Vaksin MMR, Apa Saja Risikonya?

16 Januari 2021 11:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemberian vaksin Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemberian vaksin Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Vaksin MMR perlu diberikan untuk melindungi anak dari penyakit Measles (campak), Mumps (gondong), dan Rubella (campak Jerman, rubela). Ketiga penyakit ini ditularkan melalui udara dari orang ke orang lain sehingga dapat dengan mudah menular dan menyebabkan infeksi.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang terbaru (2020), pada umur 9 bulan, anak diberikan vaksin MR, namun jika sampai umur 12 bulan belum pernah mendapatkan vaksin MR, maka dapat langsung diberikan vaksin MMR. Jika anak sudah berusia 18 bulan, bisa diberikan MR atau MMR.
Lalu ketika anak menginjak usia 5 hingga 7 tahun, mereka harus diberikan lagi vaksin MR atau MMR (biasanya akan diberikan dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS saat anak kelas 1 SD).
Namun saat bicara soal vaksin atau imunisasi apalagi untuk anak tercinta, orang tua umumnya ingin lebih dulu mengetahui apa saja risiko atau efek sampingnya.
Nah Moms, berikut kumparanMOM merangkumnya untuk Anda.
ADVERTISEMENT

Risiko Vaksinasi MMR

Risiko Vaksinasi MMR Foto: Shutter Stock
Dalam Informasi Vaksin untuk Orangtua yang dikeluarkan oleh Satgas Imunisasi IDAI dijelaskan, vaksin seperti juga obat dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan seperti reaksi alergi. Namun risiko vaksin MMR menimbulkan akibat yang serius atau kematian sangat kecil.
Mengutip IDAI, efek samping dari vaksinasi MMR adalah:
ADVERTISEMENT
Artinya, sebagian besar individu yang mendapat vaksin MMR tidak mendapat efek samping yang serius, Moms.
Sementara gondong dapat menyebabkan tuli hingga kemandulan, rubela dapat menyebabkan kelainan jantung hingga saraf dan campak dapat mengakibatkan kerusakan otak hingga kematian. Jadi jelas, vaksinasi tetap lebih baik daripada menderita ketiga penyakit ini.