Vaksin Sinovac untuk Anak 6-11 Tahun, Apakah Ada Efek Sampingnya?

6 November 2021 9:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin COVID-19 atau vaksin corona untuk anak.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin COVID-19 atau vaksin corona untuk anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Anak usia 6-11 tahun sudah boleh diberikan vaksin sinovac untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya terhadap virus corona. Ya Moms, BPOM telah mengizinkan penggunaan vaksin tersebut, karena dari segi keamanan dan imunogenisitas, vaksin sinovac terhitung telah memenuhi persyaratan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, menurut jubir vaksinasi Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi, vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun paling cepat dimulai pada tahun 2022. Sebab, pemerintah perlu menambah dulu stok vaksin dan juga melatih tenaga kesehatan untuk melakukan vaksinasi pada anak usia 6-11 tahun.
"Karena harus tambah vaksin dan latih nakes untuk vaksinasi pada anak kurang dari 12 tahun," jelas Nadia kepada kumparan pada Selasa (2/11).
Meski dipastikan aman untuk anak usia 6-11 tahun, namun bagaimana efek sampingnya pada anak? Apakah akan ada Kejadian Pasca-Imunisasi (KIPI) yang perlu dipahami orang tua? Moms, berikut penjelasan lengkapnya.

Penjelasan soal Efek Samping Vaksin Sinovac pada Anak 6-11 Tahun

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau vaksin corona untuk anak. Foto: Freepik
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Vicka Farah Diba, M.Sc, Sp.A, sinovac merupakan salah satu vaksin yang memiliki KIPI cukup rendah. Sekitar 13 persen pengguna vaksin sinovac, hanya merasakan nyeri atau bengkak lokal di bekas suntikan saja.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada demam, untuk yang sinovac. Jadi persiapannya, kalau memang terjadi nyeri (setelah vaksin) bisa diberi obat sesuai keluhannya,” kata dr. Vicka di acara Live Corona Update kumparan pada Jumat (5/11) .
Sehingga, jika anak mengalami KIPI usai divaksin sinovac, maka siapkan saja obat sesuai gejala. Misalnya sebagai pereda nyeri atau demam, anak bisa minum parasetamol. Namun, jika ternyata anak tidak mau minum obat-obatan, maka boleh dikompres di bekas suntikan yang bengkak.
“Boleh diberikan obat nyeri atau kalau nggak suka minum obat, anaknya susah minum obat, ya kompres ya boleh, dikompres bisa, jadi itu bisa menghilangkan bengkak atau nyeri lokal,” jelas dr. Vicka.
Petugas kesehatan memberikan dosis pertama vaksin corona Sinovac kepada anak-anak di Bogota, Kolombia. Foto: Luisa Gonzalez/REUTERS
Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI), Hindra Satari, juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melakukan vaksinasi sinovac ke anak 6-11 tahun.
ADVERTISEMENT
Walaupun memang ditemukan beberapa gejala ringan dan sedang pada anak setelah vaksinasi, seperti nyeri pada bagian tubuh yang disuntik. Akan tetapi, hal itu masih tergolong wajar dan tidak menurunkan tingkat keamanannya.
Apalagi sinovac memiliki daya lindung tinggi pada anak, dalam fase satu adalah 100 persen dan 86,8 persen dari dosis menengah. Sementara di fase dua, terdapat daya lindung sebesar 93 sampai 98 persen untuk dosis rendah dan 98 hingga 100 persen untuk dosis menengah.
“Jadi kesimpulannya, vaksin sinovac pada anak aman dan daya lindungnya tinggi,” kata Prof. Hindra, seperti dikutip dari Antara, Kamis (4/11).