam data yang dijelaskan juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, Kota Semarang di Jawa Tengah menempati posisi pertama dengan kasus aktif virus corona terbanyak.
"Kota Semarang 2.591 kasus," ucap Wiku di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (8/9).
Berikut urutan 11 kabupaten kota dengan jumlah kasus aktif terbanyak:
ADVERTISEMENT
1. Kota Semarang (2.591 kasus)
2. Kota Medan (1.454 kasus)
3. Jakarta Timur (1.429 kasus)
4. Jakarta Barat (1.372 kasus(
5. Kota Makassar (1.363 kasus)
6. Jakarta Pusat (1.312 kasus)
7. Jakarta Selatan (1.149 kasus)
8. Kota Surabaya (1.116 kasus)
9. Kota Depok (1.043 kasus)
10. Jakarta Utara (1.043 kasus)
11. Kota Bekasi (1.025 kasus)
Jumlah ini meningkat dibandingkan data per 29 Agustus 2020, yang menunjukkan hanya 9 kabupaten/kota dengan kasus di atas 1.000. Kenaikan kasus hingga menembus 1.000 terjadi di Kota Bekasi dan Kota Depok.

Waspadai Klaster Keluarga

ilustrasi keluarga. Foto: Shutterstock
Dalam sidang kabinet yang diikuti para menteri Kabinet Indonesia Maju dan Komite COVID-19 itu, Jokowi mengingatkan soal berbagai klaster penularan virus corona yang mengancam saat ini. Salah satunya adalah klaster keluarga.
ADVERTISEMENT
"Hati hati, perlu saya sampaikan, hati hati yang namanya klaster kantor. Kedua, klaster keluarga, hati hati. Terakhir, klaster pilkada, hati-hati ini agar ini selalu diingatkan," kata Jokowi di Istana Negara.
Jokowi menilai, klaster keluarga dan klaster perkantoran harus diantisipasi karena selama ini pemerintah dan masyarakat terus fokus mencegah wabah corona di tempat-tempat umum. Padahal, risiko penyebaran virus corona di keluarga juga besar dan selama ini tak sedikit orang yang mengabaikannya.
"Karena selalu yang kita kejar adalah tempat-tempat umum, tempat publik. Tapi kita lupa, kita harus hati-hati dengan klaster keluarga karena kita di rumah merasa aman justru di situ harus hati hati," kata Jokowi.
"Dalam perjalanan kita masuk kantor, kita sudah merasa aman sehingga kita juga lupa di dalam kantor protokol kesehatan," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Preseiden Jokowi, Sekjen Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia - PDP, dr Erlang Samoedro juga mengatakan bahwa klaster keluarga kini menjadi salah satu penularan corona yang wajib diperhatikan. Anggota keluarga yang beraktivitas di luar rumah bisa saja menulari anggota keluarga lain, termasuk virus yang dibawa anak-anak.
"Bisa juga anak-anak yang main di sekitar keluarga, di sekitar lingkungan, datang membawa virus [corona] dan menulari ke yang lain, itu yang terjadi," ujar dr. Erlang Samoedro, dalam talkshow 'Klaster Keluarga dan Cara Menanganinya' di Graha BNPB, Senin (7/9).
Seorang anak yang masih memiliki imunitas kuat tak akan menyadari sudah ada virus di dalam tubuhnya. Ketika anak itu pulang bermain dan kontak dengan anggota keluarga yang rentan seperti lanjut usia dan comorbid, itu akan membahayakan.
ADVERTISEMENT
"Saran untuk deteksi awal, ketika kita merasa ada gejala, ada demam, batuk, pilek, nyeri badan, nyeri otot dan lain-lain, diare, cepat ke layanan kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut apakah terkena atau tidak. Ketika kita merasa punya gejala, hindari kontak dengan keluarga," tutur Erlang.
Oleh sebab itu, Moms, jangan biarkan anak Anda untuk bermain keluar rumah, meski hanya dengan teman-temannya di sekitar rumah. Ingat, kondisi pandemi corona belum menunjukkan perbaikan, dengan mengurangi intensitas bepergian keluar rumah, kita bisa mengurangi risiko penularan COVID-19.