Usia Anak Jelang Remaja, Moms? Ini Tips Pengasuhan yang Perlu Diketahui!

3 April 2023 14:30 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu dan anak praremaja. Foto: myboys.me/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak praremaja. Foto: myboys.me/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika anak sudah memasuki usia 9 hingga 12 tahun, itu artinya orang tua harus bersiap karena dia akan segera memasuki masa pubertas. Bila dulu ia selalu ingin dekat dengan Anda, maka nanti dia perlahan akan belajar lebih mandiri. Mereka pun akan mengalami perubahan secara fisik, kognitif, emosi, hingga sosialnya.
ADVERTISEMENT
Meski anak akan mengembangkan kemandiriannya, bukan berarti orang tua harus melepas dan membiarkannya sendiri. Ingat Moms, masa-masa praremaja berarti banyak yang sedang bergejolak dalam dirinya. Maka dari itu, Anda tetap harus mendampingi agar transisinya dari masa anak menuju praremaja menjadi lebih tepat.

Tips Pengasuhan untuk Anak Praremaja yang Orang Tua Perlu Tahu!

1. Belajar Mandiri Bukan Berarti Anak Menolak
Dikutip dari laman Child Mind, anak-anak praremaja umumnya akan condong untuk lebih banyak bermain bersama teman-temannya ketimbang ayah ibunya. Namun, ini bukan berarti mereka menolak untuk dekat dengan Anda lagi, atau mereka sedang berusaha melawan Anda. Justru orang tua diharapkan bisa memahami dan menerima proses transisi tersebut dan tetap pantau apa saja yang sedang ingin dieksplor oleh si kecil.
ADVERTISEMENT
2. Selalu Punya Waktu untuk Anak
Anak berusia menjelang remaja umumnya sudah mulai memahami mana yang ingin disampaikan ke orang lain dan mana yang tidak. Hal ini seringkali membuat mereka sulit bicara terbuka. Seorang Psikolog Klinis, Laura Kirmater, menyarankan orang tua tetap perlu memberikan perhatian penuh dan berusaha mendengarkan apa pun cerita yang ingin disampaikan anak. Cara ini tidak hanya tetap mengeratkan hubungan, tetapi mengembangkan interaksi antarpribadi kepada anak.
Ilustrasi anak praremaja. Foto: Shutterstock
3. Pendekatan Tidak Langsung
Jika ingin berperan sebagai pendengar yang baik, Anda bisa memposisikan diri agar tidak terlalu bertanya pada anak. Karena bisa ada kemungkinan dia jadi tidak nyaman karena terlalu 'bawel' lalu enggan menjawab pertanyaan orang tuanya. Jadi, buatlah anak mendatangi Anda sendiri, selalu berempati dengan apa pun yang mereka alami, dan dengarkan yang mereka katakan. Pendekatan ini sekaligus bisa menunjukkan pada anak bahwa Anda akan selalu ada untuknya, dan mereka diizinkan untuk mengeluarkan unek-unek atau perasaan.
ADVERTISEMENT
4. Menonton Bersama
Di usianya ini juga ia sedang penasaran dengan hal-hal baru yang belum pernah dilihatnya. Jadi, agar tontonannya tepat sesuai usianya, tidak ada salahnya Anda ikut nonton bersamanya. Justru Anda bisa membantu mengidentifikasi mana tontonan yang sesuai usianya, dan mana yang bersifat pendidikan maupun menghibur.
5. Edukasi Seks Tidak Tabu
Masih ada anggapan membicarakan soal reproduksi dan edukasi seks lainnya adalah hal tabu. Padahal orang tualah yang diharapkan lebih berperan dalam mengajari mereka edukasi seks karena Anda adalah orang terdekatnya. Jadi, ini adalah momen yang penting dalam memberikan informasi tepat, serta membangun fondasi kuat agar mereka tidak salah melangkah ke depannya, Moms.
Ilustrasi Ibu dan Anak Usia Praremaja Foto: Shutterstock
6. Jangan Bereaksi Berlebihan
Bila anak melakukan kesalahan, sebaiknya ayah dan ibu tidak memperburuk keadaan. Karena bila Anda bereaksi dengan emosi atau menangis, itu hanya membuat mereka jadi lebih kesal atau marah. Jadi, sebaiknya tenang, dengarkan masalahnya, lalu cari solusinya bersama.
ADVERTISEMENT
7. Berusaha Memahami
Bila anak sedang banyak bertanya atau ingin rasa penasarannya terjawab, maka Anda juga harus siap menjawabnya, lho! Sebab, bila Anda tidak peduli dan tidak menjawab pertanyaan anak, mereka akan melihat sosok orang tuanya tidak peduli dengan mereka.
Nah Moms, bila Anda punya anak perempuan yang sedang memasuki usia praremaja, coba dorong si kecil untuk lebih sering berolahraga. Sebab olahraga bisa meningkatkan kepercayaan dirinya, lho! Di sisi lain, bila mereka menekuni olahraga tertentu, anak akan cenderung berprestasi lebih baik di bidang akademis dan lebih sedikit punya masalah citra tubuh (body image).
Sementara bagi anak laki-laki, Anda bisa mengajarkan sisi emosional kepada mereka. Bahwa di sekitarnya ada yang namanya perasaan cinta, sedih, dan wajar bila anak laki-laki ingin menangis. Anggapan bahwa anak laki-laki harus selalu kuat haruslah diubah bahwa tidak apa untuk bersedih sebentar, tetapi anak harus tetap menjalani kehidupan di depannya.
ADVERTISEMENT
Jadi, buatlah pengasuhan anak seimbang meski kini ia mungkin tidak akan terlalu menghabiskan lebih banyak waktu bersama orang tuanya. Berikan dia kepercayaan dan jadilah tempat yang aman untuknya.
****
Dapatkan informasi terupdate seputar dunia parenting dan motherhood setiap hari hanya di Moms Update! Cari tahu informasi lengkapnya di sosial media kumparanMOM! Klik di sini