Usus Buntu pada Anak, Apakah Harus Dioperasi?

17 Mei 2021 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sakit perut. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sakit perut. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Radang usus buntu atau istilah medisnya apendisitis dapat menyerang siapa saja, tak terkecuali anak. Ini adalah suatu kondisi yang membuat bagian tengah perut terasa sakit dan mungkin akan hilang dengan sendirinya dan kembali muncul secara tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Dikatakan radang usus buntu jika apendiks --organ kecil yang menempel pada usus besar di sisi kanan bawah perut terinfeksi. Gejalanya pun bermacam-macam, mulai dari mual, muntah, perut bengkak, diare, hingga kehilangan nafsu makan.
Kids Health melansir, radang usus buntu sebagian besar menyerang anak-anak dan remaja usia antara 5-20 tahun. Penyakit ini juga disebut jarang terjadi pada bayi.
Lalu apakah anak yang mengalami usus buntu harus dioperasi?

Perlu Tidaknya Operasi Usus Buntu pada Anak

Ilustrasi anak alami usus buntu. Foto: Shutterstock
Menurut dr. Frieda Handayani K., SpA (K), Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Anak, rupanya tidak semua kasus usus buntu harus dioperasi. Sebab, harus dipastikan benar atau ada tolak ukur untuk memastikan pasien harus menjalani operasi.
ADVERTISEMENT
"Usus buntu tidak perlu maksudnya kalau misalnya dia sudah usus buntu, sudah positif usus buntu sih memang harus dioperasi. Tapi, terkadang kan belum usus buntu tapi sudah operasi duluan," kata dr. Frieda pada kumparanMOM.
"Jadi kita benar-benar harus make sure terlebih dulu itu sudah apendisitis atau belum dan perlu tindakan operasi (atau tidak). Kalau sudah apendisitis memang harus dioperasi," lanjutnya.
Sebagai orang tua, Anda pun harus memastikan benar tanda atau gejala yang tengah dialami anak. Setelah itu, Anda dapat segera ke dokter terdekat untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
Tidak semua kondisi usus buntut pada anak perlu dioperasi. Foto: Shutterstock
Untuk mengetahui apakah si kecil menderita radang usus buntu atau tidak, biasanya dokter akan memeriksa tanda-tanda sakit dan nyeri pada perut. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan seperti tes darah dan tes urin. Beberapa anak juga akan di rontgen pada bagian perut dan dada, melakukan USG, atau pemindaian CAT (computed axial tomography).
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan, barulah dokter biasanya akan melakukan skoring --apakah hasil dari tes tersebut mengindikasi anak terkena radang usus buntu atau tidak.
"Kalau yang perlu dioperasi itu sudah dari USG semuanya kelihatan (radang usus buntu), dari hasil darah, dari pemeriksaan fesesnya juga menunjang, berdasarkan skoring," ucapnya.
Dokter yang juga praktik di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Tangerang Selatan ini pun menyarankan kepada para orang tua untuk memberikan makanan yang kaya serat dapat menyehatkan sistem pencernaan si kecil. Hal ini diketahui juga dapat menekan risiko usus buntu pada anak.